SUARA USU
Uncategorized

Analisis Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Kesadaran Siswa Terhadap Dampak Negatif Hoax Pada Era Digital

Oleh : Ines/ Yuni/ Fadli/ Naila/ Rahma/ Zakheus/ Putri

Suara USU, Medan. Hoaks adalah informasi palsu yang dibuat-buat atau direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Disebarluaskan dengan tujuan tertentu, bisa berupa lelucon, sensasi, atau bahkan propaganda. Ciri- ciri berita hoaks umumnya judulnya sensasional dan provokatif tujuannya untuk menarik perhatian pembaca, berita hoaks juga tidak mencantumkan sumber berita yang jelas atau kredibel, berita hoaks biasanya menggunakan gambar atau video yang di manipulasi untuk menyesatkan pembaca. Foto dan video tersebut diubah dan di edit untuk menunjukkan sesuatu yang tidak terjadi.

Di era digital saat ini, informasi dapat tersebar dengan mudah dan cepat melalui berbagai platform media sosial contohnya aplikasi TikTok, Instagram, WhatsApp. Hal ini membawa banyak manfaat seperti mempermudah akses informasi dan komunikasi. Namun, disisi lain hal ini juga membuka peluang penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi siswa.

Target utama penyebaran hoaks adalah remaja  karena mereka aktif di media sosial dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hoaks yang mereka terima dapat memengaruhi pola pikir, perilaku, dan nilai-nilai mereka. Penyebaran hoaks dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti:

1.     Merusak kepercayaan publik

2.     Menimbulkan keresahan dan ketakutan

3.     Mendorong tindakan kekerasan dan diskriminasi

4.     Menyebabkan kerugian finansial

5.     Merusak reputasi dan nama baik

Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran semua orang terhadap bahaya hoaks terutama dikalangan anak remaja/ SMA. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kesadaran ini adalah melalui pendidikan kewarganegaraan.

Peran pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Berikut beberapa poin pentingnya:

1. Menanamkan nilai – nilai Pancasila

Pendidikan kewarganegaraan menanamkan nilai – nilai Pancasila seperti persatuan, kesatuan, demokrasi, dan keadilan sosial kepada siswa. Nilai- nilai ini menjadi dasar bagi siswa untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam menerima informasi di era digital.

2. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis

Pendidikan kewarganegaraan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, seperti informasi, verifikasi fakta, dan evaluasi sumber, keterampilan ini penting untuk membantu siswa membedakan antara informasi yang benar dan hoaks.

3. Meningkatkan kesadaran media

Pendidikan kewarganegaraan membantu siswa memahami bagaimana media bekerja dan bagaimana informasi dapat dimanipulasi. Pemahaman ini penting untuk membantu siswa menjadi konsumen media yang cerdas dan kritis.

Peran nilai – nilai Pancasila terhadap pentingnya meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak negatif hoaks.

Nilai – nilai Pancasila tersebut memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak negatif hoaks. Berikut adalah penjelasannya:

  • Ketuhanan yang Maha Esa 

Nilai Ketuhanan yang Maha Esa menanamkan keyakinan kepada siswa bahwa setiap perbuatan manusia akan mendapatkan balasannya dari tuhan. Keyakinan ini dapat mendorong siswa untuk bertindak etis dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial, termasuk dalam menyebarkan informasi.

Contohnya : Siswa yang memiliki keyakinan agama yang kuat akan lebih berhati- hati dalam menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan kebencian antar umat beragama. Siswa yang memiliki keyakinan agama yang kuat akan lebih terdorong untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.

  • Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Nilai kemanusiaan yang Adil dan beradab mengajarkan siswa untuk menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini dapat mendorong siswa untuk berhati- hati dalam menyebarkan informasi, dan tidak menyebarkan informasi, dan tidak menyebarkan informasi yang dapat merugikan atau menyinggung orang lain.

Contohnya : Siswa yang memahami nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab tidak akan menyebarkan hoaks yang dapat menimbulkan diskriminasi terhadap suatu kelompok tertentu. Siswa yang memahami nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab akan lebih terdorong untuk membantu korban hoaks dengan menyebarkan informasi yang benar.

