SUARA USU
Uncategorized

Meningkatkan Motivasi Belajar dan Disiplin di Panti Asuhan Karya Ramlan Bersama Mahasiswa Kesejahteraan Sosial USU

Oleh: Crystin Manullang

Suara USU, Medan. Kegiatan Praktikum Lapangan (PKL) adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh para mahasiswa Calon Pekerja Sosial di Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). PKL adalah bentuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang memungkinkan para mahasiswa untuk berlatih secara langsung dan sistematis, dengan supervisi yang kompeten dan terarah. Dalam PKL, mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dan konsep yang dipelajari di kelas ke dalam situasi nyata, sehingga meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah sosial. PKL sendiri adalah salah satu bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, PKL berfungsi sebagai wahana bagi mahasiswa untuk memahami dan mengembangkan kemampuan mereka dalam melayani masyarakat, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di bidang kesejahteraan sosial.

Crystin Manullang (210902069), seorang mahasiswa semester 6 Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU, telah melaksanakan Praktikum Lapangan I (PKL I) sebagai mata kuliah wajib, berpraktik di Panti Asuhan Karya Ramlan, Jalan Tangguk Bongkar III, Kota Medan, dari bulan Maret hingga Juni 2024, dilaksanakan tiga kali pertemuan dalam seminggu. Dalam praktikum ini, Crystin bertujuan untuk mengembalikan fungsi sosial anak yang memiliki masalah yang perlu penanganan yang tinggal di panti asuhan tersebut. Dengan didampingi oleh Supervisor Sekolah Emi Triani, S.Sos., M.SI, dibimbing oleh dosen pengampu yaitu Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kesos, dan Supervisor Lembaga Ibu Ramlan. Crystin selama berpraktik mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan dalam praktiknya di lapangan.

Pada awal kunjungan ke panti, Crystin melakukan perkenalan dengan pihak panti dan anak-anak yang tinggal di sana. Pihak panti memiliki 23 anak yang beragam usia, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Dalam bulan pertama, Crystin melakukan kegiatan engagement dengan anak-anak panti untuk memudahkan proses penanganan klien di kedepannya. Kegiatan ini melibatkan berbagai aktivitas, seperti ibadah, belajar, sosialisasi, dan bermain games yang seru dan menarik. Di setiap kegiatan pasti ada reward yang diberikan untuk memberikan semangat dan bertambah giatnya anak-anak panti. Kemudian, ada penempelan poster yang bertema tentang bagaimana menjaga kesehatan mental yang bertujuan agar anak-anak panti sedari dini paham akan pentingnya kesehatan mental. Dengan demikian, Crystin dapat membangun hubungan yang erat dengan anak-anak dan memahami kebutuhan mereka secara lebih baik, sehingga dapat memberikan bantuan yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

PKL 1 Crystin Manullang memfokuskan diri pada permasalahan anak-anak yang berada di panti yang kurang berprestasi. Salah satu faktor yang menyebabkan ini adalah kurangnya semangat belajar dan support system yang efektif. Orang tua panti tidak dapat memantau setiap anak secara langsung, sehingga tidak semua anak mendapatkan perhatian yang cukup. Akibatnya, anak-anak harus belajar mandiri, namun hasilnya kurang memuaskan. Selama di panti, anak-anak hanya mengerjakan PR dan tidak mengulang pelajaran yang telah dipelajari di sekolah. Oleh karena itu, hasil belajar anak-anak kurang memuaskan. Untuk mengatasi hal ini, motivasi belajar yang tinggi harus ada pada diri anak agar walaupun belajar mandiri, hasilnya dapat memuaskan. Begitu juga di sekolah, anak-anak tidak sepenuhnya memahami semua mata pelajaran. Dalam hal ini, penting bagi guru dan orang tua panti untuk memberikan bimbingan dan support yang lebih baik agar anak-anak dapat belajar dengan lebih efektif dan meningkatkan prestasinya.

