SUARA USU
Buku Opini

Mengkaji Psikologi Feminis Melalui Buku Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan

Sumber foto: www.fimela.com

Oleh : Vimelia Hutapea

Pada dasarnya, feminisme adalah ideologi pemberdaya perempuan. Feminisme menekankan bahwa perempuan juga bisa menjadi subjek dalam segala bidang dengan menggunakan pengalamannya sebagai perempuan dan menggunakan perspektif perempuan tersebut yang biasanya selalu beranjak dari sudut pandang laki-laki. Lalu bagaimana jika feminisme ini dibahas dan digabungkan bersama dengan psikologi perempuan?

Ester Lianawati membahas psikologi dan feminisme ini bersamaan dalam buku ‘Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan’ yang terbit pada tahun 2020 dan menjadi salah satu buku nonfiksi terlaris pada saat itu. Buku ini memiliki footnote informatif dan referensi yang lumayan banyak.

Salah satu keunikan buku ini terletak pada judulnya yang cukup berani, menggunakan kata ‘serigala’ padahal stigma serigala adalah hewan buas (liar). Penulis menuliskan serigala sebagai binatang penyayang dan pelindung, setia pada pasangan, tidak bergantung kepada pasangannya, mampu melindungi diri sendiri, anak dan kelompoknya. Menurut Ester, ada kesamaan antara perempuan dan serigala betina. Jika banyak perempuan tidak menyadarinya, itu karena ‘keliaran’ perempuan sejak lama telah ditekan oleh masyarakat.

Buku Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan berisi esai-esai yang informatif, inspiratif, dan menggugah terkait dunia perempuan. Kita diajak untuk ikut mendiskusikan berbagai macam teori psikologi feminis, perkembangan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan perempuan, dan juga membuka wawasan kita lebih dalam lagi soal diri kita sebagai perempuan.

Buku ini benar-benar sangat penting untuk dibaca oleh semua kalangan. Beberapa poin yang bisa diambil dari buku ini adalah sebagai berikut.

  1. Kita akan lebih memahami soal kompleksitas kehidupan yang akan kita jalani sebagai perempuan, sekaligus menemukan kekuatan dan keberanian untuk menjadi perempuan yang berani membuat pilihan terbaik dalam hidup.
  2. Mengetahui feminisme dalam konteks sejarah psikologi dan mengetahui peran feminisme di kehidupan sehari hari.
  3. Setiap tulisan disampaikan dengan sangat runut, dilengkapi dengan bukti-bukti penelitian terkini dan fakta-fakta yang mendukung setiap topik tulisan.
  4. Bagaimana cara mendeteksi adanya pelecehan maupun kekerasan seksual yang terjadi pada anak.

Erikson berteori “Anatomy is Destiny,” perempuan hanya berada dalam ruang dalam (inner space), ruang domestik, bukan ruang publik yang menyebabkan perempuan identik dengan merawat dan mengasuh. Over-exposure, beauty standard dan tuntutan untuk menjadi sempurna kepada perempuan juga cenderung lebih beragam. Kesempurnaan perempuan dinilai sebagai harga dirinya, padahal dengan ketidaksempurnaan pun dirinya tetap berharga.

Dari buku ini kita belajar bahwa perempuan juga bisa ikut andil dalam masyarakat, bukan dianggap sebagai pesaing. Menemukan kualitas diri dan diakui adalah salah satu pencapaian perempuan yang harus dihargai.

Redaktur: Yuni Hikmah


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Jalani Tes Kepribadian di Internet, Self-Diagnosis Berujung Penyakit Mental

redaksi

Pandemi Covid-19, Sebuah Rumah Makan Gulung Tikar

redaksi

Menciptakan Komunikasi Efektif Melalui Buku “Bicara Itu Ada Seninya”

redaksi