SUARA USU
Film

Perlihatkan Masalah Bukan Suatu Alasan untuk Menyerah Lewat Serial Death’s Game

Penulis: Anisa Maharani

Suara USU, Medan. Baru-baru ini industri film Korea Selatan kembali merilis serial drama yang berjudul “Death’s Game” pada tanggal 15 Desember 2023. Serial yang bergenre fantasi, drama, dan thriller ini menceritakan kisah mengenai kematian manusia. Serial “Death’s Game” merupakan adaptasi dari Webtoon yang memiliki judul “I’ll Die Soon” dan naskah dari serial ini ditulis oleh Ha Byung-hoon. Serial adaptasi Webtoon ini dibintangi oleh Seo In-guk dan Park So-dam.

Serial ini mengisahkan seorang pemuda, Choi Yee-jae (Seo In-guk), yang pada saat itu masih berstatus mahasiswa berjuang untuk mendapatkan pekerjaan tetap dan berhasil menghabiskan waktu selama 7 tahun untuk berjuang dan mendapatkan hasil. Hal ini bermula pada saat Yee-jae yang masih seorang mahasiswa menerima kesempatan yang luar biasa, yaitu dapat berpartisipasi dalam wawancara akhir untuk mendapatkan pekerjaan di Taekang Group, salah satu perusahaan ternama di Korea Selatan. Pergerakan Yee-jae jelas jauh lebih maju dibandingkan teman-teman seangkatannya pada saat itu.

Akhirnya tibalah hari dimana Yee-jae akan melakukan wawancara akhir. Namun, pada hari itu terjadi kejadian tak terduga, dimana Yee-jae tanpa sengaja menjadi saksi mata dalam suatu kejadian mengerikan. Hal itu tentu saja mengganggu mental psikologis Yee-jae yang berdampak besar pada proses wawancara dan hasilnya. Choi Yee-jae tidak pernah mengira bahwa kegagalannya sebagai karyawan di Taekang Group akan mengubah kehidupannya secara keseluruhan. Sejak saat itu, ia mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang pada akhirnya membuat Yee-jae kesulitan dalam membayar uang kuliahnya.

Kondisi pandemi meningkatkan kesulitan Choi Yee-jae untuk mendapatkan pekerjaan. Karena kondisi tersebut, perlahan-lahan kepribadian Choi Yee-jae berubah. Yang awalnya ceria dan optimis, berubah menjadi pribadi yang pesimis diakibatkan kegagalan yang dialaminya. Yee-jae merasa sulit mendapatkan kehidupan normal, seperti bekerja dan membangun keluarga, layaknya yang dilakukan orang pada umumnya. Yee-jae tak kenal lelah mengirimkan lamaran perkerjaan selama tujuh tahun, tetapi tidak ada hasil yang sesuai dengan keinginan Yee-jae.

Saat itu, Yee-jae juga sempat bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang. Penghasilan kerja paruh waktu tersebut dimanfaatkannya untuk berinvestasi. Yee-jae sendiri berinvestasi melalui temannya, Kim Hyeon-su (Kim Sung-cheol) yang mengatakan bahwa kehidupan Yee-jae bisa menjadi lebih baik jika mengikuti investasi tersebut. Selain itu, Kim Hyeon-su mengatakan bahwa investasi tersebut bisa memberikan peluang untuknya  mempersiapkan pernikahannya dengan kekasihnya Lee Ji-su (Go Yoon-jung), yang telah menemaninya sejak kuliah. Namun semua harapan itu menjadi sia-sia karena investasi yang dia lakukan dengan Hyeon-su tidak berhasil dan hal itu berhasil membuat Yee-jae kehilangan seluruh uangnya. Ketika ia mengetahui bahwa undang-undang yang berlaku tidak dapat menjerat temannya dengan cara apa pun, ia semakin depresi. Setelah hal itu, Yee-jae memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Ji-su karena dia tidak mau menjadi beban bagi kekasihnya yang berasal dari keluarga kalangan atas.

Choi Yee-jae yang menghadapi masalah keuangan dan pekerjaan selama bertahun-tahun berhasil membuatnya putus asa. Dia kemudian memutuskan untuk bunuh diri, berpikir bahwa hanya itulah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah di kehidupannya yang tak kunjung selesai. Sebaliknya, daripada mengakhiri kemalangan dengan kematian, dia malah bertemu dengan “Death” (Park So-dam). Death adalah entitas misterius dari alam semesta yang mengadili orang yang meninggal sebelum mereka jatuh ke neraka. Death tidak diketahui usia atau kekuatannya dan apakah dia dewa atau iblis.

Keputusan Choi Yee-jae dinilai sebagai suatu tindakan bodoh oleh Death. Yee-jae mencari kematian sebelum takdir yang seharusnya. Jadi, Death datang untuk memberi hukum kepada Yee-jae. Choi Yee-jae harus mengalami kematian berulang kali melalui 13 kehidupan milik orang lain. Jika Yee-jae dapat menemukan cara untuk bertahan hidup sebelum menghadapi kematian, ia dapat hidup di fase hidup tersebut. Selama menjalani hukumannya, Yee-jae dapat melihat bahwa kehidupan milik orang lain tak lebih baik dari kehidupan miliknya dulu, bahkan ada yang lebih buruk. Dari situ juga Yee-jae mengetahui bahwa ada orang-orang yang sangat sedih dan terpuruk ketika Yee-jae memutuskan untuk mengakhiri kehidupannya sendiri.

Pesan moral yang didapatkan dalam serial “Death’s Game” yaitu untuk mengingatkan kita agar lebih bersyukur dalam menjalani kehidupan. Setiap orang pasti memiliki masalah namun masalah bukanlah suatu alasan bagi kita untuk menyerah atas kehidupan. Kita juga harus lebih menghargai kehidupan yang kita miliki karena pada dasarnya makhluk hidup hanya memiliki satu kesempatan untuk menjalani kehidupan. Setiap orang pasti memiliki rasa takut dalam menghadapi masalah, tetapi jika rasa takut tersebut terlalu diresapi maka hal itu akan membuat kita semakin sulit dalam mengatasi masalah yang menghampiri kita.

Jangan sampai kita menyesal karena tidak bisa menjalani kehidupan dengan lebih bahagia hanya karena cobaan yang diberikan Tuhan. Jika merasa tak memiliki pundak untuk beristirahat sejenak, datanglah kepada Tuhan. Dia akan selalu siap untuk menjadi senderan bagi umat-umat-Nya. Tuhan siap untuk mengayomi kita dalam menyelesaikan suatu masalah. Gimana nih Sobat Suara USU, tertarik buat nonton serial penuh makna ini?

Redaktur: Fransiska Zebua

 

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Justice League Snyder’s Cut, masterpiece karya Zack Snyder

redaksi

Enola Holmes, Kisah Petualangan Seorang Detektif Muda

redaksi

Meg 2: The Trench, Kembalinya Jason Statham Melawan Megalodon

redaksi