Reporter: Nisya dan Nabila
Suara USU, Medan. Kakek Nurdin merupakan penjual peyek yang menjadi perbincangan hangat warganet di media sosial karena sebuah unggahan video yang menggambarkan perjuangan kakek Nurdin dalam menjual peyek dagangannya meski usianya telah mencapai 83 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, beliau lebih memilih bekerja keras dengan berjualan daripada menengadahkan tangan memohon belas kasihan dari orang lain.
Setelah ditelisik lebih jauh, kakek Nurdin ternyata tinggal di sebuah rumah sederhana hanya bersama 5 ekor kucingnya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri mau tidak mau kakek Nurdin harus bekerja untuk mencari uang yakni dengan cara menjajakan peyek hasil buatannya sendiri. Meski dibuat dengan bahan sederhana, namun kualitas peyek buatan kakek Nurdin tidak perlu diragukan.
Kakek Nurdin ternyata sudah berjualan selama 5 tahun. Hasil penjualan kakek Nurdin ini per hari sekitar 100 pcs. Beliau berjualan disekitar daerah Tasbih 1 dan Universitas Cut Nyak Dien dari jam 10 pagi hingga jam 6 sore.
Meski usianya yang sudah tidak muda lagi, namun tidak mengendurkan semangat kakek Nurdin dalam berdagang. Kakek Nurdin nyatanya masih berjiwa muda karena kerap bercanda dengan para pelangannya. Beliau juga sangat ramah dan murah senyum sehingga pembeli tentunya merasa mendapat pelayanan yang baik.
“Kalau perempuan yang membeli peyek kakek biasanya cepat dapat jodoh,” guraunya.
Dari kisah perjuangan kakek Nurdin yang tetap semangat dan bekerja keras meski fisiknya sudah termakan usia, sobat Suara USU dapat memetik banyak pesan dan pelajaran bermakna. Tentunya kisah kakek Nurdin dapat dijadikan motivasi untuk tidak menyerah pada sulitnya keadaan karena sesungguhnya hidup adalah perjuangan dan harus diperjuangkan. Jangan lupa sempurnakan usaha dengan doa, kemudian bersabar menunggu hasil yang sempurna.
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.