Oleh: Miranda Avini Situmorang
Suara USU, Medan. Ombus-ombus merupakan kue tradisional yang terbuat dari tepung beras atau ketan, kelapa parut, dan gula merah. Makanan yang sudah lama menjadi bagian dari budaya Batak tersebut sangat enak disajikan bersama kopi atau teh hangat. Rasanya legit, teksturnya lembut, dan sedikit gurih.
Proses pembuatan ombus-ombus memerlukan keterampilan dan kesabaran. Setelah semua bahan dicampur, adonan dibentuk bulat atau lonjong dan diletakkan di atas potongan daun pisang. Daun pisang kemudian dilipat dengan rapi dan diikat dengan tali dari serat daun pisang atau bahan lain yang alami. Tahap pengukusan adalah yang paling penting karena memastikan ombus-ombus matang dengan sempurna dan mendapatkan tekstur yang ideal. Dalam bahasa Batak, ombus-ombus berarti tiup-tiup. Pemberian nama itu sendiri dikarenakan ombus-ombus lebih nikmat jika disantap saat panas.
Ombus-ombus pertama kali dibuat oleh Musik Sihombing pada tahun 1940. Saat itu, pergerakan ekonomi masyarakat di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara meningkat karena adanya aktivitas perdagangan. Dahulu, masyarakat Batak Tapanuli mengatakan bahwa ombus-ombus dibuat sebagai ucapan syukur atas hasil panen padi. Selain itu, ombus-ombus juga mulai disajikan dalam upacara adat masyarakat Batak, seperti acara pernikahan, acara kematian, arisan, syukuran, hingga kelahiran. Melansir dari Journal of Research in Humanities and Social “Ombus-Ombus: Traditional Food From Batak”, ombus-ombus pertama kali dibuat oleh Musik Sihombing pada tahun 1940.
Dalam budaya Batak Toba, ombus-ombus memiliki makna simbolis yang mendalam. Kudapan ini sering disajikan sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada tamu. Selain itu, bentuknya yang bundar melambangkan kebersamaan dan keutuhan keluarga. Membuat dan menyajikan ombus-ombus juga dianggap sebagai bentuk pelestarian warisan budaya yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ombus-ombus tidak hanya digemari oleh masyarakat Batak Toba, tetapi juga oleh wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara. Banyak yang tertarik untuk mencicipi dan mempelajari cara pembuatannya. Kudapan manis ini menjadi salah satu daya tarik kuliner daerah yang mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. Dengan cita rasanya yang khas dan proses pembuatannya yang sarat akan nilai-nilai tradisional, ombus-ombus tetap menjadi bagian penting dari identitas kuliner Batak Toba.
Jadi, bagaimana Sobat SuaraUSU, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?
Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.