SUARA USU
Uncategorized

Tantangan Penerapan Pancasila di Era Digital

Penulis: Herdy Ansyari Harahap / Indah Threena / Joy Jou Ito Theresia Purba / Theofilus Jhon Christian Sihombing / Cindy Fahira Pohan / Rafi Rizky Nugraha / Lovelita Elisama Sihite

Suara USU, Medan. Saat ini kita sedang berada di era digital. Era digital merupakan era dimana perkembangan teknologi sangat pesat dan persebaran informasi begitu cepat hingga menjangkau seluruh dunia. Era digital menjadikan semua hal berjalan cepat dan mudah, dimana internet sudah menjadi kebutuhan primer. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kita jadi lebih sering menghabiskan waktu dengan berada di depan komputer, laptop ataupun smartphone. Kita lebih mengandalkan search engine seperti Google untuk mencari informasi daripada membaca sebuah buku.

Era digital adalah masa dimana kita sudah mengalami kondisi perkembangan kemajuan dalam ranah kehidupan ke arah yang serba digital, saling berkomunikasi sangat dekat dekat walaupun kita saling berjauhan. Kita bisa cepat mengetahui informasi secara langsung. Orang juga sering menyebut era digital sebagai globalisasi atau era 5.0, yaitu proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya, disebabkan oleh kemajuan infrastruktur telekomunikasi, transportasi, dan internet. Kemajuan era digital juga membawa dampak positif dan negatif. Dampak atau pengaruh itu juga berpengaruh pada integrasi bangsa. Integrasi berarti menggabungkan seluruh elemen menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis.

Integrasi nasional biasanya dikaitkan dengan pembangunan nasional karena keanekaragaman-nya yang harus dipupuk dalam meningkatkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa agar dalam proses pembangunan tidak ada hambatan. Integrasi dapat terjadi karena rasa persatuan yang timbul karena berbagai alasan seperti rasa senasib dan seperjuangan. Integrasi begitu penting bagi bangsa Indonesia yang begitu heterogen agar tidak terjadi konflik yang dapat memecah persatuan dan kesatuan.

Dalam konteks penerapan Pancasila di era digital seperti saat ini, media sosial turut berkontribusi sebab masyarakat menggunakan media sosial sebagai alat berkomunikasi. Sosial media merupakan media yang dibentuk untuk memperluas komunikasi sosial antar manusia melalui sebuah media yang dibantu dengan internet dan teknologi web. Sosial media kini berhasil berkembang pesat dengan praktik komunikasi. Ada banyak media sosial yang digunakan oleh masyarakat, seperti Instagram, Facebook, X, Discord, Tiktok, dan lain sebagainya.

Saat ini waktu pemilihan umum semakin dekat. Peran media sosial sangat besar dalam masa-masa saat ini, salah satunya kampanye setiap calon untuk mendapatkan hati para pemilih untuk meraih kursi tertinggi kekuasaan. Saling serang dan melontarkan argumen melalui ketikan antar para pendukung calon dapat memantik keributan. Maka, untuk itu kita perlu lebih dewasa lagi dalam bersikap sesuai dengan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia. Walaupun pandangan dan pilihan kita berbeda kita harus menghargai hal itu dan tidak perlu saling menjelek-jelekkan satu sama lain. Sebaliknya kita harus lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan agar integrasi bangsa Indonesia dapat tetap terjaga.

Maka, untuk mencegah perpecahan itu terjadi kita harus menggunakan media sosial dengan lebih arif dan bijaksana. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:

  1. Perhatikan etika dalam bermain sosial
  2. Selalu cek kebenaran sebuah informasi
  3. Tidak mengunggah sesuatu atau sebuah gambar yang melanggar norma asusila
  4. Menggunakan kekuatan media sosial untuk mengingatkan kembali tentang Pancasila kepada audiens
  5. Tidak melakukan tindakan kriminal, seperti cyberbullying, scamming, atau menjelek-jelekkan orang lain
  6. Perhatikan waktu ketika berselancar di media sosial agar tidak kecanduan

Seperti yang dikatakan Bung Karno, “Perjuangan jauh lebih mudah karena melawan penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Lantas, bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan melalui media sosial? Lalu, bagaimana menghadapi tantangan di era digital dalam menerapkan Pancasila?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya:
1.  Menghargai hak privasi masing-masing pengguna media sosial
2.  Tidak menyebarkan berita hoax
3.  Selalu berpikir sebelum mengetik atau mengunggah sesuatu ke media sosial
4.  Berhati-hati dalam menyebarkan informasi
5.  Tidak mudah terpancing dalam hal-hal yang tak penting
6.  Tidak bersikap rasis atau benci terhadap suku, agama, ras, dan antar-golongan
7.  Selalu menghargai perbedaan yang ada

Untuk menjawab bagaimana menghadapi tantangan di era digital dalam menerapkan Pancasila, kita dapat menjadikan Pancasila sebagai filter yang menyaring kemajuan di era digital yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan informasi tentang nilai-nilai Pancasila dapat dianggap sebagai langkah positif dalam memperkuat pemahaman masyarakat terhadap dasar negara. Namun, perlu juga diingat bahwa media sosial tidak selalu menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya, dan pengguna harus memiliki kritisitas dalam menyaring informasi yang diterima.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemajuan teknologi di era digital bagai pisau bermata dua. Kita dapat memanfaatkan hal tersebut dalam banyak hal seperti menghubungkan orang-orang yang jauh menjadi lebih dekat. Namun, kita juga harus berhati-hati dan lebih bijak dalam menggunakan teknologi digital seperti media sosial. Kita harus menggunakan media sosial sebagai alat yang dapat mempersatukan dan memperkuat kesatuan bangsa, bukan untuk saling memecah belah demi kepentingan pribadi atau sekelompok orang.

Artikel ini adalah publikasi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu: Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si.

Redaktur: Tania A. Putri


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Membangun Kepercayaan Diri Seorang WBP Untuk Mempersiapkan Reintegrasi Ke Masyarakat

redaksi

Cerita Kampus Mengajar Mitra USU: Dina Khatrin Br Hasibuan Mahasiswi jurusan Kesejahteraan Sosial, Tingkatkan Minat Membaca, Menulis, dan Berhitung di SD Negeri 060889 Medan Baru

redaksi

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba bagi Generasi Muda Melalui Implementasi Sila Pertama Pancasila

redaksi