Dua Mahasiswa USU Sabet Predikat Best Speaker dalam Ajang KDMI 2024

Reporter: Jesika Yusnita Laoly

Suara USU, Medan. Jesselyn Kaonedy dan M. Rakha Wihangga, merupakan dua mahasiswa delegasi Universitas Sumatera Utara (USU) yang berhasil meraih predikat Pembicara Terbaik ke-2 dan ke-10 dalam ajang Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2024. Kompetisi ini, diikuti oleh 115 universitas dari seluruh Indonesia dan menjadi ajang bergengsi bagi mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan argumentasi mereka.

Dalam wawancaranya, Jesselyn, yang dinobatkan sebagai Pembicara Terbaik ke-2, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. Ia mengaku tidak menyangka bahwa skor mereka akan mencapai tingkat tertinggi dan menempatkan mereka di posisi Top 4. Sementara itu, M. Rakha Wihangga, yang terpilih sebagai Pembicara Terbaik ke-10, juga membagikan pengalaman dan pandangannya mengenai kompetisi tersebut.

“Saya sangat senang dan merasa terhormat. KDMI adalah salah satu kompetisi debat paling bergengsi, dan meraih penghargaan ini adalah pencapaian yang sangat berarti,” ujar Rakha.

Rakha juga menjelaskan bahwa persiapan mereka melibatkan latihan intensif, penguatan kerja sama tim, dan bimbingan dari pelatih debat.

“Latihan rutin dan komunikasi yang efektif antara saya dan Jesselyn adalah kunci. Kami juga mendapatkan dukungan besar dari coach yang membimbing kami dalam membangun strategi dan pemahaman isu-isu terkini,” ungkapnya.

Jesselyn dan Rakha juga menyampaikan terima kasih kepada UKM USOVA (USU Society for Verbal Arts) yang telah mengatur dan memfasilitasi latihan mereka selama ini. Mereka juga berterima kasih atas dukungan dari pihak universitas, khususnya kepada DITMAWALUMNI, yang memberikan dukungan luar biasa dalam hal dana dan akomodasi selama mereka berkompetisi.

Ketika ditanya mengenai harapan mereka di masa depan, Jesselyn mengungkapkan keinginannya untuk terus berkembang dalam dunia debat dan akademik. Ia bertekad untuk berusaha lebih keras lagi agar dapat meraih prestasi yang lebih gemilang. Di sisi lain, Rakha, yang ternyata telah menjadi juri debat terakreditasi, berharap dapat terus mengembangkan kredibilitasnya dalam dunia debat.

Rakha dan Jesselyn juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa lain yang tertarik dengan dunia debat, agar tetap percaya pada proses dan terus belajar. “Debat membuka pandangan dari berbagai sudut. Jangan takut untuk bertumbuh dan menghadapi rasa insecure. Setiap debater memiliki ruang untuk berkembang,” tutup Jesselyn.

Redaktur: Duwi Cahya