SUARA USU
Entertaiment Featured

Elokaration Di Rumah Cendi, Sebuah Cerita di Bumi Rafflesia

Oleh: Tania A. Putri


Suara USU, Medan.
“Aku ikut masuk ke dalam kisahnya. Sebagai penyambung wangi kembang di hatinya, yang kemudian merekah ruah di Bumi Rafflesia.”

Benar adanya pepatah yang mengatakan ‘sudah jatuh tertimpa tangga pula’. Ditolak oleh universitas impian saja sudah sedih rasanya, ditambah mendapat kabar bahwa kekasih tercinta yang paling lantang mendukung mimpi selingkuh dengan sahabat sendiri. Jelas patah hati

Hal malang ini dialami oleh seorang gadis bernama Eloka Nandari. Sakit hati membuatnya harus merelakan kampus impian dan beralih menapaki jalan hidup baru di tanah kelahirannya.

Cerita bermula dari kepulangan Eloka ke rumah Oma di Bengkulu yang kebetulan bersebelahan dengan rumah seorang laki-laki yang dulu kecil merupakan sahabat sepermainannya. Namanya Cendi Alby Bagaskara, laki-laki yang memergoki tulisan patah hatinya pada tiang listrik tepi jalan. Cendi juga laki-laki yang mau repot-repot mengantarnya melihat ruang ujian masuk universitas dan meminjamkannya buku latihan soal lengkap dengan jawaban.

Niat awal hanya ingin menyambung pendidikan tinggi, siapa sangka hari-hari Eloka justru dipenuhi oleh Cendi yang tiba-tiba berubah menjadi pemandu pribadi. Laki-laki dengan segudang idenya itu memberi hadiah berupa ‘Tiket Gratis Menjelajahi Bengkulu’ sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras sang puan dalam menyelesaikan seperangkat soal ujian.

“Jangan buang-buang waktu lo buat nggak tau apa-apa soal Bengkulu”

Dengan begitu, Cendi benar-benar mengajak Eloka menyusuri tempat-tempat yang ada di Bengkulu. Mulai dari mencari buku di Bukomie, melihat atraksi langit senja di Pantai Panjang, serta mengunjungi tempat bersejarah seperti Fort Marlborough. Rumah Ibu Fatmawati Soekarno dan rumah kediaman Bung Karno, sampai melihat bunga Rafflesia mekar.

Cerita ini sangat menarik karena pembaca akan dibuat seakan ikut berwisata menikmati tempat yang ada di Bengkulu. Pada narasi-narasi tertentu pembaca akan dibuat kembali berpikir dan mempertanyakan tentang hal-hal historikal yang jarang dibahas bahkan cenderung hampir dilupakan. Pilihan kata dan penulisan pada setiap bagian cerita sangat teratur, ditambah lelucon dari interaksi setiap karakter menambah daya tarik cerita ini.

Menurut saya pribadi, cerita ini akan membuat perspektif dalam menilai suatu hal berbeda dari sebelumnya, dimana lewat karakter Cendi yang dibuat tidak begitu idealis, penulis menegaskan bahwa suatu hal dapat dimaknai lewat beragam sudut pandang dan kebahagiaan dapat bersumber dari berbagai hal sederhana selama kita bisa bersyukur atasnya.

“Kalo lo mau lihat pelangi terus-terusan aja, hal yang pertama kali lo cari pasti hujan. Maka dari itu, hujan itu anugerah. Masalah itu datang bukan buat menghancurkan hidup, tapi buat membentuk hidup biar lebih kokoh. Karena buat sampai ke suatu tujuan, manusia dibentuk melalui proses biar selamat sampai sana. Biar nggak jadi manusia lemah yang berhasil secara cuma-cuma,”  Kutipan dari tokoh Cendi.

Elokaration Di Rumah Cendi merupakan sebuah alternative universe berlatar Bengkulu karya Ferella Maeriza yang semula dipublikasikan di akun sosial media twitter. Untuk teman-teman yang penasaran dengan akhir dari kisah Eloka dan Cendi, kalian bisa membaca kelanjutan perjalanan keduanya dalam versi cetak atau membacanya secara gratis di twitter @fewritincty. Selamat membaca!

Redaktur: Salsabila Rania Balqis

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Bahaya Menjadi People Pleaser di Dunia Perkuliahan

redaksi

Membangun Sikap Toleransi Beragama di Lingkungan Masyarakat

redaksi

Cinta Laura Kiehl, Artis Muda Multitalenta yang Tetap Memprioritaskan Pendidikan

redaksi