SUARA USU
Uncategorized

Pola Perilaku Konsumtif atau Hedonisme dan Potensinya Merusak Nilai- Nilai Pancasila

Oleh: Herdy Ansyari Harahap / Dyao Odin Andani Damanik / Afiadara Annafadusyifa Adam / Rasmi / M. Rifky Apriansyah Ginting / Bariq Mubarak Bintang    

Suara USU, Medan. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi informasi mendorong terjadinya kegiatan lintas batas negara baik dalam bidang ekonomi,sosial-budaya, industri, teknologi dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar setiap negara dapat memenuhi kebutuhannya yang tak dapat dipenuhinya dengan kemampuan sendiri sehingga membutuhkan negara lain. Fenomena ini dikenal dengan globalisasi. Adanya kemajuan ini tentu akan mempermudah masyarakat dalam melakukan sesuatu. Masyarakat tidak lagi kesulitan mencari produk atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan. Seiring berjalannya waktu kemudahan yang ada justru membuat masyarakat semakin konsumtif. Masyarakat sebagai konsumen tidak lagi membeli barang untuk memenuhi kebutuhan tetapi juga untuk memenuhi hasrat keinginan terlepas dari apakah mereka membutuhkan barang tersebut.

Banyaknya barang yang beredar dipasar tentunya akan semakin beragam barang yang dapat ditawarkan kepada masyarakat. Individu atau konsumen yang membeli atau memakai barang bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan, tetapi untuk  alasan-alasan kurang berguna seperti tren, gengsi, pamor,  atau bahkan hanya sekadar tidak ingin ketinggalan dan berbagai macam alasan yang kurang penting yang dimana hal tersebut dapat meningkatkan sikap konsumtif. Perilaku konsumtif ini banyak melanda semua kalangan baik mahasiswa maupun yang sudah bekerja. Mahasiswa yang notebene nya masih labil memiliki kecenderungan untuk mudah terbujuk untuk membeli suatu barang yang tidak diperlukan. Mahasiswa yang cenderung masih mencari jati dirinya banyak terjebak dalam gaya hidup yang terlalu materialistis atau hedonis.

Perilaku tersebut tidak hanya melanda mahasiswa atau remaja tetepi juga pada orang dewasa yang sudah bekerja. Banyak dari mereka yang bekerja mengumpulkan uang, kemudian pergi berlibur atau menghadiri konser kesukaan mereka. Masyarakat yang terjebak dalam lingkaran perilaku konsumtif ini seringkali menghabiskan uang hanya untuk hal-hal sifatnya keinginan semata bukan kebutuhan, seperti luxury item baik gawai, pakaian branded dan lainnya.

Gaya hidup yang konsumtif ini akan berujuang pada apa yang disebut dengan hedonism. Hedonisme merupakan gaya hidup yang menitikberatkan kenikmatan, kemewahan, dan kesenangan pribadi diatas segalanya. Salah satu tokoh yang menjadi pelopor hedonisme adalah Epicurus, ia mengatakan “Bergembiralah engkau hari ini, puaskan nafsumu karena besok engkau akan mati”. Pandangan atau paham ini tentunya akan menyebabkan terjadinya degradasi moral. Perilaku yang ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya tentunya berpotensi akan merusak nilali-nilai moral bangsa yang sesuai Pancasila. Sila kelima Pancasila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai tidak menggunakan sesuatu untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

Apa yang dapat dilakukan agar kita terhindar dari perilaku konsumtif dan hedonisme? Ada beberapa hal yang dapat kita lakuakan yaitu:

  1. Pertimbangkan sebelum membeli sesuatu, prioritaskan hal-hal yang memang merupakan kebutuhan tidak hanya sekedar keinganan yang tak berguna.
  2. Batasi dan bentengi diri dari pengaruh globalisasi atau westernisasi.
  3. Jangan selalu memandang keatas, pandanglah kebawah untuk mengingat ada takdirnya tidak seberuntung anda.
  4. Tidak perlu haus akan validasi orang lain
  5. Tidak perlu takut jika ketinggalan sesuatu atau fear of missing out.
  6. Batasi diri saat ingin melakukan self reward

Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dengan Dosen Pengampu Onan Marakali Siregar, S.Sos., M.Si.

Redaktur: Feby Simarmata


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pentingnya Pemahaman Wawasan Nusantara di Era 4.0

redaksi

Pentingnya Penerapan Strategi Pemasaran Produk Terhadap UMKM (Nokka Cafe)

redaksi

Menghargai Warisan : Memaknai Upacara Hari Besar Nasional

redaksi