Selain itu, Crystin juga memilih untuk menyelesaikan permasalahan anak-anak Panti Asuhan Karya Ramlan yang menjadi kliennya dalam program ini. Salah satu contoh adalah Roswita, seorang anak berusia 16 tahun yang mengalami kesulitan dalam mengingat tanggung jawabnya di Panti dan memiliki kesulitan dalam belajar mandiri secara optimal.

Untuk mengatasi masalah ini cara yang efektif adalah melakukan diskusi kelompok, sesi tanya jawab dan melakukan games yang interaktif. Crystin melakukan kegiatan cerdas cermat agar membuat kompetisi yang sehat dan berpotensi meningkatkan motivasi anak-anak panti. Para pemenang lalu diberi reward. Selama proses pembelajaran praktikan memberikan motivasi dan pujian yang positif. Serta, memberikan dukngan emosional yang positif.

Crystin berupaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Roswita dengan mengembangkan mini project yang berfokus pada metode casework. Dalam mini project ini, beberapa tahapan yang relevan dengan metode casework yang diberikan kepada klien digunakan. Metode casework yang dipilih Crystin adalah metode casework oleh Zastrow, yang terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut:

1.     Intake and Contract, pendekatan awal yang dilakukan oleh praktikan adalah membangun relasi dan meningkatkan kepercayaan dengan klien. Praktikan menjelaskan tujuan dan maksud intervensi, serta melakukan kesepakatan kontrak dengan klien untuk terlibat dalam proses intervensi.

2.     Assessment, dalam tahapan ini, praktikan melakukan pengenalan yang lebih dalam terhadap klien dengan melakukan wawancara dan analisis permasalahan klien. Mereka menggunakan alat bantu seperti ecomap dan genogram untuk mengidentifikasi dan memahami masalah klien, penyebabnya, potensi, kebutuhan, dan jaringan sosial.

3.     Planning, Crystin membuat perencanaan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi klien untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan ini berdasarkan hasil kerjasama dengan klien dan bertujuan agar klien dapat termotivasi belajar secara mandiri dan belajar dengan maksimal. Dalam tahapan ini, beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh klien dihasilkan.

1.     Intervensi, pada tahapan ini, praktikan menjelaskan program yang akan dilakukan oleh klien, serta penerapan program dan pemberian edukasi dan bantuan untuk membantu klien menyelesaikan masalah.

2.     Monitoring and Evaluation, Crystin melakukan pengawasan perkembangan yang terjadi pada klien dan mengevaluasi kemajuan klien dalam menyelesaikan masalah. Dalam beberapa kali pertemuan, ada perkembangan yang terjadi pada Roswita. Contohnya, Roswita mulai belajar di malam hari dan tidak hanya mengerjakan PR, tapi juga mengulang pelajaran yang telah dipelajari di sekolah dan membaca materi pelajaran lain.

3.     Termination, tahap terakhir adalah pemberhentian atau pemutusan proses bantuan oleh praktikan dengan klien. Hal ini dilakukan karena sudah ada perubahan pada klien dan agar tidak menimbulkan ketergantungan. Dengan demikian, klien sudah mandiri dan dapat menyelesaikan masalah sendiri.

Praktikum 1 yang telah berlangsung selama tiga bulan telah selesai. Crystin Manullang ingin mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada Panti Asuhan Karya Ramlan karena telah memberikan kesempatan yang sangat baik untuk melakukan praktikum di sana.

Artikel ini adalah publikasi tugas Praktek Kerja Lapangan dengan Dosen Pengampu Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Peran Pekerja Sosial yang Dilakukan oleh Mahasiswa di Dinas Sosial Terhadap PPKS di Kota Medan

redaksi

Implementasi Nilai-Nilai Gotong Royong Dalam Membangun Solidaritas Sosial Pada Era Digital

redaksi

Analisis Efektivitas Program Rehabilitasi Sosial( Lrppn) Bhayangkara Indonesia Bagi Penyalahguna Narkotika

redaksi