SUARA USU
Opini

Pro dan Kontra Pemberian Tugas Sebagai Pengganti UTS dan UAS

Oleh: Jesika Yusnita Laoly

Suara USU, Medan. Pemberian tugas sebagai alternatif Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) bukan lagi hal asing di kalangan mahasiswa. Pemberian tugas yang diambil sebagai alternatif oleh para tenaga pendidik seringkali menjadi masalah baru bagi para mahasiswa, terutama ketika tugas diberikan pada minggu terakhir sebelum ujian atau bahkan pada hari yang sama dengan jadwal ujian yang sebenarnya.

Batas waktu yang singkat seringkali menyulitkan mahasiswa sehingga dapat menimbulkan tingkat stres yang tinggi, terutama jika kompleksitas tugas tersebut sulit diselesaikan. Beban tugas yang terlalu berat tidak hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian mata kuliah lainnya, tetapi juga menghambat kemampuan mereka untuk mendalami pemahaman materi pembelajaran.

Selain itu, ketidaksetaraan evaluasi dan penilaian juga menjadi masalah lain dari hal ini. Pemberian tugas tanpa adanya pengawasan langsung, membuat kesulitan dalam memastikan kejujuran mahasiswa. Fenomena ini membuat mahasiswa yang mengerjakan tugas secara jujur akan merasa ketidakadilan.

Kendala lainnya adalah manajemen waktu. Para mahasiswa yang memiliki kegiatan kampus dan tanggung jawab lainnya yang menumpuk di penghujung semester juga menjadi hambatan yang signifikan bagi mahasiswa dalam mengalokasikan waktu dan energi mereka secara optimal untuk menyelesaikan tugas pengganti ujian semester. Terutama ketika tugas tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, mahasiswa dihadapkan pada tantangan ganda, di mana tidak hanya harus mengatasi kompleksitas materi akademis, tetapi juga berjuang untuk menemukan keselarasan dengan kegiatan-kegiatan lain yang mendominasi agenda harian mereka.

Situasi ini semakin menunjukkan perlunya peninjauan kritis terhadap sistem tugas, dengan mempertimbangkan kompleksitas dan tingkat kesulitan yang dapat memengaruhi kualitas pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran.

Meskipun demikian, pemberian tugas tidak sepenuhnya merugikan. Di sisi lain, hal ini dapat memberikan kesempatan bagi para pendidik untuk mengevaluasi pemahaman mahasiswa melalui aplikasi praktis dan memberi gambaran yang lebih komprehensif tentang sejauh mana siswa mampu menginternalisasi dan menginterpretasikan pengetahuan mereka.

Melalui bentuk tugas praktik, mahasiswa dapat menguji kemampuan mereka dalam menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari secara lebih mendalam dibandingkan dengan ujian tulis konvensional. Rancangan tugas memberikan kesempatan yang signifikan untuk memperkaya pengembangan keterampilan kritis, sintesis dan analisis mahasiswa dibanding ujian konvensional cenderung lebih fokus pada pengukuran pengetahuan dan pemahaman konseptual.

Selain itu, apabila pemberian tugas diberikan dengan deadline yang ideal bagi mahasiswa, hal ini tentu dapat mengurangi tingkat stres mahasiswa. Dengan tidak adanya ketegangan terkait dengan batasan waktu yang ketat seperti yang terjadi pada ujian, mahasiswa memiliki kebebasan untuk mendekati tugas mereka dengan lebih tenang dan fokus. Penghilangan tekanan waktu dalam penugasan memberikan siswa ruang untuk mengakses materi pembelajaran dengan lebih tenang dan mendalam.

Secara keseluruhan pemberian tugas sebagai penganti ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) memiliki dampak positif dan negatif bagi mahasiswa. Namun, perlu diakui bahwa pemberian tugas memerlukan pendekatan yang bijak. Mulai mempertimbangkan rancangan tugas yang baik, kriteria penilaian yang jelas, dan batas waktu pengumpulan tugas.

Tugas harus dirancang dengan baik untuk tujuan mengoptimalkan kemampuan mahasiswa bukan malah membuat beban yang membuat mahasiswa terkadang hanya sekedar mengerjakan sebagai syarat penyelesaian kewajiban namun tidak memahaminya. Struktur penilaian juga harus jelas, agar alternatif ini menjadi hal yang efektif untuk dilakukan. Selanjutnya, batas waktu yang ideal juga harus disesuaikan dengan tugas yang diberikan.

Penetapan deadline yang terlalu ketat, terutama pada periode ujian, dapat menciptakan tekanan tambahan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, keseimbangan antara memberikan tugas sebagai alat evaluasi dan memastikan kesejahteraan mental mahasiswa perlu diperhatikan dengan baik. Dengan demikian, pengaturan tugas yang tepat waktu dan adil dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran mahasiswa dan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.

Redaktur: Tamara Ceria

 

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Bullying “Hukum Rimba” di Era Modern

redaksi

Belenggu Ketidakadilan Terhadap Perempuan

redaksi

Childfree dan Segala Polemiknya

redaksi