SUARA USU
Uncategorized

Dampak dan Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Nilai-nilai Pancasila pada Kalangan Mahasiswa

Penulis: Said Muhammad Mazaya, Christina Stephani Simatupang, Alya Khumairoh Lubis, Putri Fanita Lubis, Samuel Tampubolon, Edi Suranta Ginting, dan Musa Prima Utama Simanullang.

Suara USU, Medan. Penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa berpotensi memengaruhi nilai-nilai Pancasila yang menjadi landasan kita. Dalam konteks ini, penting untuk memahami dampak dan pengaruh media sosial terhadap pemahaman serta penerapan Pancasila pada mahasiswa. Selain itu, perlu dipertimbangkan bagaimana menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dengan nilai-nilai kebangsaan yang kita anut.

Media sosial memberikan akses luas terhadap beragam perspektif dan pandangan, namun juga menimbulkan risiko penyebaran konten yang melanggar norma sosial dan nilai-nilai Pancasila. Di tengah fenomena seperti hoaks ujaran kebencian, dan polarisasi opini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan dalam menyaring informasi dan menjaga sikap kritis.

“Menurut saya dampak negatif media sosial ada beberapa, yang pertama yaitu terdapat banyak berita hoaks yang tersebar, yang kedua ketika membeli barang online barang tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang tersedia,” ucap Khara, seorang mahasiswi USU ketika diwawancarai pada Sabtu (15/04/2023).

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan secara online terhadap 30 orang mahasiswa USU menyatakan, bahwa penggunaan media sosial sangat berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan media sosial memiliki dampak positif dan negatif kepada mahasiswa, hal ini karena konten yang tersebar di media sosial sangat beragam.

“Dampak positif dari sosial media yang saya rasakan sendiri selama ini adalah wawasan saya bertambah dimana media sosial banyak menyediakan informasi baru dan juga saya dapat menambah relasi serta jaringan pertemanan dari luar kota bahkan luar negara,” ucap Harfan, seorang mahasiswa USU ketika diwawancarai, Selasa (11/4/2023).

Di era globalisasi saat ini, media sosial menjadi hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan para remaja khususnya mahasiswa. Hasil kuesioner yang dilakukan dengan mahasiswa USU menunjukkan bahwa rata-rata mereka menggunakan media sosial sekitar kurang lebih 5 jam per harinya dan aplikasi yang paling sering digunakan adalah Instagram dan TikTok. selain itu, survei yang dilakukan menunjukkan mayoritas mahasiswa merasa bosan apabila tidak menggunakan media sosial.

“Untuk mengurangi dampak penggunaan media sosial seharusnya kita dapat meminimalisir waktu penggunaan media sosial, kemudian kita harus menyaring informasi dari konten yang dibagikan di media sosial,” ucap Lidia, seorang mahasiswi USU ketika diwawancarai, Jumat (14/4/2023).

Menurut Lidia, sebagai mahasiswa harus bisa mengatur waktu dari penggunaan media sosial dan setiap informasi yang didapatkan dari media sosial tersebut tidak langsung disebarluaskan kepada masyarakat. Setiap informasi yang didapat harus diperhatikan serta disaring terlebih dahulu positif dan negatif dari informasi yang didapatkan oleh mahasiswa.

Untuk mencegah pengaruh negatif penggunaan media sosial maka mahasiswa harus menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam berperilaku yang tidak hanya diterapkan di kehidupan sehari-hari namun juga di media sosial. Dibutuhkan peran lembaga pendidikan untuk menyediakan materi mengenai pancasila yang diselenggarakan di sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

“Peran lembaga pendidikan dalam memperkuat nilai pancasila dapat dirasakan melalui mata pelajaran PKn, bahkan ketika kita mahasiswa juga tetap ada mata kuliah tentang pancasila dan kewarganegaraan yang sudah membahas tentang pancasila,” ucap Jonathan, seorang mahasiswa USU ketika diwawancarai, Sabtu (15/5/2023).

Namun meskipun begitu, alangkah baiknya apabila mahasiswa turut dalam memberikan informasi yang benar di media sosial sebagai bentuk persatuan berbangsa dan bernegara untuk mempermudah Indonesia negara maju yang dapat memakmurkan rakyatnya melalui informasi yang didapatkan. Mahasiswa juga bisa menyebarkan hal-hal positif seperti kampanye mengenai global issues atau cara meningkatkan minat baca, hal ini akan memberikan informasi yang tidak hanya menarik akan tetapi juga membuat para pembaca mendapatkan wawasan baru.

Mahasiswa adalah generasi muda yang sangat memiliki potensi besar dalam menyebarkan hal-hal positif di sosial media. Kita tinggal di beberapa lapisan masyarakat yang sayangnya ada beberapa lapisan yang tidak mendapatkan edukasi mengenai penggunaan media sosial yang baik dan benar secara merata, ini merupakan salah satu tugas kita sebagai mahasiswa untuk membantu edukasi kepada masyarakat yang minim akan hal itu, dengan cara melakukan pengabdian masyarakat dan memposting hal-hal yang berbau pengetahuan.

Lampiran Hasil Kuesioner 

Artikel ini adalah publikasi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu: Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si.

Redaktur: Anna Fauziah Pane


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Menarik! Berikut Program di IPWL Mari Indonesia Bersinar

redaksi

Penerapan E-Parking di Medan: Mempermudah atau Mempersulit?

redaksi

LAGI! Ustaz Cabuli 14 Anak Disekitar Rumahnya

redaksi