SUARA USU
Opini

Menyambut HUT Ke-78 RI, Jangan Sekedar Aksi Seremonial!

Oleh: Agung Zepanya Bangun

Suara USU, Medan. Semarak pernak-pernik dan bendera merah putih sudah mulai bertebaran untuk memeriahkan ulang tahun Republik Indonesia ke 78 tahun ini. Seluruh lapisan masyarakat tampak sangat antusias menyambutnya termasuk kalangan mahasiswa. Namun, apakah kamu sadar perayaan ulang tahun Indonesia kian hari hanya bersifat seremonial belaka dengan segala macam jenisnya? Di mana seakan-akan tugas kita sudah selesai dalam memerdekakan dan membawa rakyat Indonesia sejahtera sesuai dengan mimpi para pahlawan bangsa.

Berkaca melalui tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”

Dengan tema yang diusung oleh pemerintah seharusnya cukup menyadarkan kita bahwa tugas kita belum selesai. Di usia ke-78 tahun bukan waktunya untuk berleha-leha dan menikmati bebasnya Indonesia dari penjajahan. Masih banyak PR yang menjadi tanggung jawab kita terutama kalangan mahasiswa. Sebagai generasi penerus, banyak hal yang seharusnya menjadi fokus kita mulai dari isu pendidikan, masalah toleransi, isu sosial, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia anak muda yang bersifat merusak. Langkah awal yang dapat kita lakukan adalah dengan melaksanakan Tridharma Perguruan tinggi serta terjun langsung kepada masyarakat. Bukan waktunya lagi mengucapkan “Dirgahayu Indonesiaku” dan “Selamat ulang tahun Indonesia ke-78” melalui kanal media sosial, namun yang bangsa ini butuhkan adalah aksi nyata dari para penerus bangsa.

Apakah semangat gotong royong masih ada?

Coba perhatikan, kapan terakhir kali kamu melihat masyarakat perkotaan melakukan gotong royong terhadap sesuatu permasalahan. Sudah cukup jarang. Ketika perayaan kemerdekaan tiba, seluruh lapisan masyarakat secara mendadak berkumpul dan memeriahkan acara yang ada. Namun setelah momentum kemerdekaan itu berlalu, masyarakat kembali kepada kebiasaan yang sudah mendarah daging yaitu bersifat apatis dan anti sosial. Bukankah seharusnya aksi gotong royong ini hadir setiap hari di Indonesia? Bukankah Indonesia merdeka karena semangat gotong royong para pedahulu?

Pahlawan menitipkan bangsa kepada kita, kita menitipkan bangsa kepada penerus!

Meski tugas pahlawan sudah selesai dalam memerdekakan kita dari penjajah, bukan berarti kita larut dalam euforia dan aksi seremonial dalam memperingati kemerdekaan Indonesia. Ada tanggung jawab kita untuk memberikan bekal kepada penerus mengenai mau kemana arah “kapal besar” ini berlabuh. Pemilihan “nahkoda” dan kru kapal yang salah akan membuat bangsa ini mudah terbawa ombak dan akhirnya tenggelam.

Satu hal yang perlu kita ingat bahwa kemerdekaan itu bukan hal yang bersifat mutlak namun kolektif. Jika kita gagal dan lalai dalam memaknai kemerdekaan Indonesia, maka bukan tidak mungkin bangsa kita akan terjajah lagi.

Tidak ada yang salah dalam menyemarakkan euforia kemerdekaan yang bebas dari tangan penjajah. Namun jangan lupa tugas kita bukan hanya sekedar merayakan, tapi juga melanjutkan perjuangan para pahlawan.

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke -78 tahun, Terus Melaju untuk Indonesia Maju!

Redaktur: Tamara Ceria Sairo


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Miskonsepsi Inner Child pada Gen Z

redaksi

Pengurangan Biaya UKT di USU Selama Pandemi, Mungkinkah?

redaksi

Nature or Nurture?

redaksi