  • Persatuan Indonesia

Nilai persatuan Indonesia menanamkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme kepada siswa. Hal ini dapat mendorong siswa untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan tidak menyebarkan informasi yang dapat memecahbelahkan masyarakat.

Contohnya : Siswa yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi tidak akan menyebarkan hoaks yang dapat menimbulkan provokasi dan kerusuhan. Siswa tersebut malah akan terdorong untuk menyebarkan informasi yang positif dan membangun tentang Indonesia.

  • Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan

Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah melalui musyawarah dan mufakat. Hal ini dapat mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar informasi dengan orang lain sebelum menyebarkannya.

Contohnya :   Siswa akan lebih terdorong untuk mencari informasi yang kredibel dari berbagai sumber sebelum menyebarkannya. Siswa juga akan lebih terbuka untuk menerima kritik dan saran dari orang lain tentang informasi yang mereka dapatkan.

  • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nilai ini mengajarkan siswa untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dapat mendorong siswa untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat dan konstruktif bagi masyarakat.

Contohnya :  Siswa yang memahami nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia akan lebih terdorong untuk menyebarkan informasi tentang program-program pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat.

Strategi Meningkatkan Kesadaran Siswa Terhadap Berita Hoaks

Di era digital saat ini, informasi tersebar dengan cepat dan mudah melalui media sosial dan platform online lainnya. Hal ini membawa dampak positif dalam banyak hal, namun juga membuka celah bagi penyebaran informasi palsu atau hoaks. hoaks dapat memberikan dampak negatif bagi individu, masyarakat, dan bahkan negara.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pendidikan kewarganegaraan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap dampak negatif hoaks :

  • Mengajarkan Literasi Digital

Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang diperoleh dari internet. Literasi digital penting untuk membantu siswa membedakan antara informasi yang benar dan hoaks. Dalam pembelajaran literasi digital, siswa dapat diajarkan tentang sumber informasi yang terpercaya, teknik verifikasi informasi, cara mengidentifikasi hoaks, dampak negatif hoaks dan cara melaporkan hoaks.

  • Mengembangkan pemikiran kritis

Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk menganalisis informasi secara objektif dan logis. Pemikiran kritis penting untuk membantu siswa mempertanyakan sumber informasi dan kredibilitasnya sebelum menyebarkannya. Dalam pembelajaran pemikiran kritis siswa dapat diajarkan tentang cara mendefinisikan masalah, cara mengumpulkan informasi, cara menganalisis informasi, cara menarik kesimpulan, cara membuat keputusan.

  • Menanamkan Nilai- nilai Etika dan Moral

Nilai – nilai etika dan moral penting untuk membantu siswa memahami bahwa menyebarkan hoaks adalah tindakan yang tidak etis dan dapat merugikan orang lain. Dalam pembelajaran nilai- nilai etika dan moral siswa dapat diajarkan tentang kejujuran, tanggung jawab, keadilan, keberanian, kepedulian.

  • Meningkatkan kesadaran tentang hukum dan peraturan

Hukum dan peraturan terkait dengan penyebaran informasi palsu perlu ditegakkan dengan tegas. Hal ini penting untuk memberikan efek jera bagi pelaku penyebaran hoaks. Dalam pembelajaran hukum dan beraturan siswa dapat diajarkan tentang UU ITE, pasal 28 ayat (2) UUD 1945, dan peraturan pemerintahan nomor 82 tahun 2012 tentang penyelenggaraan sistem elektronik.

  • Mendorong partisipasi aktif dalam masyarakat

Siwa dapat didorong berpartisipasi aktif dalam memerangi penyebaran hoaks dengan cara melaporkan hoaks kepada pihak berwenang, menyebarkan informasi yang benar, mengajarkan orang lain untuk tidak menyebarkan hoaks.

Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dengan Dosen Pengampu Onan Marakali Siregar, S.Sos., M.Si.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pancasila dan Komunitas

redaksi

Objek Wisata Istana Maimun: Pasar atau Istana?

redaksi

Mahasiswa Kesos FISIP USU Susun Strategi Pemberian Gizi untuk Mencegah Stunting di Kelurahan Titi Rantai

redaksi