SUARA USU
Opini

Kelas Panas dan Pengaruhnya terhadap Efektivitas Belajar Mahasiswa

Oleh: Marwa Adilah Ahmad

Suara USU, Medan. Suhu ruang kelas tentunya sangat berpengaruh terhadap efektivitas mahasiswa dalam belajar. Tanpa kita sadari, suhu ruangan yang panas dapat mengurangi efektivitas dalam belajar. Jika ruangan kelas belajar panas ataupun pengap dapat dipastikan konsentrasi mahasiswa dalam belajar akan berkurang karena disibukkan dengan memikirkan cara agar dapat mengurangi panas tersebut seperti mengelap keringat, mengipas-ngipas menggunakan buku atau kertas, dll.

Menurut jurnal Experimental Psychology: Human Perception and Performance, suhu ruang belajar dapat berdampak signifikan pada kinerja kognitif, kenyamanan, dan kesehatan seseorang yang belajar di ruangan tersebut. Secara umum, suhu ideal untuk belajar adalah antara 20-25° Celcius (68-77° Fahrenheit). Pada suhu ini, orang cenderung paling fokus dan produktif. Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, kelelahan, dan bahkan masalah kesehatan seperti sakit kepala dan sesak napas.

Suhu ruangan yang panas di ruang belajar mahasiswa universitas dapat memberikan dampak negatif yang signifikan, baik bagi mahasiswa, staf pengajar, maupun universitas secara keseluruhan. Berikut beberapa dampaknya:

  1. Dampak bagi Mahasiswa
  • Penurunan Konsentrasi dan Produktivitas: Suhu panas dapat menyebabkan kelelahan, kelesuan, dan rasa kantuk, yang berakibat pada penurunan kemampuan fokus dan konsentrasi saat belajar. Hal ini dapat menurunkan produktivitas belajar dan prestasi akademik mahasiswa.
  • Ketidaknyamanan Fisik: Suhu panas dapat menyebabkan keringat berlebih, dehidrasi, dan rasa tidak nyaman secara fisik. Hal ini dapat mengganggu proses belajar dan membuat mahasiswa sulit untuk berkonsentrasi.
  • Gangguan Kesehatan: Paparan suhu panas dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko dehidrasi, heatstroke, dan masalah kesehatan lainnya.
  • Penurunan Motivasi Belajar: Suhu yang tidak nyaman dapat menurunkan motivasi belajar dan membuat mahasiswa merasa enggan untuk datang ke kelas.
  1. Dampak bagi Staf Pengajar
  • Kesulitan Mengajar: Suhu panas dapat membuat staf pengajar merasa tidak nyaman dan sulit untuk fokus mengajar. Hal ini dapat menurunkan kualitas mengajar dan membuat mahasiswa sulit untuk memahami materi pelajaran.
  • Penurunan Produktivitas: Suhu panas dapat menurunkan produktivitas staf pengajar, baik dalam mengajar, penelitian, maupun tugas administrasi lainnya.
  1. Dampak bagi Universitas
  • Reputasi Tercoreng: Universitas yang memiliki ruang belajar yang panas dan tidak nyaman dapat memiliki reputasi yang buruk di mata mahasiswa dan calon mahasiswa. Hal ini dapat membuat universitas sulit untuk menarik mahasiswa baru dan mempertahankan mahasiswa yang sudah ada.
  • Penurunan Kualitas Pendidikan: Suhu panas di ruang belajar dapat menurunkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dapat membuat universitas sulit untuk mencapai tujuannya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi para mahasiswanya.

Salah satu contoh kasus panasnya ruang belajar terdapat di beberapa fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Masih terdapat beberapa fakultas di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan ruang kelas yang jauh dari kata layak. Misalnya Fakultas hukum, beberapa kelas terutama di gedung C dan D ataupun beberapa ruangan lainnya sangat pengap atau bahkan panas. Air Conditioner/AC yang diletakkan di masing-masing ruang kelas tersebut dapat dikatakan hanya sebagai pajangan dalam kelas dikarenakan tidak berfungsinya pendingin ruangan secara efektif. Tingginya suhu ruang dapat mengakibatkan buyarnya kosentrasi mahasiswa dalam belajar dan mempengaruhi pembelajaran dikarenakan dampak kelas panas tersebut membuat tenaga pendidik ataupun mahasiswa tidak secara produktif melakukan peran masing-masing.

Suhu yang terlalu panas (di atas 25°C) dapat menyebabkan kelelahan, kantuk, dan kesulitan berkonsentrasi. Hal ini karena tubuh harus bekerja lebih keras untuk mendinginkan diri, sehingga mengalihkan energi dari otak. Selain itu, suhu panas dapat membuat orang merasa tidak nyaman dan gelisah, yang dapat mengganggu proses belajar.

Berikut beberapa tips untuk menciptakan suhu ruang yang ideal untuk belajar:

  • Gunakan AC atau kipas angin untuk mengatur suhu ruangan agar tetap stabil
  • Buka jendela untuk mendapatkan udara segar
  • Hindari belajar di ruangan yang terkena paparan sinar matahari langsung
  • Gunakan pakaian yang nyaman agar dapat menyerap keringat secara maksimal.
  • Minum air putih yang cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengatasi masalah suhu panas di ruang belajar mahasiswa dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif serta meningkatkan kualitas pendidikan di suatu universitas yang ada.

Redaktur: Yuni Hikmah


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Pelecehan Seksual di Media Sosial, Ketika ‘Candaan’ Menjadi Ancaman Serius

redaksi

Menyoal Kondisi serta Harapan Taman Cadika Johor sebagai Ruang Publik

redaksi

Beasiswa LPDP Jatuh di Tangan yang Salah

redaksi