SUARA USU
Opini

Ramadan, Bulan Seribu Pengalaman

Oleh: Fathan Mubina

Suara USU, Medan. Bulan Ramadan membawa berbagai manfaat bagi penulis dan mungkin juga bagi mahasiswa angkatan 2023 yang baru pertama kali merasakan bulan puasa di luar kampung halaman. Dalam banyak hal, Ramadan memberikan pengalaman yang berharga, seperti kuliah daring yang diselenggarakan dengan baik oleh dosen, pengembangan manajemen keuangan, interaksi sosial yang beragam, serta ceramah penuh hikmah yang memperkaya pengetahuan. Penulis mengalami manfaat dari penyesuaian jadwal kuliah menjadi daring saat bulan Ramadan, yang memungkinkan mahasiswa untuk menghemat waktu dan menghindari kemacetan pulang ke kampus. Namun demikian, tidak semua mahasiswa mendapat keuntungan ini, terutama sobat Suara USU dari jurusan saintek yang memiliki praktikum.

Selain itu, Ramadan juga menjadi momen penting untuk mengelola keuangan, terutama dalam hal berhemat. Dulu, penulis tinggal bersama keluarga di mana makanan selalu tersedia, namun hidup di perantauan mengajarkan pentingnya ketersediaan makanan. Ketersediaan makanan menjadi perhatian utama bagi mahasiswa yang tinggal jauh dari rumah, dan hal ini berkaitan erat dengan masalah keuangan. Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk mempraktikkan keterampilan berhemat, yang membantu mahasiswa mengelola keuangan secara lebih bijaksana.

 

Hingga saat ini, penulis belum menemui satu pun masjid di Kota Medan yang tidak menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, bahkan beberapa di antaranya menyediakan makan malam yang dapat dibawa pulang. Ini memberikan manfaat besar bagi mahasiswa yang tinggal mandiri di luar kota, karena mereka tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli makan malam setelah seharian beraktivitas di kampus.

Ramadan juga menjadi momen yang tepat untuk mencari keuntungan bagi organisasi atau kepanitiaan mahasiswa. Terdapat banyak stan makanan dan minuman di sepanjang Jl. Dr. Mansyur, dari pintu 1 Universitas Sumatera Utara hingga Jl. Pembangunan, yang sebagian besar dikelola oleh mahasiswa yang ingin mencari penghasilan tambahan atau menggalang dana untuk kegiatan organisasi atau kepanitiaan.

Bagi mahasiswa yang berbuka puasa di masjid, momen tersebut menjadi kesempatan untuk bertemu dengan sesama mahasiswa, penjual roti, ojek online, tokoh masyarakat, dan orang lainnya. Interaksi ini memungkinkan para mahasiswa untuk saling mengenal dan berbagi pengalaman, sehingga memperluas wawasan.

Tantangan terbesar bagi mahasiswa di perantauan selama bulan Ramadan adalah sahur. Kebiasaan bangun saat matahari terbit menjadikan sahur sebagai tantangan tersendiri, karena dilakukan di waktu yang sangat dini. Kebanyakan orang masih tertidur pulas pada jam tersebut, termasuk mahasiswa di perantauan.

Secara keseluruhan, Ramadan adalah pengalaman berharga bagi mahasiswa yang tinggal di luar kampung halaman. Bulan puasa ini memperkuat rasa kemandirian, mempererat toleransi, dan menumbuhkan ketakwaan bagi mereka yang menjalani ibadah puasa.

Redaktur: Hanna Letare


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Nilai Sesuai Mood Dosen, Related Ngga Sih?

redaksi

Mahasiswa Akademis dan Mahasiswa Aktivis: Menggali Potensi Kedua Peran untuk Kemajuan Bersama

redaksi

Bagaimana Pengaruh Judi Online terhadap Penggunanya yang Masih Berstatus Mahasiswa?

redaksi