Oleh: Ananda Rizqullah, Paul Aldo Purba, Bilqis Tsurayya, Helki Immanuel Ginting, dan Alya Putri Natandini
Suara USU, Medan. Kelima mahasiswa berbakat dari Universitas Sumatera Utara (USU), yaitu Ananda Rizqullah, Paul Aldo Purba, Bilqis Tsurayya, Helki Immanuel Ginting, dan Alya Putri Natandini, telah mencapai puncak keberhasilan dengan mengembangkan inovasi luar biasa berjudul NeoHada: Gedung Perkotaan Adaptif berbasis Solar-Piezoelectric dan Rooftop Farming. Keberhasilan ini bukan hanya sebagai prestasi pribadi, tetapi juga membawa nama baik universitas dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2023 yang diadakan oleh Direktorat Pembelajaran Mahasiswa (Ditbelmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjendiktiristek), serta Kemendikbudristek.
Tidak hanya mencapai tingkat nasional, NeoHada berhasil melewati seleksi ketat Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM (PKP2) dan secara resmi terpilih untuk mewakili Universitas Sumatera Utara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Tahun 2023. Pimnas 2023, yang akan diselenggarakan di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, pada 26 November hingga 1 Desember 2023 mendatang, menjadi panggung prestasi bagi kelompok mahasiswa ini.
Filosofi NeoHada: Menggabungkan Tradisi dan Inovasi
NeoHada bukan sekadar nama, melainkan cerminan dari filosofi mendalam. “Neo-” berasal dari Bahasa Yunani yang berarti baru atau diperbarui, sementara “Hada” diambil dari nama rumah adat Nias, “Omo Hada.” Filosofi di balik nama ini mencerminkan peran rumah sebagai perahu saat banjir, mengangkat semangat tradisional dalam konteks modern.
Harapannya, NeoHada dapat menjadi solusi desain gedung perkotaan yang memadukan tradisi dan inovasi, membangun resilient cities yang mampu mengatasi tantangan banjir dan krisis pangan.
Tiga Prinsip Utama dalam Desain NeoHada: Climatic, Energetic, dan Productive Architecture
- Climatic Architecture:
Prinsip ini menempatkan desain gedung sebagai solusi adaptif terhadap perubahan iklim. Atap gedung berfungsi ganda sebagai penampung air hujan dengan menggunakan teknologi Rain Harvesting System. Dengan cara ini, air hujan yang biasanya mengalir ke permukaan tanah dapat ditahan, mengurangi risiko banjir. Air hujan yang terkumpul kemudian difiltrasi untuk menjadi sumber air alternatif bagi penghuni
- Energetic Architecture:
Mengintegrasikan panel surya dan piezoelektrik dalam desain, NeoHada menciptakan sumber daya energi bersih dan terbarukan. Panel surya mengubah sinar matahari menjadi listrik, sementara panel piezoelektrik menangkap energi kinetik dari deras air hujan, menciptakan aliran listrik. Dengan gabungan teknologi ini, NeoHada mampu menghasilkan energi secara mandiri.
- Productive Architecture:
Prinsip ini fokus pada pemanfaatan lahan pertanian di atas atap gedung perkotaan, atau dikenal sebagai rooftop farming. Dengan memanfaatkan ruang yang ada di atas gedung-gedung perkotaan, NeoHada mampu menghasilkan berbagai produk bahan pangan, seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, sawi, kangkung, dan lainnya. Selain memberikan manfaat ekonomi, ini juga berkontribusi pada ketahanan pangan kota.
Menatap Masa Depan dengan Optimisme
Inovasi NeoHada menciptakan harmoni antara tradisi dan teknologi, mencerminkan semangat muda yang berusaha mencari solusi untuk tantangan kota modern. Kami menantikan perjalanan NeoHada di Pimnas 2023 dan berharap bahwa kontribusi mahasiswa USU ini akan menjadi inspirasi bagi masyarakat dan mengubah pandangan kita terhadap desain perkotaan yang berkelanjutan.
Redaktur: Tamara Ceria
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.