SUARA USU
Musik

Pendewasaan Diri melalui Lagu Beranjak Dewasa

Penulis : Khalda Mahirah P

Suara USU, Medan. Siapa sih anak muda yang tidak tau lagu Beranjak Dewasa karya Nadin Amizah? Lagu ini telah dirilis pada 28 Mei 2020. Lagu dengan judul Beranjak Dewasa ini masuk dalam album ‘Selamat Ulang Tahun’ dan diketahui rilisnya album ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya Nadin Amizah yang lahir pada 28 Mei 2000. Dalam album ‘Selamat Ulang Tahun’ terdapat 10 lagu diantaranya Mendarah, Beranjak Dewasa, Taruh, Kanyaah, Bertaut, Paman Tua, Intro, Sorak Sorai, Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat, dan Cermin. Sepertinya hampir semua anak muda tau salah satu lagu healing ini. Album perdana solois Nadin Amizah, telah didengarkan lebih dari lima juta dalam waktu dua pekan sejak rilis tiga tahun lalu. Secara ringkas, lagu ini bercerita tentang proses pendewasaan anak muda yang mengalami masa-masa sulit dalam kehidupannya.Yuk, kita gali lebih dalam makna dalam lagu ini!

Lagu ini diawali dengan kalimat “Pada akhirnya ini semua hanyalah permulaan” hal ini menyiratkan inti pesan yang ingin disampaikan melalui lagu tersebut. Sebab, semua akhir dari suatu apa pun adalah permulaan untuk hal lainnya.

Pada akhirnya kami semua berkawan dengan sebentar. Berbaring tersentak tertawa. Tertawa dengan air mata. Mengingat bodohnya dunia dan kita yang masih saja berusaha”. Sebenarnya dia tidak ingin tumbuh dewasa dulu karena dia masih ingin menikmati masa-masa remajanya.

Seiring beranjaknya usia di masa remaja, tidak jarang kita akan stres, depresi, dan bisa mencapai quarter life crisis. Hal ini terjadi karena ketidaksiapan seseorang yang terjadi saat proses transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Dalam lirik selanjutnya, “tertawa dengan air mata” di mana kita merasa harus bermuka dua walau keadaan sedang sulit. Banyak beban moral yang dibawa generasi muda ini, antara lain kesenjangan sosial dan ekonomi, kasus orangtua yang tidak harmonis, ditambah lagi dengan percintaan.

Mati lebih cepat. Mati lebih cepat”. Lirik tersebut menekankan bahwa mati yang dimaksud adalah kematian mental, karakter, dan semangat. Selanjutnya lagu ini ditutup dengan menyampaikan bahwa sebuah akhir akan sesuatu merupakan awal dari sesuatu yang lain.

Proses pendewasaan dalam lagu ini hanyalah paksaan dari keadaan, bukan dewasa yang sebenarnya. Tak jarang kita tertawa namun memiliki mental yang hancur. Hidup tak semulus itu. Mari dengarkan lagu ini di platform kesayanganmu!

Redaktur : Taty Kristina


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Lagu Takut, Pilihan Lagu Self Healing Untuk Remaja Usia 20an

redaksi

Bersuara Tanpa Batas Lewat ‘Shout Out’

redaksi

Kembang Pete: Sindiran Atas Materialisme Dalam Cinta

redaksi