SUARA USU
Buku

Intip Kisah dan Cerita Perjalanan Haji Tahun 1938 Lewat Novel Rindu

Oleh : Viona Maharani

Suara USU, Medan. Cerita ini bermula pada pagi hari tanggal 1 Desember 1938, bertepatan dengan 9 syawal 1357 H, ketika sebuah kapal besar merapat di Pelabuhan Makassar. (dikutip dari bab 1 novel).

Rindu merupakan salah satu karya terbaik oleh penulis yang akrab dipanggil Tere Liye. Novel ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang memulai perjalanan haji mereka pada tahun 1938 menggunakan kapal Blitar Holland selama kurang lebih 9 bulan lamanya. Berbulan-bulan menghabiskan waktu di kapal, membuat Anna dan Elsa, anak yang menjadi tokoh utama pada novel ini, berkenalan dengan banyak orang dari berbagai wilayah dengan latar belakang yang beragam.

Sudah pastinya perjalanan tidak selalu mulus. Ketika kapal melabuh di Surabaya, lalu Anna, Elsa, dan Daeng Adipati atau sang ayah pergi mengunjungi Pasar Turi. Pagi itu, dua belas pejuang kemerdekaan menyerbu pos Belanda di Pasar Turi dan membuat seisi pasar panik berlarian menyelamatkan diri dan tak terkecuali Daeng Adipati dan anak-anaknya. Tetapi, sayangnya si bungsu Anna terjebak di dalam pasar. Beruntungnya Anna, dia berhasil bertemu dengan Ambo Uleng yang merupakan salah satu pekerja di kapal tersebut dan kembali dengan selamat ke kapal.

Novel Rindu memiliki halaman sebanyak 520 dengan sampul barunya yang berwarna biru dengan gambar kapal yang besar. Banyak kisah dan juga pelajaran hidup yang bisa diambil dari novel ini. Serta, kita jadi mengetahui bagaimana perjalanan haji menggunakan kapal yang memakan waktu lumayan lama.

Novel ini tersedia di berbagai toko buku offline ataupun online. Serta tersedia dalam bentuk e-book yang bisa didapatkan di toko buku online resmi.

Redaktur : Taty Kristina


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Menggali Potensi Kebiasaan dalam Buku ‘Is it Bad or Good Habits’

redaksi

Parable : Sadewa Sagara, Potret Nyata Sebagian Besar Remaja SMA

redaksi

Grave of the Fireflies: Film Animasi Tersedih Sepanjang Masa

redaksi