SUARA USU
Uncategorized

Perspektif Mahasiswa Nias Terhadap Pernyataan Negatif Kebudayaan Nias di Lingkungan USU

Oleh: Forum Mahasiswa Nias (ForMaN) USU

Suara USU, Medan. Kebudayaan Nias merupakan salah satu kekayaan Budaya Indonesia yang patut dipelajari dan dihargai. Namun, seringkali kebudayaan ini dipandang sebelah mata dan bahkan diperlakukan secara negatif oleh orang lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Kebiasaan merendahkan dan mengejek kebudayaan Nias sering terjadi di kalangan mahasiswa di kampus tersebut, terutama oleh mereka yang berasal dari luar Pulau Nias. beberapa statement yang sering di dengar adalah “laki-laki baru bisa menikah ketika bisa lompat batu, malam pertama perempuan di Nias sama mertua, dan lain sebagainya.”

Berdasarkan diskusi yang dilaksanakan oleh Forum Mahasiswa Nias Universitas Sumatera Utara (ForMaN-USU) yang merupakan organisasi primordial yang berasal dari Nias, maka didapatlah sebuah hasil dimana statement negatif terhadap kebudayaan Nias di lingkungan USU dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, sumbernya mungkin tidak diketahui atau berdasarkan kesalahpahaman terhadap kebudayaan Nias. Kedua, ada kemungkinan bahwa orang yang membuat statement negatif tidak memahami budaya mereka sendiri dengan baik sehingga kurang sensitif terhadap kebudayaan orang lain. Ketiga, statement negatif dapat berasal dari hasil yang didengar dari orang lain tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Keempat, kurangnya perhatian dari pemerintah dalam mempromosikan dan melindungi kebudayaan Nias dapat membuat kebudayaan ini kurang dikenal di kalangan masyarakat dan rentan terhadap stereotip dan prasangka negatif.

ForMaN-USU berpendapat bahwa perlu ada upaya untuk menghargai dan mempromosikan kebudayaan Nias di kampus tersebut. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan yang memperkenalkan kebudayaan Nias kepada mahasiswa lain.

ForMaN-USU memberikan beberapa solusi untuk mengatasi statement negatif terhadap kebudayaan Nias. Pertama, perlu membekali diri dengan pengetahuan dan kecintaan terhadap budaya sendiri agar dapat mempertahankan dan memperkenalkan kebudayaan Nias kepada orang lain. Kedua, mahasiswa Nias perlu memberikan statement yang lurus dan memperjelas informasi mengenai kebudayaan Nias, sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman dan prasangka negatif terhadap kebudayaan Nias. Terakhir, pengetahuan lebih akan kebudayaan Nias dapat membantu mahasiswa Nias untuk membuka wawasan dan saling belajar dengan mahasiswa dari budaya lain. Dengan demikian, solusi-solusi ini dapat membantu dalam mempromosikan kebudayaan Nias secara positif di lingkungan kampus dan masyarakat secara luas.

Dalam pandangan ForMaN-USU, sikap saling menghormati dan menerima perbedaan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kampus yang harmonis dan damai. Sikap menghargai kebudayaan Nias bukan hanya tanggung jawab mahasiswa Nias, tetapi juga tanggung jawab semua mahasiswa dan warga kampus USU.

Dalam kesimpulan, statement negatif terhadap kebudayaan Nias di lingkungan USU sangat mempengaruhi kepercayaan diri dan harga diri mahasiswa Nias. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mempromosikan dan menghargai kebudayaan Nias di lingkungan kampus. Semua mahasiswa dan warga kampus USU harus berperan aktif dalam menjaga keberagaman budaya di lingkungan kampus.

Redaktur: Tamara Ceria Sairo


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Peran Pekerja Sosial Dinas Sosial Kota Medan dalam Penanganan Kasus ‘Lahirnya’ Pengemis Akibat Konflik Keluarga

redaksi

Lelah Berada di Ruang Lingkup Narkoba, Pecandu Inisial F Memiliki Inisiatif untuk Memperbaiki Diri

redaksi

Penyebaran Hoaks Melanggar Nilai Pancasila Dan Memicu Disintegrasi Bangsa

redaksi