Reporter: Katrin Alina
Suara USU, Medan. Art exhibition yang merupakan kolaborasi antara mahasiswa MKWU USU dengan mahasiswa Program Studi Bahasa Mandarin diadakan pada Senin (10/06). Mengusung tema 艺术之美 (Yìshù zhīměi) yang berarti keindahan seni, pameran ini bertujuan untuk menampilkan dan memaparkan hasil kreativitas seni yang telah dipelajari baik secara teoritis maupun praktis.
Art exhibition dilaksanakan di Gedung Pagelaran FIB. Berlatar dari mata kuliah program studi Bahasa Mandarin yang mengacu kepada seni dan budaya Tiongkok yang ditawarkan dalam Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWU) dan menjadi sarana bagi mahasiswa di USU baik lintas Prodi maupun lintas Fakultas untuk mengenal serta belajar mengenai kesenian dan budaya Tiongkok di FIB. Mata kuliah ini berbasis kepada Project Based Learning (PBL) di mana akan menghasilkan suatu produk yang berbasis kepada kreativitas.
Pameran ini mempersembahkan karya seni yang indah, termasuk lukisan, kipas, dan tusuk konde yang dibuat oleh mahasiswa. Selain itu, dalam pameran juga terdapat berbagai pertunjukan tari, drama, dan nyanyian yang memiliki nuansa Tiongkok.
Vivi Adryani Nasution S.S., MTCSOL, selaku dosen pengampu dalam program studi Bahasa Mandarin mengungkapkan bahwa tahun ini menjadi tahun kedua diadakannya Art exhibition. Walaupun konsepnya masih sama, tetapi sudah lebih banyak karya lainnya yang ikut meramaikan di tahun ini. Banyak juga mahasiswa yang berpartisipasi di luar dari mata kuliah itu sendiri. Proses kreatif dalam menghasilkan karya-karya ini dimulai dari awal pembelajaran, yakni diperkenalkan secara teoritis dulu. Kemudian setelah paham, mulai menuju kepada pengaplikasian atau mempraktekkannya.
“Harapannya bagi mahasiswa, ini menjadi wadah bagi mereka, menuangkan ide dan kreativitas mereka. Semoga kegiatan art exhibition ini tidak hanya terbatas pada mata kuliah program studi bahasa mandarin yang diwadahi oleh MKWU, tetapi juga bisa bekerja sama dengan prodi-prodi lainnya ataupun fakultas lainnya untuk mengembangkan kegiatan ini lebih jauh memperkenalkan kepada masyarakat umum, sehingga masyarakat umum jadi tahu bahwa Fakultas Ilmu Budaya merupakan home of diversity culture ataupun rumah dari beragamnya budaya, baik lokal, nasional, maupun internasional,” jelasnya.
Rachael menjelaskan bahwa proses menyiapkan acara dilakukan hanya dalam waktu seminggu setelah diminta untuk mendaftar siapa yang ingin berpartisipasi. Selama seminggu tersebut, mereka fokus pada latihan penuh. Ia juga mengatakan bahwa dalam persiapan acara, ia mengalami banyak tantangan. Misalnya, jadwal kelas sore yang bertabrakan dengan jadwal latihan, kesulitan dalam menghafal gerakan tarian dalam waktu seminggu, dan menyesuaikan gerakan dengan yang lain. Meskipun begitu ia merasa excited dan terpukau dengan pameran ini, terutama karena ini adalah kali pertamanya terlibat dalam pameran. Dia juga berharap agar pameran ini menjadi lebih mewah dan dikenal oleh fakultas-fakultas lainnya.
Redaktur: Balqis Aurora
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.