SUARA USU
Featured Kabar Kampus Kabar SUMUT

Menilik Proses Assessment di Panti Asuhan Tunanetra, Apakah Dilakukan oleh Pekerja Sosial?

Suara USU, MEDAN. Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU melakukan kunjungan ke Panti Asuhan tunanetra yang berlokasi di jalan sampul no 30 Medan, Sumatra Utara. Adapun Mahasiswa yang melakukan penelitian yaitu Joice Margaretha Zebua (210902087), Fitri Handayani Manalu (210902007), Gracia Yosefine Sidabutar (210902047), Adrianta Putra Tarigan (210902015), Arya Pranata Sidabutar (210902099). Penelitian ini diampu oleh Bapak Dosen Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Kesos.

Metode kasus (case method) yaitu pembelajaran yang berbasis diskusi untuk memecahkan suatu masalah ataupun kasus. Dalam menggunakan metode kasus partisipan dituntun untuk mengasah kemampuannya dalam berpikir kritis (critical thinking) guna menyelesaikan masalah dengan efektif. Dalam penelitian ini mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU menilik bagaimana proses assessment yang dilakukan di dalam panti asuhan tersebut.

Assessment merupakan suatu proses pemahaman di mana diberikannya Tindakan pertolongan kepada orang yang membutuhkan (klien). konsep tentang assessment dalam dunia pekerja sosial merupakan sebua upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan mengenai masalah yang terjadi mengambil keputusan dengan tepat.

Beberapa keterampilan yang diperlukan dalam assessment adalah :

  1. Terampil dalam menggunakan berbagai metode pengumpulan data.
  2. Memiliki kemampuan fokus yang terampil.
  3. Memiliki pengetahuan kemampuan berinteraksi dengan baik.
  4. Terampil dalam mengidentifikasi masalah serta mengorganisasikan data untuk mencapai solusi.
  1. Terampil dalam membuat rencana demi tercapainya tujuan.
  2. Terampil dalam melibatkan klien dalam pembuatan keputusan.
  3. Terampil dalam memisahkan permasalahan pribadi dengan pekerjaan yang dilakukan.
  4. Terampil dalam berpikir kritis (critical thinking).
  5. Menghargai menghormati pendapat klien.

 

Menurut pihak dari panti asuhan tersebut proses penyelesaian permasalahan dalam lingkungan panti tidak dilaksanakan oleh pekerja sosial yang mana seharusnya hal itu ditangani oleh pekerja sosial yang profesional. Pihak panti asuhan berpendapat bahwa mereka masih bisa menangani masalah yang terjadi di Panti Asuhan tunanetra masih tidak terlalu memerlukan adanya pekerja sosial. Namun pihak panti menuturkan bahwasanya ada volunteer yang juga membantu dalam proses berjalannya kegiatan-kegiatan Panti tunanetra.

Berdasarkan keterampilan di atas pekerja sosial profesional harus memiliki kriteria tersebut. Namun dikarenakan Panti Asuhan tunanetra tersebut tidak memiliki pekerja sosial melainkan mereka menyelesaikan permasalahan secara mandiri tanpa bantuan pekerja sosial maka kami berpendapat bahwa pengurus panti haruslah memiliki beberapa keterampilan tersebut meskipun tidak seterampil pekerja sosial bukan pekerja sosial profesional.

Terdapat sebuah kasus yang terjadi di dalam panti di mana seorang pria bernama “Arif” diterlantarkan oleh kedua orangtuanya karena tunanetra. Anak tersebut pun kini tinggal di Panti Asuhan tunanetra informasi yang kami dapatkan melalui wawancara singkat ialah sekarang Arif sudah bersekolah di SLB yang berlokasi di Bandung, menurut pernyataan Arif selama bulan puasa hingga lebaran Idul Fitri dia berada di panti tersebut untuk berpuasa merayakan hari Idul Fitri bersama-sama dengan seluruh masyarakat Panti Asuhan tunanetra.

 

 

Sembari bersekolah dia juga belajar huruf Braille untuk mempermudah akses komunikasi dia pun juga termasuk anak yang memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi sehingga hal tersebut mendorongnya Arif untuk terus belajar. Arif juga menuturkan bahwasanya dia sudah mampu menggunakan teknologi seperti handphone komputer yang memiliki fitur TalkBack.

Berdasarkan hasil wawancara, kami mencoba memberikan saran kepada pemimpin Panti Asuhan tunanetra bahwa sebaiknya mereka memiliki seorang pekerja sosial yang mampu secara profesional dalam menangani kasus-kasus ataupun permasalahan yang ada di dalam Panti Asuhan tunanetra tersebut.

Selain itu Panti Asuhan tunanetra juga perlu melakukan evaluasi baik dari segi fasilitas maupun maupun memberikan dukungan untuk pengembangan diri anak-anak panti sehingga kedepannya diharapkan anak-anak tersebut menjadi pribadi yang sukses baik dalam karier maupun tingkah laku.

Tim penulis :

  1. Joice Margaretha Zebua (210902087)
  2. Fitri Handayani Manalu (210902007)
  3. Gracia Yosefine Sidabutar (210902047)
  4. Adrianta Putra Tarigan (210902015)
  5. Arya Pranata Sidabutar (210902099)

Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pelantikan HMM FEB USU, Ketua Umum Harapkan Solidaritas Sesama Pengurus

redaksi

Menuju Indonesia Emas 2045, IMK FMIPA USU Gelar Webinar Bertajuk Optimalisasi SDGs

redaksi

Priscilla Yosephanie Wakili USU Dalam Ajang Pemilihan Putra Putri Sumatera Utara

redaksi