SUARA USU
Uncategorized

Menemukan Cita-Cita bersama Anak Panti Asuhan Nazar Indonesia

Oleh: Esica Dhea Oktaviani Rauna Sitompul

Suara USU, Medan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan yang selalu ada di dalam pikiran. Keinginan yang selalu ada dalam pikiran tersebut, lama-lama akan mentriggermanusia untuk mencapainya di masa depan. Hal itu yang menjadikan seorang anak muda zaman sekarang harus memiliki cita-cita sejak masa kecil. Cita-cita membantu kita dalam merancang langkah-langkah, menggali potensi diri, dan mengambil keputusan, baik secara akademik maupun non-akademik.

Dalam perkembangan anak-anak biasanya pertanyaan mengenai “Apa cita-cita mu?” menjadi hal yang biasa ditanyakan. Saat kita masih di fase anak-anak, kita mempunyai banyak cita-cita sampai bingung untuk memilih yang mana. Namun, hal ini berbeda dengan anak-anak di Panti Asuhan Nazar Indonesia, beberapa dari mereka ada yang belum mengetahui cita-cita dan memilih untuk tidak memikirkannya. 

Panti Asuhan ini memiliki 21 orang anak dengan jumlah dua orang pengurus panti asuhan. Anak-anak terdiri dari anak usia Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK). Pengurus panti asuhan mengalami kesulitan karena jumlah mereka terbatas dalam mengajarkan pendidikan karakter untuk anak-anak. Sebagai mahasiswi Praktik Kerja Lapangan, penulis belajar dan mengajari mengenai pentingnya cita-cita dan cara menentukannya. Kemudian, penulis juga membantu mereka mengerjakan tugas-tugas akademik dari sekolahnya sehingga mereka bisa lebih memahami tugasnya dengan baik.

Dalam tahapan mengajarkan tentang cita-cita, penulis dalam tahap pertama melakukan tahap pendekatan dengan adik-adik. Penulis memperkenalkan diri, mengobrol mengenai kegiatan mereka sehari-hari, dan melakukan sharing singkat tentang kehidupan di kampus. Kemudian penulis juga menyediakan poster bertema “Apa cita-citamu?” untuk ditempel dan dijadikan bahan edukasi untuk anak-anak panti asuhan. Selanjutnya, penulis menggunakan teknik groupwork dengan tahapan

1. Assessment

Pada tahap ini penulis menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD) dengan tujuan mengetahui permasalahan mereka.

2. Perencanaan

Setelah mengetahui permasalahan mereka yaitu kurangnya kapabilitas dalam merangkai cita-cita, penulis mulai merencakan tahapan group work nantinya. Penulis mencoba untuk terbuka dan menggunakan bahasa yang mudah sehingga anak-anak dapat memahaminya dengan baik.

3. Penerapan Intervensi

Dalam tahap ini, perencanaan tadi sudah mulai direalisasikan dengan tahapan yang ada. Disini penulis mengenalkan macam-macam cita-cita, kelompoknya (akademik dan non akademik), ciri-cirinya, dan menunjukan gambarannya lewat media online. Penulis juga mencoba untuk menggunakan media seperti mewarnai dengan pilihan-pilihan gambar sesuai dengan cita-cita mereka.

4. Terminasi

Pada tahap ini, anak-anak panti asuhan sudah mulai terbuka dan mencoba untuk memikirkan tentang cita-cita mereka. Mereka lebih terbuka, bercerita mengenai cita-citanya, dan  konsultasi bagaimana cara mencapai cita-citanya. Kemudian, di tahap ini penulis melakukan pemutusan hubungan dengan klien ketika tujuan diinginkan sudah terpenuhi.

Sebagai mahasiswa Praktik Kerja Lapangan di Panti Asuhan Nazar Indonesia, saya belajar banyak mengenai tumbuh kembang anak dan potensi mereka. Saya bersyukur bisa diizinkan untuk melakukan Praktik di panti asuhan ini dan mendapatkan pengurus panti yang responsif. Saya juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Praktik Kerja Lapangan yaitu Pak Fajar Utama Ritonga, S. Sos, M. Kesos dan supervisor Praktik Kerja Lapangan yaitu Bapak Agus Suriadi, S. Sos, M. Si yang telah membantu dan mengajarkan saya mengenai tahapan-tahapan intervensi kepada klien.

Dengan demikian, penentuan mengenai cita-cita bukan hal yang harus disepelekan lagi kedepannya. Cita-cita membantu kita untuk menggali potensi, mengatur langkah, dan menetapkan capaian dalam kehidupan. Setiap manusia berhak bermimpi dan bercita-cita karena setiap manusia pasti mempunyai tujuan di dalam hidupnya. Anak muda harus diperhatikan untuk menghasilkan generasi muda yang emas untuk dirinya sendiri, bangsa, dan negara.

Artikel ini adalah publikasi tugas Praktek Kerja Lapangan dengan Dosen Pengampu Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mahasiswa Magang MSIB Kesejahteraan Sosial USU Lakukan Investigasi Kontak Sebagai Solusi Meminimalisir Penularan TBC di Masyarakat Bersama Yayasan Mentari Meraki Asa

redaksi

Pengabdian Masyarakat Mahasiswa FKM USU ke SMPN 7 Medan: Stop Bullying, Mari Berteman Asik Tanpa Mengusik

redaksi

Sinergi UPT Pelayanan Sosial Kota Binjai dan Mahasiswa Magang Bersertifikat Dinas Sosial Kota Medan dalam Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis

redaksi