Oleh: Yulia Tarigan
Suara USU, Medan. Libur panjang sering kali dianggap sebagai momen yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa. Setelah melalui rutinitas perkuliahan yang padat dan tugas yang menumpuk, masa liburan menjadi waktu yang ideal untuk melepaskan penat dan menikmati kebebasan. Namun, di balik euforia libur panjang, tersembunyi sebuah fenomena yang disebut “malasitis” yaitu kondisi di mana mahasiswa merasa enggan untuk belajar dan cenderung menghabiskan waktu dengan kegiatan yang kurang produktif. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada ingatan dan pemahaman materi kuliah, sehingga perlu diwaspadai oleh para mahasiswa.
Selama libur panjang, rutinitas harian mahasiswa berubah drastis. Tidak ada jadwal kuliah yang ketat, tidak ada tugas yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, dan tidak ada ujian yang menghantui. Hal ini membuat mahasiswa merasa lebih santai dan cenderung menunda-nunda belajar. Libur panjang sering kali diisi dengan berbagai kegiatan hiburan seperti menonton film, bermain game, berlibur bersama teman, atau sekadar bersantai di rumah. Godaan untuk menikmati berbagai bentuk hiburan ini bisa membuat mahasiswa lupa menyisihkan waktu untuk belajar. Ketika tidak ada tekanan dari tugas dan ujian, motivasi untuk belajar bisa menurun drastis. Mahasiswa mungkin merasa bahwa mereka layak mendapatkan waktu istirahat setelah bekerja keras selama semester, sehingga belajar bukanlah prioritas utama.
Tanpa adanya aktivitas belajar yang konsisten, materi yang telah dipelajari selama semester bisa terlupakan. Ingatan manusia bersifat rapuh dan memerlukan pengulangan agar informasi dapat tersimpan dengan baik di memori jangka panjang. Ketika semester baru dimulai, mahasiswa yang terkena “malasitis” mungkin akan kesulitan mengikuti perkuliahan karena lupa akan materi dasar yang menjadi fondasi bagi materi-materi baru. Hal ini dapat mengakibatkan pemahaman yang kurang optimal dan prestasi akademik yang menurun. Kurangnya latihan dan pembelajaran selama libur panjang dapat berdampak pada kemampuan akademis mahasiswa secara keseluruhan. Kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan berpikir kritis bisa menurun karena tidak digunakan secara aktif.
Libur panjang memang waktu yang dinanti-nantikan oleh mahasiswa untuk beristirahat dari rutinitas perkuliahan. Namun, waspadai “malasitis” yang bisa mengancam penguasaan materi kuliah. Dengan menjaga keseimbangan antara bersantai dan belajar, serta menerapkan strategi belajar yang efektif, mahasiswa bisa menikmati liburan tanpa harus khawatir akan lupa materi kuliah.
Redaktur: Afrahul Fadhillah Parinduri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.