SUARA USU
Buku

Ting!: Kehilangan Arah Bukan Akhir dari Segalanya

Oleh: Indri Febrina

“Sebuah ‘cerita kehidupan’ belum tentu membuatmu bahagia. Tetapi memahami jalan ceritanya membuatmu bersyukur cerita itu pernah ada,” – Priyanto Chang

Suara USU, Medan. Hidup tidak berjalan sesuai keinginan, banyak rintangan dan cobaan yang tiada hentinya menerpa. Tidak sedikit rintangan itu sulit teratasi dan cobaan itu membawa kita kepada pribadi yang baik atau justru sebaliknya menjadikan kita pribadi yang buruk, semua tergantung bagaimana kita mengatasi dan menghadapinya.

Buku “Ting!” karya Priyanto Chang yang diterbitkan pada tahun 2020 ini mengulas kisah nyata seseorang yang mengalami kehidupan yang tidak mudah sedari kecil. Buku yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan beberapa dialek Jawa, membuat siapa saja yang membaca buku ini mendapatkan wawasan mengenai istilah-istilah Jawa.

Buku ini mengisahkan Ting kecil yang merupakan seorang anak keturunan Tionghoa, hidup sederhana bersama kedua orang tua serta adiknya. Semua keinginan yang didapatkan teman-teman sejawatnya tidak bisa didapatkan oleh Ting.

Ia selalu menggunakan tas butut menjadikannya bahan ejekan teman sekelasnya dan membuat Ting berkelahi di sekolah. Hal ini menyebabkan Mama-nya marah besar.

Tindakannya itu membuat ia harus dibuang di tempat sampah karena kenakalannya. Tetapi, Papa-nya atau sering disapa Kohde adalah penolong satu-satunya yang menjadi garda terdepan bagi Ting. Kohde adalah orang baik yang selalu menolong orang padahal ia sendiri sedang tidak baik-baik saja. Tiada hentinya cobaan mendatangi rumah tangga itu, hingga pada suatu ketika, Kohde meninggal karena kecelakaan yang disebabkan oleh adik dari Kohde.

Setelah Kohde meninggal, Ting menjalani hidup dengan banyak kekejaman dunia. Ting diincar oleh saudara-saudara Kohde karena menjadi cucu sulung ahli waris. Adik Kohde yang merupakan paman Ting mencoba mengincar harta Ayah-nya dengan meneror Mama Ting hingga sakit jiwa.

Hal-hal buruk yang terjadi setelah Ayah Ting meninggal membuat Ting memilih untuk kabur dari rumah. Di dunia luar, ia melakukan banyak pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Buku “Ting!” menginspirasi kita bahwa semua masalah pasti ada solusinya serta harus selalu berbuat baik kepada semua orang. Jika kita selalu berbaik hati, setiap hari adalah hari yang baik dan kita akan bisa hidup tenang. Hidup sederhana adalah salah satu bentuk rasa syukur untuk kamu yang masih berkecukupan, tidak selalu keinginan kita harus terpenuhi.

Tantangan seperti apa yang akan dihadapi Ting? Hidup seperti apa yang akan dijalaninya? Dan Bagaimana kelanjutan hidup Ting? Sobat Suara USU tertarik ngga nih untuk membaca kisah Ting? Jangan lupa untuk selalu berbuat baik ya, Sobat Suara USU!

 

Redaktur: Anggie Syahdina Fitri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Membangun Hubungan yang Positif: Panduan Praktis Dale Carnegie dalam ‘How to Win Friends and Influence People’

redaksi

Mengkaji Kehidupan Manusia di Zaman Purba dalam Buku “SAPIENS”

redaksi

Belajar Mengontrol Emosi dalam Buku Don’t Let Your Mood Become Your Attitude karya Lemon Psychology

redaksi