SUARA USU
Opini

Misteri Bangku Depan Kelas Mahasiswa: Mengapa Banyak yang Kosong?

Oleh: Yulia Tarigan

Suara USU, Medan. Dalam setiap kelas kuliah, terkadang kita akan melihat sejumlah bangku di barisan depan yang ditinggalkan kosong, meskipun ruangan itu penuh dengan mahasiswa. Padahal jika ditinjau lebih dalam, bangku depan merupakan tempat yang lebih strategis dan efektif untuk menerima materi dari dosen dan lebih mampu menjaga fokus dalam kegiatan perkuliahan. Namun faktanya, banyak mahasiswa masih enggan untuk memilihnya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, mengapa begitu banyak bangku di barisan depan yang tidak diisi? Ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan misteri di balik bangku-bangku kosong tersebut.

Berdasarkan pandangan dari beberapa mahasiswa, mereka menghindari bangku depan karena berbagai ketakutan yang belum jelas terjadi. Mereka merasa tidak nyaman dengan perhatian yang lebih besar dari dosen. Duduk di barisan depan bisa membuat mereka merasa lebih terpapar dan menjadi pusat perhatian, yang mungkin membuat mereka merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri. Kemudian, beberapa mahasiswa beranggapan bahwa dosen seringkali menunjuk atau menyuruh mahasiswa di barisan depan dalam menjawab soal atau pertanyaan. Sehingga dengan memilih duduk di barisan belakang akan meminimalisir peluang mereka dipilih oleh dosen.

Selain itu, beberapa mahasiswa lebih memilih untuk duduk di barisan belakang karena alasan kenyamanan. Bangku di barisan belakang seringkali memberikan lebih banyak ruang untuk meregangkan kaki atau bahkan menggunakan perangkat elektronik tanpa terlalu terlihat oleh dosen atau mahasiswa lainnya.

Kemudian, kebanyakan mahasiswa memilih duduk di barisan belakang karena ikut-ikutan dengan teman atau circle. Mereka cenderung memilih bergabung duduk dengan teman-temannya dan tidak mau duduk sendirian di bangku depan yang sepi peminatnya serta duduk di barisan depan sering dianggap sebagai sosok mahasiswa yang pintar dan ambis. Jadi, mahasiswa yang tidak memiliki jiwa tersebut lebih memilih duduk di belakang. 

Sebagian mahasiswa juga beranggapan duduk di barisan paling depan tidak terlalu efektif mendengarkan materi dosen. Karena, sebagian dosen suka berkomunikasi sambil berjalan ke belakang sehingga membuat sebagian mahasiswa menjadi harus berputar balik menghadap ke belakang. 

Beberapa mahasiswa juga terkadang terlambat datang ke kelas dan bangku di barisan depan sudah terisi penuh. Dalam situasi seperti ini, mereka mungkin memilih untuk duduk di barisan belakang sebagai pilihan kedua.

Selain alasan-alasan tersebut, ada juga faktor-faktor lain seperti preferensi pribadi, kebiasaan, atau bahkan mitos tentang keberuntungan yang terkait dengan memilih tempat duduk di kelas.

Meskipun ada banyak bangku yang kosong di barisan depan, penting untuk diingat bahwa tempat duduk tidak selalu mencerminkan tingkat keterlibatan atau keberhasilan akademis seseorang. Setiap mahasiswa memiliki preferensi dan gaya belajar mereka sendiri, dan penting bagi dosen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua mahasiswa, terlepas dari tempat duduk mereka di kelas.

Namun, juga teramat penting untuk mengajak mahasiswa untuk melewati ketakutan ini dan memilih bangku depan dengan percaya diri. Dengan duduk di barisan depan, mahasiswa dapat lebih fokus dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Mereka dapat lebih mudah berinteraksi dengan dosen, mengajukan pertanyaan, dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang diajarkan.

Selain itu, memilih bangku depan juga merupakan langkah awal yang baik untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri. Dengan berani mengambil tempat di barisan depan, mahasiswa dapat melatih diri mereka untuk menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat, berbicara di depan umum, dan menghadapi tantangan dengan lebih berani.

Oleh karena itu, penting bagi para mahasiswa untuk meyakini bahwa memilih bangku depan bukanlah langkah yang menakutkan, tetapi merupakan kesempatan untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka dan mengembangkan keterampilan yang penting untuk kesuksesan di dunia akademis dan profesional. Dengan memperkuat rasa percaya diri dan mengatasi ketakutan yang tidak jelas, mahasiswa dapat memanfaatkan bangku depan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dan mencapai potensi penuh mereka.

Redaktur : Balqis Aurora

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mengerjakan Tugas Hingga Larut Malam, Apakah Pilihan yang Tepat?

redaksi

Menilik Perkembangan dan Suksesnya Bahasa Indonesia

redaksi

Berani Melepas Jeratan Abusive Relationship

redaksi