SUARA USU
Buku

Dunia Anna, Merenungkan Eksistensi Manusia dan Semesta

Penulis: Miranti Perangin Angin

Suara USU, Medan. Dunia Anna merupakan sebuah novel filsafat semesta yang ditulis oleh Jostein Gaarder, yang juga merupakan penulis dari Dunia Sophie. Buku Dunia Anna ini memiliki fokus utama tentang kondisi planet biru yang sedang tidak baik-baik saja. terutama tentang perubahan iklim dan dampak dari pemanasan global.

Pernahkan kamu memikirkan atau membayangkan bagaimana kondisi bumi di masa yang akan datang?

Nah, pada buku ini kamu akan diajak untuk berimajinasi melihat kondisi Bumi di masa depan. Nova merupakan cicit dari Anna yang hidup di tahun 2028, Nova datang ke mimpi Anna dan menjelaskan kondisi bumi pada tahun 2028 yang tidak seindah dulu karena banyaknya spesies yang punah, tanah-tanah yang tenggelam, kutub yang meleleh, dan kondisi kerusakan lainnya. Nova pun menuntut kepada Anna untuk mencari cara dan mengembalikan kondisi bumi agar kembali menjadi asri lagi dengan tidak adanya penggundulan hutan, kerusakan lingkungan, dan kepunahan.

“Ada begitu banyak hal tentang masa depan yang aku tidak tahu. Yang aku tahu adalah bahwa aku akan ikut serta untuk memberikan bentuknya. Dan mungkin, dengan cara ini, aku telah memulai dengan sebuah langkah kecil.”

Kutipan dari buku Dunia Anna tersebut mengajak para pembacanya untuk berani memulai langkah-langkah kecil yang nantinya akan membentuk masa depan, karena setiap tindakan yang kita lakukan kelak akan memiliki dampak di masa depan sehingga kita harus melakukan hal-hal yang positf.

Buku yang terbit tahun 2014 ini dikemas dengan kata-kata yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca, serta mengangkat kisah yang ringan namun memiliki makna mendalam. Melalui buku ini, penulis berusaha menyadarkan dan mengajak kita untuk memberikan perhatian lebih kepada kondisi alam yang semakin hari kian memburuk.

Novel ini sangat direkomendasikan terutama bagi generasi yang merupakan agent of change. Kita harus menyadari bahwa akan ada generasi selanjutnya yang menempati planet Bumi, oleh karena itu kita tidak boleh egois dalam menggunakan dan mengelola alam supaya anak cucu kita kelak dapat merasakan kondisi alam yang baik pula.

Redaktur: Tania A. Putri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Seni Mencintai dari Erich Fromm : Ajari Aku Cara Mencintaimu

redaksi

Mempertanyakan Arti Menjadi Manusia dalam Buku Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-Kupu

redaksi

Menikmati Keresahan dan Keindahan Sederhana dalam “Hap! Puisi Milik Semua” 

redaksi