SUARA USU
Featured Opini

Bullying : Merusak Mental dan Karakter Penerus Anak Bangsa

Oleh : Anisa Amelia

210701089

Gmail : [email protected]

Dosen Pengampu : Dr. Gustianingsih,  M.Hum

Apakah kalian tahu apa itu bullying? Pasti kalian sudah tahu apa itu bullying, yang sebenarnya sudah menjamur di mana-mana, termasuk di Indonesia. Menurut komisi nasional perlindungan anak, bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri. Tindak kekerasan ini dilakukan dilakukan karena adanya hasrat untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma atau depresi, dan tidak berdaya. Bullying biasanya dilakukan dengan cara mengejek, memalak, memojokkan, mengintimidasi, dan menyakiti fisik orang lain dalam pergaulan teman sebaya. 

Bullying ada yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Bullying secara langsung artinya adalah perlakuan yang dilakukan secara langsung atau secara tatap wajah antara pelaku dan korban bullying. Contohnya, memukul dan memalak temannya di sekolah sehingga temannya tersebut ketakutan dan menyebabkan sakit pada fisik korban. Bullying secara tidak langsung yaitu bullying yang dilakukan melalui sosial media, melalui SMS atau melalui telepon. Sedangkan contoh bullying secara tidak langsung yaitu mengejek seseorang secara bersamaan dengan teman-temannya melalui akun fb atau akun Twitter yang dapat menyebabkan tekanan fisik pada korban. 

Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya pernah melihat sebuah kejadian bullying di sana. Saat itu saya masih di kelas enam sekolah dasar. Suatu hari ketika jam dinding di kelasku menunjukkan pukul 10.00, saatnya saya dan teman-teman pergi ke kantin untuk membeli makanan pengisi perut. Ketika saya akan duduk di ayunan, saya melihat di tengah lapangan ada segerombolan anak-anak. Sepertinya mereka kelas lima sekolah dasar sedang mengerumuni seorang anak laki-laki. Anak laki-laki tersebut masih kelas empat sekolah dasar dengan badan gemuk, kulit sawo matang, dan mengenakan kacamata. Dari pengamatan saya saat itu, anak laki-laki kelas empat tersebut dibawa dengan paksa oleh segerombolan anak-anak kelas lima ke kamar mandi sekolah. 

Setelah sampai di kamar mandi , anak laki-laki kelas empat tersebut ditarik bajunya dan ditunjuk-tunjuk wajahnya. Anak laki-laki yang dibawa ke kamar mandi setiap ditanya oleh anak-anak kelas lima dia selalu menunduk menggeleng-gelengkan kepalanya. Hal ini menandakan kalau dia tidak mau melakukan apa yang disuruh oleh anak-anak kelas lima. Setelah beberapa saat, anak laki-laki kelas empat tersebut terlihat sangat takut dan dia akhirnya mengeluarkan beberapa uang yang ada di kantongnya. Setelah mendapatkan apa yang diminta anak laki-laki kelas empat tersebut didorong dan disuruh pergi sedangkan mereka tertawa bahagia atas apa yang mereka lakukan. 

Dengan wajah murung dan lemas anak itu berjalan memasuki kelasnya. Di dalam kelas ia hanya bisa menangis tersedu-sedu. Namun, mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi. Anak laki-laki kelas empat tersebut hanya bisa seperti itu dan tidak bisa melakukan hal yang lain. Ketika guru pengampu kelas masuk dia tetap menangis dan ketika ditanya, dia menceritakan kejadian tersebut. Ternyata gurunya hanya menanggapi dengan meng-“oh”-kan cerita anak laki-laki tersebut. Mungkin guru itu mengira kalau hal itu hanyalah hal biasa yang tidak perlu mendapatkan perhatian khusus dengan alasan hanya masalah anak-anak. Contoh di atas merupakan salah satu dari sekian banyak kejadian atau tindakan bullying yang ada di lingkungan sekolah. 

 Berdasarkan cara atau tindakan yang dilakukan, bullying dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu secara fisik, emosional,verbal,dan  cyber. Bullying secara fisik dilakukan dengan cara menyiksa anggota tubuh korban, seperti memukul, menendang, atau menampar yang dapat menimbulkan rasa sakit pada tubuh korban. Adapun bullying secara emosional dilakukan karena pelaku sedang dalam keadaan marah dan dia mencari siapa saja untuk dia sakiti. 

 Orang yang sudah diejek oleh temannya atau orang lain biasanya dia akan menjadi susah untuk memulai sesuatu karena takut merasakan hal-hal yang sama. Bullying biasanya terjadi karena ada golongan yang lemah dan kuat. Golongan yang lemah pasti akan selalu ditindas sedangkan golongan yang kuat akan selalu menindas. 

