SUARA USU
Uncategorized

Kurangi Angka Pengangguran melalui Program Pelatihan Kerja di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan

Penulis: Tiara Fany Chintia Silitonga

Suara USU, Medan. Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan masalah yang paling berat. Salah satu masalah pengangguran disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya kemampuan/keterampilan seseorang sehingga tidak mampu bersaing di dunia kerja. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu.

Pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial bagi yang mengalaminya. Orang yang tidak mempunyai mata pencaharian juga tidak mendapat penghasilan, dan yang tidak berpenghasilan tidak dapat membelanjakan uang untuk membeli barang kebutuhan hidup. Pengagguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi diri pengaggur dan keluarganya. Bila jumlah pengaggur banyak, pasti akan menimbulkan kekacauan sosial dan politik, mungkin juga kriminal. Tingkat produksi yang sebenarnya bisa diraih tidak tercapai, pertumbuhan ekonomi terhambat, dan tingkat kesejahteraan masyarakat merosot.

Era globalisasi telah bergulir, dominasi teknologi informasi sebagai infrasturktur menjadi sahabat para pelaku bisnis ekonomi akan lebih berbasis pada pengetahuan persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga SDM (Sumber Daya Manusia) dituntut untuk terus menerus mampu mengembangkan diri secara proaktif, SDM harus menjadi manusia-manusia pembelajar yaitu pribadi-pribadi yang mau belajar dan bekerja keras dengan penuh semangat, sehingga potensi insaninya berkembang maksimal.

Pengangguran merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Pengangguran terdiri dari orang-orang yang tidak bekerja namun masih aktif  mencari kerja atau menunggu kesempatan bekerja kembali. Untuk itu sangat dibutuhkan upaya-upaya dalam mengatasi pengangguran tersebut yang setiap tahunnya semakin meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peranan pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran sangatlah penting. Lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang dalam menangani masalah pengangguran dan ketenagakerjaan salah satunya adalah Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan. Untuk menurunkan jumlah pengangguran yang terus meningkat, pemerintah Kota Medan mengoptimalkan peran dari Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan yang sesuai dengan visi dan misi Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan.

Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan dalam mewujudkan visi untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Medan melalui progam pelatihan dilihat dari 3 aspek yaitu terwujudnya tenaga kerja yang mampu berdaya saing, sejahtera dan religius. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kebijakan yang dibuat untuk mengurangi jumlah pengangguran sesuai dengan misi pada Dinas Ketenagakerjaan Kota Medan yaitu program pelatihan kerja. Program pelatihan kerja mencakup semua tindakan yang ditujukan untuk mendapatkan, menyampaikan, meningkatkan, dan menumbuhkan kompetensi kerja, produktivitas, sikap, etos kerja dan disiplin pada tingkat keahlian dan keterampilan tertentu berdasarkan tingkat dan kualifikasi perkerjaan.

Pada sistematika program ini, tahap pertama yang saya lakukan selaku mahasiswa PKL adalah melakukan observasi untuk mengetahui kondisi masalah pengangguran yang ada di Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja Kota Medan. Kemudian melakukan perkenalan terhadap pihak DISNAKER dan menjelaskan tujuan saya melaksanakan PKL di DISNAKER tersebut. Setelah diterima dengan baik oleh pihak DISNAKER kemudian saya memantau dan turut melayani masyarakat yang datang ke kantor guna mencari tahu mengenai lowongan pekerjaan dan untuk mengetahui cara cara melamar pekerjaan. Kemudian saya melakukan pendekatan kepada para pencari kerja yang memiliki masalah rendahnya tingkat pendidikan mereka dan kurangnya skill dalam bidang pekerjaan yang mereka minati.

Sekaligus menjalankan mini project saya dan didampingi oleh Ibu dan Bapak pihak DISNAKER yaitu sosialisasi mengenai bagaimana mencari lowongan pekerjaan di sosial media, bagaimana cara membuat CV yang menarik dan membantu para pencari kerja untuk mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh pihak DISNAKER, kemudian dilakukan sesi wawancara guna untuk mengetahui sampai di mana masalah yg diakibatkan pengangguran tersebut. Dalam melakukan pendekatan lebih mendalam ternyata para pencari kerja banyak mengalami masalah akibat pengangguran tersebut, di antaranya yaitu sering berkelahi dengan orang tua karena dianggap beban di rumah, sering mendapatkan perlakuan atau kalimat kalimat yang tidak baik dari masyarakat, sering mengurung diri dan menghindari interaksi dengan orang sekitar. Maka dari itu saya melalui pihak DISNAKER ingin membantu para pencari kerja untuk keluar dari masalah mereka tersebut.

Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL 2) mahasiswa melakukan mini project dengan menggunakan metode Group Work dan tools pohon masalah dalam menyelesaikan permasalahan klien agar berjalan dengan baik dan berhasil. Dengan adanya proses ini diharapkan dapat membantu klien untuk meningkatkan skill mereka dan mampu bersaing ketika dihadapkan dengan dunia kerja sehingga angka pengangguran di Kota Medan dapat berkurang.

  1. Engagement, Intake, Contract

Pada tahapan ini saya melakukan pendekatan terhadap klien, menjelasan maksud dan tujuan kemudian melakukan kesepakatan kontrak antara klien dan pekerja sosial.

  1. Tahap Assessment

Tahap assesment ini berguna untuk mengidentifikasi klien dalam menemukan dan mengetahui masalah, kebutuhan, dan potensi yang akan dilakukan kedepannya untuk menyelesaikan masalah klien. Pada tahap ini saya melakukan wawancara untuk mengetahui permasalahan yang dialami klien, dan setelah wawancara selesai maka hasil dari wawancara tersebut ialah para pencari kerja kesulitan untuk mencari pekerjaan akibat dari kurangnya jaringan sosial, rendahnya pendidikan dan kurangnya skil yang dimiliki oleh klien.

  1. Tahap Planning

Tahap ini adalah tahap merencanakan perencanaan solusi apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan klien, yang mana pada tahap ini terjadi kesepakatan antara klien dan pekerja sosial dalam memilih solusi. Dalam rencana ini saya sebagai fasilitator meyakinkan pencari kerja tersebut lebih percaya diri untuk kedepannya, berani untuk mencari pengalaman, mau belajar hal yang baru untuk menambah wawasan mengenai dunia kerja, kemudian saya menyarankan mereka untuk mengikuti pelatihan guna meningkatkan skil yang di laksanakan oleh DISNAKER Kota Medan.

  1. Tahap Intervensi

Tahap ini adalah tahap pekerja sosial membantu klien melaksanakan solusi yang telah di sepakati sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan bahwa masalah klien adalah kesulitan dalam mencari pekerjaan, maka saya membantu klien untuk mendaftarkan diri sebagai peserta pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh DISNAKER, saya membantu klien dalam menginput berkas berkas ke dalam web yang telah disediakan, membantu klien dalam membuat CV, membantu klien dalam membuat AK1 (kartu kuning), mendampingi klien ketika melakukan wawancara dengan pengantar kerja, kami juga memberikan edukasi mengenai bagaimana sebagai pekerja yang baik dan tentunya mampu bersaing ketika di hadapkan dengan pencari kerja lainnya, setelah semua proses administrasi selesai maka klien sudah bisa mengikuti pelatihan kerja tersebut.

  1. Evaluasi

Pada tahap ini adalah tahap monitoring dan kontrol terhadap klien. Melihat sejauh mana solusi yang telah di jalankan dapat membantu klien untuk menyelesaikan masalahnya,  apakah solusi tersebut tepat atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap masalah klien. Setelah di amati ternyata dapat dilihat adanya peningkatan skil klien tersebut, yang mana klien sudah tidak gerogi lagi ketika melakukan wawancara, memiliki kemampuan seperti pelayanan, pemasaran, pembukuan, bahkan sudah bisa menginput data keuangan, hal hal ini tentunya sangat dibutuhkan pada saat mencari pekerjaan nantinya.

  1. Tahap Terminasi

Pada tahap ini adalah tahap berakhirnya sebuah kontrak antara pekerja sosial dengan klien. Kontrak ini di akhiri karena sudah tercapainya hasil dari perencanaan solusi sebelumnya, dan perencanaan tersebut memberikan dampak baik terhadap klien.

Oleh karena itu saya memutuskan kontrak dengan klien agar tidak terjadinya ketergantungan klien terhadap pekerja sosial.

Saya berharap melalui program pelatihan kerja ini bisa menjadi suatu wadah untuk meningkatkan skill bagi para pencari kerja, meningkatkan kualitas SDM dan tentunya dapat mengurangi angka pengangguran khususnya yang ada di Kota Medan.

Redaktur: Anna Fauziah Pane


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mahasiswa Magang MSIB Kesejahteraan Sosial USU Lakukan Investigasi Kontak Sebagai Solusi Meminimalisir Penularan TBC di Masyarakat Bersama Yayasan Mentari Meraki Asa

redaksi

Pengaruh Media Sosial terhadap Wawasan Kebangsaan pada Generasi Muda

redaksi

Penerapan E-Parking di Medan: Mempermudah atau Mempersulit?

redaksi