SUARA USU
Film

Memiliki Alur Cerita yang Tak Terduga, Mengulik Kembali Kisah Penuh Sensasi “Bad Genius”

Penulis: Anisa Maharani/Yeremia Jonathan

Suara USU, Medan. Bad Genius adalah film yang berasal dari negara Gajah Putih yang disutradarai oleh Nattawut Poonpiriya, diputar pada tahun 2017, tepatnya pada 23 Agustus 2017. Bad Genius menceritakan tentang sekelompok siswa yang berencana untuk membobol ujian internasional Scholastic Aptitude Test (SAT), dalam film ini dikenal sebagai STIK. Tokoh utama dalam film ini, Lynn (Chutimon Chuengcharoensukying), berasal dari keluarga sederhana tetapi memiliki kecerdasan yang luar biasa. Lynn dilirik oleh pihak sekolah elit dan diberi beasiswa karena kegeniusannya. Lynn menerima beasiswa tersebut semata-mata atas keinginan ayahnya. Lynn mengalami banyak kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain selama bersekolah.

Grace (Eisaya Hosuwan), satu-satunya sahabat yang dimiliki oleh Lynn, digambarkan sebagai sosok perempuan yang cantik, periang, dan tertarik pada seni peran. Dia mengabaikan segala hal yang berkaitan dengan prestasi akademik karena ingin menjadi aktris yang terkenal. Lynn berinisiatif untuk membantu Grace secara sukarela karena dia merasa berempati kepada Grace. Namun, kebaikan Lynn tersebut malah dimanfaatkan oleh Pat (Teeradon Supapunpinyo) yang merupakan pacar Grace sebagai peluang bisnis.

Pat menawarkan pekerjaan kepada Lynn untuk bekerja sebagai penjoki ujian dengan bayaran yang sangat menguntungkan. Lynn awalnya menolak tawaran tersebut, namun karena khawatir melihat ayahnya yang selalu bekerja sampai larut malam dan mengetahui rahasia tentang beasiswa, Lynn pun akhirnya menyetujui tawaran yang diberikan oleh Pat. Akhirnya pekerjaan itu dijalankan dan Pat ditugaskan untuk mengumpulkan klien sebanyak mungkin dengan kedok les piano.

Seiring berjalannya waktu, Lynn, Pat, dan Grace berhasil mengembangkan bisnis “les piano” mereka. Pat yang tidak puas dengan kegiatan tersebut hanya sampai pada cakupan sekolah saja, akhirnya memutuskan merancang rencana gila, yaitu rencana untuk menghancurkan ujian STIC yang merupakan sistem penerimaan mahasiswa ke perguruan tinggi Amerika Serikat. Namun, ketika Pat bertemu dengan teman sekolahnya, Bank (Chanon Santinatornkul), rencana tersebut sedikit terhambat. Bank adalah siswa biasa, rajin, dan pintar yang mendapatkan beasiswa pendidikan di sekolah tersebut, seperti Lynn. Bank tidak tinggal diam saat mengetahui rencana Pat dan rekannya. Dia berencana melaporkan kegiatan tersebut kepada sekolah dan polisi.

Pat tidak goyah dengan ancaman yang diberikan oleh Bank dan tentu saja tidak kehabisan ide untuk membuat seseorang tunduk kepadanya. Pat membuat skenario dengan membayar beberapa orang suruhannya untuk menghancurkan toko laundry milik keluarga Bank. Oleh karena itu, perekonomian yang dimiliki oleh keluarga Bank menjadi tidak stabil. Bank yang terdesak oleh keadaan ekonomi akhirnya menerima tawaran Pat. Akhirnya kedua orang jenius tersebut bergabung untuk mengerjakan proyek gila, yaitu membobol sistem pengawasan ujian STIC.

Film Bad Genius terinspirasi dari sistem pendidikan yang buruk di Thailand dan sebagian besar negara berkembang. Kebiasaan menyontek yang diangkat dalam film tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang sering dilakukan oleh para pelajar. Setiap alur dalam film ini tidak dapat ditebak dan memiliki kesan yang kreatif, meskipun kegiatan yang ada di dalam film Bad Genius bukanlah hal yang untuk ditiru. Setiap adegan terasa menegangkan karena film Bad Genius sendiri memiliki alur maju dan mundur.

Selain itu, film ini menggabungkan berbagai genre seperti drama, school , thriller , dan crime yang menyebabkan film ini tidak bersifat monoton. Pengambilan gambar yang menarik juga semakin membuat penonton beta untuk menyaksikan setiap aksi yang dilakukan oleh para pemain.

Film Bad Genius ini dirilis pada 3 Mei 2017 dan menduduki posisi pertama di box office Thailand selama dua minggu hingga menghasilkan lebih dari 100 juta baht ($3 juta). Momen ini menjadi film Thailand dengan pendapatan kotor tertinggi pada tahun 2017. Film ini pun sukses tampil di luar negeri. Bahkan, memecahkan rekor penghasilan film Thailand di beberapa negara Asia, termasuk di Tiongkok. Sebab film ini memperoleh lebih dari $30 juta, menjadikan film versi Thailand paling sukses secara internasional yang pernah ada. Tentunya, film ini menjadi sebuah rekomendasi dan seru untuk ditonton.

Redaktur: Yohana Situmorang


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Kisah Petualangan dan Kuliner dalam Dunia Delicious in Dungeon

redaksi

The Tinder Swindler: Kencan Romantis Berujung Penipuan Jutaan Dollar

redaksi

Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang, Kisah Anak Rantau yang Menemukan “Rumah” Barunya

redaksi