Seorang anak yang di-bully biasanya mengadukan kekecewaannya kepada orang tuanya, namun terkadang ada juga anak yang menutup-nutupinya. Orang tua akan merasa malu dan tidak terima ketika anaknya di-bully oleh anak orang lain. Ketika orang tua sudah seperti itu biasanya dia akan mempermasalahkan serta melaporkan ke pihak sekolah. Namun , selama ini kasus bullying tidak pernah ditanggapi dan tidak pernah mendapatkan respon apapun dari pihak sekolah. Padahal dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28D dan pasal 1 disebutkan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan , jaminan, perlindungan , dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”

Mungkin menurut mereka bullying tidak mempunyai pengaruh, padahal sebenarnya sangat berdampak pada psikis dan fisik anak. Biasanya mereka memiliki tingkah laku yang agak berbeda dari teman-teman sebayanya. Anak akan terkena bullying cenderung pendiam dan tidak aktif dalam mengikuti pelajaran maupun berteman. Anak yang terkena bullying jika ditempatkan pada tempat yang baru dengan orang-orang yang baru juga, dia akan susah beradaptasi. Susahnya anak yang terkena bullying untuk beradaptasi biasanya karena trauma. Dengan demikian,bullying dapat mengubah psikis anak dan membuat mereka merasa bukan seperti dirinya yang selama ini dikenal orang. Sebaliknya, anak-anak yang tidak terkena bullying biasanya senang mendapatkan teman-teman baru dan mereka senang mempunyai teman banyak. Contoh bullying di dalam kelas yaitu ketika anak-anak tidak mau bertanya karena mereka takut diejek oleh teman-teman yang lain. Biasanya hal itu terjadi karena mereka yang bertanya biasanya dianggap sok pintar. Atau saat ada anak yang bertanya, anak-anak yang lain akan mengeluarkan celotehan, komentar, atau sorak-sorai yang terasa sangat menyakitkan. Hal tersebut kemudian membuat seseorang tidak ingin bertanya lagi karena itu akan membuat anak yang bertanya merasa kecil hati dan takut diperlakukan seperti itu. 

Bullying juga dapat berpengaruh pada prestasi anak. Biasanya anak menjadi malas belajar dan enggan mengerjakan pekerjaan rumah. Penyebab malasnya anak untuk belajar biasanya karena dia tidak mau atau enggan disuruh mengerjakan PR oleh anak-anak yang nakal dan merasa tidak nyaman dengan situasi di sekolah sehingga merasa tidak ingin berangkat sekolah. Akibatnya jika anak tidak mau belajar secara otomatis nilai atau prestasinya akan menurun. Ketika nilai atau prestasi anak menurun, orang tualah yang pertama kali merasa kebingungan atas perubahan sikap anaknya. 

Seringkali  orang tua siswa mencari tahu penyebab nilai pelajaran anaknya menurun. Ketika orang tua tahu penyebab turunnya nilai anak karena bullying maka mereka akan marah dan merasa kecewa. Mereka tidak terima dengan kejadian bullying yang menimpa anaknya. Selanjutnya orang tua tersebut biasanya akan mencari pelaku tindak bullying dan memarahinya. Tetapi apakah tindakan konsekuensi yang lebih tegas. 

Bullying sebenarnya sudah ada sejak dulu. Bullying zaman dulu dilakukan dengan cara sederhana sedangkan sekarang perlakuannya sangat keterlaluan. Pada saat ini bullying dapat membuat orang ketakutan bahkan gila. Mungkin setiap orang selalu mengira atau beranggapan bahwa mengejek hanyalah hal sepele dan biasa. Padahal, dari perbuatan awal mengejek yang dianggap sepele bisa berkembang menjadi hal-hal yang lebih besar dan menjurus ke bullying. Nah, apakah hal demikian tetap menjadi hal yang sepele? Menurut saya tidak, karena hal itu dapat berakibat buruk pada setiap orang yang menjadi korban-korban. Sementara bagi si pelaku bullying , hal itu justru dapat membuat dia merasa senang, puas, dan  merasa paling hebat. 

 Tidak semua orang merasakan bullying pada masa kanak-kanak karena sebagian anak ada yang jarang bermain dan berkumpul di luar rumah. Anak yang seperti ini biasanya tidak merasakan bullying, namun nanti ketika dia sudah memasuki masa remaja dia akan susah untuk bersosialisasi; akibatnya mungkin dia juga akan di-bully seperti yang lain. 

 Sebelum semuanya menjadi semakin parah, orang tua dan generasi muda sebaiknya jangan sampai melakukan bullying di lingkungan sekitarnya. Bullying yang semakin parah akan merusak semua anak yang menjadi korban. Dampak bullying sangat mengkhawatirkan bagi setiap orang tua. Mereka sangat takut jika anaknya menjadi korban karena saat ini bullying adalah monster bagi anak-anak generasi sekarang yang sangat merugikan. Ahmad Ridwan Sanders, dari national young people Violence Prevention resource middle Sanders ( dalam Anesty, 2009 ) menunjukkan bahwa : 

Bullying dapat membuat remaja merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlangsung dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depresi, serta rasa tidak aman. Dalam kasus yang lebih ekstrim anak dapat nekat bunuh diri atau membunuh orang.” 

Coloroso (2006) juga mengemukakan pendapat tentang bahaya bullying sebagai berikut. 

“Bahaya bullying jika menimpa korban secara berulang-ulang, konsekuensinya bagi para korban , yaitu merasa depresi dan marah, ia marah terhadap dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat menolongnya. Hal tersebut kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur lebih jauh lagi dalam pengasingan.” 

Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa jangan sampai melakukan bullying karena itu sangat berbahaya bagi kita semua. Mari kita lindungi kerabat dekat kita, seperti adik, kakak, sahabat, teman, dan siapapun dari tindakan bullying. Katakan “tidak pada bullying yang sangat mengganggu kita semua.

Redaktur : Fitri Dian Jannah


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Kurang Menjualnya Budaya Indonesia

redaksi

Cerminan Indonesia Dalam Novel “Teruslah Bodoh, Jangan Pintar”, Karya Tere Liye

redaksi

Menilik Proses Assessment di Panti Asuhan Tunanetra, Apakah Dilakukan oleh Pekerja Sosial?

redaksi