SUARA USU
Opini

AI dan Tanggung Jawab Intelektual Mahasiswa

 

(Sumber: https://dcs.binus.ac.id)

 

Reporter : Josya Silitonga

Suara USU, Medan. AI (Artificial Inteligence) sudah marak melanglang buana, eksistensinya melambung sangat tinggi karena dianggap dapat mempermudah pekerjaan manusia terlebih terhadap mahasiswa, mulai dari pengeditan foto, pencarian informasi, parafrasa teks, dan banyak lainnya. Mahasiswa seperti sekarang ini sudah lebih bergantung pada AI dari pada kemampuan pribadinya dalam melaksanakan pembelajaran, baik dalam perkuliahan rutin, mengerjakan tugas, membuat proposal, dan lain sebagainya.

Bukankah seharusnya para mahasiswa lebih takut akan kehadiran AI ditengah-tengah kehidupan mereka? Karena, mirisnya banyak pekerjaan dimasa depan akan tergantikan oleh AI itu sendiri, data menunjukkan sebanyak 23 juta pekerjaan di Indonesia dapat tergantikan oleh kehadiran AI ditahun 2030 (international labour organization). Mahasiswa seharusnya mulai memikirkan hal tersebut, namun sebaliknya mahasiswa itu sendri yang menjadi sosok pendukung eksistensi AI tetap berlangsung.

AI tak selamanya buruk, hanya saja penggunaannya jangan disalahgunakan ataupun digunakan secara berlebih, sampai tak melatih kemampuan mahasiswa itu sendiri dalam mengerjakann pekerjaannya sebagai mahasiswa. Kemampuan yang tak dilatih terus-menerus akan menjadi tumpul, sebaiknya kita asah agar tetap mampu berpikir kritis, analitis dan kreatif.

Adaptasi terhadap perubahan teknologi adalah kunci. Daripada menghindari AI, lebih baik mahasiswa belajar cara memanfaatkan AI secara etis dan bertanggung jawab. Keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan pemecahan masalah akan tetap sangat berharga di masa depan.

Setiap revolusi teknologi selalu membawa pergeseran dalam jenis pekerjaan yang tersedia. Meskipun beberapa pekerjaan mungkin hilang, peluang baru juga akan muncul. Mahasiswa perlu terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan agar tetap kompetitif di pasar kerja yang berubah. Mahasiswa jangan sampai hanyut dalam peradaban masif dari AI di era sekarang ini, bagaimanapun Mahasiswa harus siap dalam dunia kerja yang serba digital nantinya.

Lantas bagaimana dengan tanggungjawab intelektual mahasiswa? Mahasiswa harus terus memperluas wawasan, pengetahuan, dan keterampilan mereka agar dapat beradaptasi dengan laju perkembangan AI dan teknologi terkini. Belajar secara berkelanjutan menjadi kunci untuk tetap relevan dan kompetitif menjaga integritas akademik.

Mahasiswa harus memahami bahwa meskipun AI dapat membantu dalam proses pembelajaran, namun mereka tetap bertanggung jawab untuk menghasilkan karya yang asli dan tidak menyalahgunakan AI untuk plagiarisme atau kecurangan akademik.

Berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif dalam dunia yang semakin digital, mahasiswa harus mampu berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui teknologi. Keterampilan interpersonal ini akan menjadi semakin penting.

Sebagai agen perubahan positif, mahasiswa harus mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Mereka harus menjadi agen perubahan yang menggunakan AI dan teknologi untuk memecahkan masalah dan menciptakan dampak yang lebih baik.

Redaktur: Khaira Nazira

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Sikap Seorang Mahasiswa dalam Momentum Pesta Demokrasi 2024

redaksi

Dosen Telat Dimaklumi, Mahasiswa Telat Dimarahi. Apakah Adil?

redaksi

Inter Coffee Shop USU: Tuntutan Ekonomi, Tutup Mata Akan Pandemi, atau Memang Tak Berempati?

redaksi