SUARA USU
Opini

Nature or Nurture?

Penulis: Fathan Mubina

Suarausu, Medan. Nature Or Nurture, tidak familiar? Bagaimana kalau penulis ubah menjadi, bakat atau usaha. Dengan banyaknya orang bertanya, lebih berpengaruh mana antara bakat atau usaha, sudah familiar? Mari dengar opini penulis.

Secara arti kata, nature berarti kodrat, bakat, atau bawaan. Nurture berarti usaha menjaga/meningkatkan sebuah kemampuan alias usaha. Topik ini sangat masyhur di semua kalangan dan status, mulai dari anak-anak sampai lansia, dari miskin hingga kaya, dari rakyat biasa hingga elite negara, begitu halnya juga dengan mahasiswa, masih melekat topik ini sering didengar di kampus manapun.

ā€œMAKK, si A cepet banget ngerjain ujian, mana selalu dapet IP diatas 3,5 lagi dia,ā€ tutur B. Lalu kemudian ditanggapi oleh yang lain, ā€œiya lohh, kalian ga tau, emaknya itu professor matematika di perguruan C,ā€ tutur D.

Kurang lebih setidaknya ada perkataan seperti ini yang pernah terlintas di telinga kita, baik sengaja maupun tidak disengaja, baik dalam pikiran sendiri maupun yang terucapkan oleh orang lain. Dan anehnya itu terdengar di bangku perkuliahan, sebuah institusi pendidikan tinggi. Wah bukan main-main tingginya pendidikan dalam sebuah universitas, tapi masih saja terdengar percakapan seperti diatas disekitar penulis, yang dalam posisi penulis sebagai seorang mahasiswa.

Lalu setelah mengetahui info bahwa si A cepat dalam mengerjakan ujian karena orang tua nya professor, dengan tanpa bersalahnya tanpa ba-bi-bu, si B menyalahkan situasi, menyalahkan kondisi lingkungan, sampai-sampai dengan beraninya menyalahkan Tuhan, sebuah eksistensi yang tak dapat digugat, digugat oleh B.

Nature or Nurture? Bakat atau usaha? Mana yang lebih dominan dalam menentukan kesuksesan kehidupan kita, setelah penulis mencari beberapa referensi, ternyata KEDUANYA saling membantu. Tidak ada yang hanya bakat, atau tidak ada yang hanya usaha saja, silahkan mahasiswa bisa mengakses referensi yang banyak dari video platform sosial apabila tidak berkenan untuk membaca jurnal atau buku.

Namun tulisan ini bukan membahas perdebatan antara keduanya, atau bagaimana keduanya saling mempengaruhi, akan tetapi membahas pandangan penulis terkait seseorang yang masih terpaku, termenung dengan kondisinya, tidak berusaha untuk melakukan sesuatu yang dapat mengubah hasil di masa depan.

Sebuah hal yang normal bagi seseorang untuk iri terhadap orang yang lebih baik darinya dalam satu atau dua hal, namun iri yang disini sering kali tidak dimanifestasikan menjadi sebuah aksi nyata untuk mencapai apa yang sudah didapat oleh orang yang lebih baik darinya, melainkan hanya iri yang sekedar iri. Aksi yang dilakukan oleh yang sekedar iri tersebut, lama-kelamaan sebagian besar cenderung merusak, mulai dari menggunjing orang tersebut di belakang, atau sampai dengan terang-terangan mengganggu secara fisik. Serasa menjadi korban situasi yang ada, tetapi realita menunjukkan bahwa dirinya sendiri sebagai pelaku sekaligus korban atas ketidakmampuan dalam mengatasi rasa iri dan berusaha untuk menggapai apa yang didapat oleh orang berbakat.

ā€œTidak berbakatā€ menjadi alibi andalan bagi orang yang enggan berkata ā€œsaya malasā€ dalam banyak kasus. Pikiran penulis bertanya-tanya sebuah persoalan, ā€œApakah kalau saya berusaha akan mengubah hasilnya walaupun tidak memiliki bakat?ā€ pertanyaan yang sangat mudah dan semua orang tahu jawabannya, akan tetapi tidak banyak yang bergerak walaupun sudah mengetahui jawaban jelasnya, TENTU DAPAT BERUBAH.

Muncul pertanyaan lainnya di benak kita semua, seberapa banyak usaha kita dapat merubah hasil akhirnya?

Pesan penulis yaitu, kerjakan yang dapat dikerjakan terlebih dahulu, hasilnya pasti berubah. Karena dengan memikirkan hasilnya saja, namun tidak bergerak melakukan aksi, maka sama saja hanya sebuah omong kosong. Setidaknya dengan bergerak dan berusaha, kita dapat membuktikan sendiri, manakah yang lebih dominan antara usaha dan bakat.

Redaktur: Tamara CeriaĀ 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mudik Diperbolehkan, Pelaku Industri Transportasi Darat Berikan Dukungan

redaksi

Menunjukkan Kesiapan Kerja dengan Bersedia Dipindahkan ke Posisi Lain

redaksi

Aklamasi, Budaya yang Harus Dihindari!

redaksi