Bincang Keputrian Bertema “Being Muslimah in South Korea” oleh BTM Aladdinsyah S.H

Reporter: Cahya Muty Salsabila | Diva Zia Yamairy Helmi

Suara USU, Medan. Pada tanggal 15 Maret 2024, hari Jum’at lalu, Divisi Keputrian BTM Aladdinsyah S. H menggelar acara “Bincang Keputrian” yang menghadirkan narasumber yang inspiratif, Shofiyyah Adilah, mahasiswa UIN Sumatra Utara Medan. Shofiyyah adalah Delegation Student Exchange Program dari Kota Medan ke Gwangju City tahun 2023, sebuah program kerja sama antara Kota Medan dengan Kota Gwangju di Korea Selatan.

Acara ini dipimpin oleh ketua divisi keputrian BTM Aladdinsyah SH, Savira Yunita, sebagai bagian dari upaya untuk memperluas wawasan kemuslimahan bagi para mahasiswi. Dalam pembukaannya, Savira menjelaskan bahwa kegiatan “Bincang Keputrian” merupakan program kerja divisi keputrian yang dilakukan secara kondisional.

Tema yang diusung pada acara kali ini adalah “Being A Muslimah in South Korea”, sebuah topik yang sangat relevan mengingat minat yang besar dari banyak mahasiswi terhadap Korea Selatan. Namun, yang menarik adalah fokus acara ini bukanlah pada hal-hal klise seperti oppa-oppa Korea, melainkan pada kehidupan sehari-hari seorang muslimah di negara tersebut.

Pencarian narasumber untuk acara ini dilakukan melalui media sosial, dengan menghubungi akun Instagram bernama macha.id yang relevan dengan tema yang diangkat. Persiapan acara dilakukan sejak H-7, dengan tantangan utama dalam mencari narasumber yang sesuai dan mengelola jadwal antar anggota yang padat. “Kami ingin menggali lebih dalam bagaimana kehidupan muslimah di Korea Selatan, di mana kami tahu bahwa Islam masih menjadi minoritas di sana,” ujar Savira dalam pernyataannya.

Meskipun acara ini dilakukan secara online, Savira berharap kedepannya bisa diselenggarakan secara full offline, guna memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi peserta. Untuk menyebarkan informasi tentang acara ini, Savira menjalin kerjasama dengan komunitas-komunitas kemuslimahan lainnya dan mengundang mereka sebagai media partner.

Acara “Bincang Keputrian” kali ini tidak hanya membahas aspek agama, tetapi juga gaya hidup muslimah di luar negeri. Melalui cerita pribadi Shofiyyah, peserta diajak untuk termotivasi dan yakin bahwa sebagai muslimah, mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di negara-negara minoritas muslim. “Jangan pernah takut dengan identitas kita sebagai muslimah dengan hijab yang kita gunakan. Kita unik, dan beranilah menunjukkan keunikan tersebut,” ungkap Shofiyyah.

Shofiyyah Adilah juga turut membagikan tips dan trik bagi muslimah untuk menjalani kehidupan dan ibadahnya di negara asing, terutama di Korea Selatan. Salah satu tips yang ia sampaikan adalah konsistensi dalam menjaga ibadah walaupun di lingkungan yang berbeda. “Jangan pernah lepas dari ibadah, walaupun di negara minoritas muslim,” ungkapnya. Selain itu, ia juga menyarankan agar muslimah selalu memperhatikan pola makan yang halal, mengingat di negara-negara tertentu mungkin sulit untuk menemukan makanan halal dengan mudah. “Kita harus ekstra berhati-hati dengan apa yang kita konsumsi,” tambahnya.

Bagi mereka yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan restu dari orangtua untuk belajar di luar negeri, Shofiyyah memberikan beberapa saran. Pertama-tama, ia menekankan pentingnya berkomunikasi secara baik dengan orangtua dan menjelaskan dengan jelas alasan dan manfaat yang akan didapatkan dari pengalaman tersebut.

Dengan semangat untuk memperluas wawasan kemuslimahan dan memberikan inspirasi bagi para mahasiswi, acara “Bincang Keputrian” BTM Aladdinsyah berhasil berjalan lancar. “Saya berharap para peserta juga mungkin ingin menambah ilmu di luar negeri yang mana mayoritas islam nya kurang jadi lebih tahu persiapannya apa aja yang harus dilakukan dan percaya bahwa Allah selalu melindungi hamba nya dimanapun ia berada, untuk mencapai kesuksesan sampai keluar negeri juga merupakan takdir dari Allah yang sudah ditetapkan tidak mudah berkecil hati jika belum memiliki kesempatan dapat menambah ilmu ke luar negeri,” tutup Savira.

Redaktur : Khalda Mahirah Panggabean