SUARA USU
Film

“The Boy and The Heron” (Kimitachi wa Dō Ikiru ka): Belajar Menerima dan Menemukan Makna Hidup di Tengah Kehilangan

Oleh: Jesika Yusnita Laoly

Suara USU, Medan. “The Boy and the Heron” (Kimitachi wa Dō Ikiru ka) adalah cerita yang berlatar belakang Jepang pada tahun 1942, tepatnya di tengah-tengah Perang Dunia II. Film ini mengisahkan perjalanan Mahito Maki, seorang anak laki-laki yang terguncang oleh kematian ibunya, Hisako, dalam kebakaran di rumah sakit tempat ibunya bekerja.

Setelah tragedi itu, Mahito dan ayahnya, Shoichi, meninggalkan Tokyo dan setahun kemudian, Shoichi menikah lagi dengan adik perempuan mendiang istrinya, Natsuko. Keluarga itu pindah ke pedesaan dan tinggal di sebuah rumah bersama beberapa perawan tua yang bekerja sebagai pembantu di rumah mereka. Di desa tersebut, ayah Mahito memiliki sebuah pabrik pesawat tempur. Di sisi lain, Natsuko yang sedang hamil terus mencoba mendekati Mahito, namun Mahito yang masih berduka dan terus bergulat dengan kesedihan memperlakukannya dengan dingin.

Saat Mahito berjuang dengan perasaannya dan beradaptasi dengan kehidupan di pedesaan, dia mulai diganggu oleh burung heron misterius yang mengatakan bahwa ibunya masih hidup. Keingintahuannya membawanya pada sebuah petualangan ketika dia mengejar burung heron itu hingga ke menara yang hancur dan tersegel di hutan dekat rumahnya. Di sana, Mahito membuat busur dan anak panah dari bulu burung heron dan memulai petualangan serunya untuk mencari ibunya dan menyelamatkan bibinya Natsuko dalam dunia magis. Dalam perjalanannya, Mahito harus mengatasi berbagai rintangan dan bertemu dengan makhluk-makhluk magis. Namun, ia tidak sendirian sebab Mahito dibantu oleh Grey Heron dan Nona Himi (ibu mahito versi kecil).

Cerita ini menggambarkan perjuangan Mahito dalam menghadapi suka duka kehilangan orang yang dicintai. Dengan nuansa era Perang Dunia II, kematian yang mendalam, serta petualangan magis dengan Burung Heron, Nona Himi dan karakter lainnya, cerita ini menawarkan pengalaman emosional dan penuh makna tentang bagaimana mengatasi kesedihan dan menemukan kehidupan baru di tengah perubahan.

“Kimitachi wa Dō Ikiru ka” juga memberikan pesan tentang kekuatan penerimaan dan keberanian dalam menghadapi kehilangan, sambil mengeksplorasi hubungan antara Mahito, ayahnya, dan Natsuko dalam mengatasi trauma masa lalu. Film ini juga menggambarkan keindahan dan keajaiban dalam pencarian Mahito yang mengarah pada pertumbuhan karakter dan penemuan arti hidup yang baru.

Kisah “The Boy and The Heron” menginspirasi kita untuk bersyukur atas kehidupan yang kita jalani saat ini. Cerita ini juga memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kita terus melanjutkan hidup, bahkan ketika kita dihadapkan pada masa lalu yang penuh kesedihan dan rasa pahit. Dengan menggambarkan perjalanan karakter utama yang mampu melepaskan beban masa lalu, cerita ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam kenangan yang menyakitkan dan untuk fokus pada kebahagiaan dan kedamaian saat ini.

Selain itu, “The Boy and The Heron” juga mengajak kita untuk menghargai setiap aspek kehidupan dan bersyukur atas segala anugerah yang telah diberikan. Pesan moral ini menjadi semakin mendalam dengan dorongan untuk peduli dan menyayangi orang-orang di sekitar kita yang dengan tulus mencintai dan peduli kepada kita. Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenung, bersyukur, dan menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang yang memberikan warna dan makna dalam kehidupan kita.

Film ini diadaptasi dari karya Genzaburo Yoshino yang berjudul “Do You Live?” yang diterbitkan pada 1937 dan disutradarai oleh Hayao Miyazaki untuk Studio Ghibli. Soma Santoki memberikan suara kepada pemeran utama, Mahito Maki, sementara Masaki Suda mengisi suara burung cangak abu-abu. Film ini juga dimeriahkan oleh para pengisi suara lainnya seperti Aimyon, Yoshino Kimura, Shohei Hino, hingga Ko Shibasaki. Takuya Kimura, seorang aktor ternama, memberikan penampilan spesial sebagai ayah Mahito.

“The Boy and the Heron” ditayangkan perdana di Jepang pada 14 Juli 2023, sebelum kemudian tayang di beberapa festival film. Film ini juga sudah tayang di Indonesia sejak 13 Desember 2023. Bagi teman-teman yang ingin menonton film ghibli fantasi dengan animasi yang memanjakan mata, yuk, tonton “The Boy and The Heron” di bioskop kesayangan Sobat Suara USU!

Redaktur: Tania A. Putri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Only Yesterday : Yang Lalu Hanya Menjadi Kemarin dan Saat Ini Hari Ini

redaksi

Serial Korea D.P., Bawakan Kisah Senioritas dan Perundungan dalam Instansi Militer Korea Selatan

redaksi

Sinkhole, Fenomena Lubang Pembuangan yang Menelan Bangunan Apartemen

redaksi