Reporter : Nadila
Suara USU, Medan. Pada Kamis (31/10), Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Sumatera Utara (USU) telah menggelar acara perdananya di bawah kepengurusan baru Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik (Improdiap) periode 2024/2025. Kompetisi Debat Ilmu Administrasi Publik 2024 yang bertajuk “Administrasi Publik Sebagai Pilar Transformasi Bangsa” ini menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan keterampilan berbicara di depan umum.
Kegiatan yang berlangsung pada 30-31 Oktober 2024 ini terbuka bagi seluruh mahasiswa aktif Prodi Ilmu Administrasi Publik angkatan 2021-2024. Setiap tim peserta terdiri dari tiga anggota yang berasal dari angkatan dan kelas yang sama, dengan minimal satu tim per kelas. Acara diawali dengan technical meeting pada 29 Oktober 2024 untuk memberikan pengarahan teknis seputar aturan dan tata cara debat.
Hari pertama kompetisi pada 30 Oktober berlangsung di Ruang Teater FISIP USU, di mana para peserta bersaing memperebutkan posisi tiga besar. Babak final dilaksanakan pada 31 Oktober 2024 di Aula FISIP USU, yang dimulai dengan berbagai acara pembukaan. Ketua Panitia, Onida Hutauruk, membuka final dengan sambutan yang memotivasi peserta untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka di babak penentuan ini.
Setelahnya, acara pembukaan dimeriahkan dengan tari pembuka, dilanjutkan dengan pembacaan doa, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, serta sambutan dari Ketua Improdiap, Dimas Prasetyo. Dalam sambutannya, Dimas mengungkapkan rasa bangga sekaligus antusiasme atas keberhasilan mereka menyelenggarakan kompetisi ini sebagai kegiatan perdana kepengurusan baru Improdiap. Meskipun waktu persiapan relatif singkat, Dimas berharap acara ini menjadi langkah awal yang positif bagi organisasi dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa.
Sambutan juga disampaikan oleh Muhammad Imanuddin Kandias Saraan, S.Sos., M.A.P., yang mewakili Kaprodi Ilmu Administrasi Publik. Dalam pesannya, beliau mengapresiasi Improdiap karena telah menyelenggarakan kompetisi yang berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta memperluas wawasan.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengasah kemampuan analitis mereka, dan saya melihat ini sebagai langkah yang baik bagi kepengurusan baru Improdiap,” ujar beliau.
Pada babak final, kompetisi yang dipandu oleh moderator Septi Mumtahanah ini menghadirkan tiga mosi besar yang berkaitan erat dengan tema transformasi bangsa. Sesi debat pertama mengangkat mosi tentang “Penghapusan Presidential Threshold sebagai Metode Transformasi Bangsa dalam Konteks Demokrasi di Indonesia.” Sesi kedua melibatkan topik “Usulan Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) Mengembalikan Ujian Nasional sebagai Solusi dari Menurunnya Pengetahuan Dasar Pelajar Saat Ini.” Sementara pada sesi ketiga, peserta membahas “Penambahan Posisi Menteri Menjadi 48 Menteri pada Pemerintahan Presiden Prabowo sebagai Transformasi untuk Percepatan Penyelesaian Masalah di Indonesia.”
Kompetisi ini dinilai oleh tiga dosen ahli Ilmu Administrasi Publik yang berpengalaman, yaitu Muhammad Farhan Rizki, M.A.P., Muhammad Imanuddin Kandias Saraan, S.Sos., M.A.P., dan Franklin Asido Rossevelt, S.AP., M.K.P. Ketiga juri ini memberikan penilaian berdasarkan kekuatan argumen, teknik penyampaian, serta kemampuan peserta dalam merespon argumentasi lawan. Setelah melalui persaingan ketat, juara pertama diraih oleh tim “Momen” diikuti oleh tim “Triad Gurl” sebagai juara kedua, dan tim “Cool People Administration” sebagai juara ketiga.
Dalam sesi wawancara, Abdillah Adib Hidayat, perwakilan dari tim “Momen” mengungkapkan bahwa keikutsertaan mereka pada kompetisi ini sebenarnya tidak direncanakan dengan persiapan matang. “Jujur, awalnya kami hanya coba-coba daftar tanpa banyak persiapan. Kami hanya bermodal mental dan niat untuk mengasah kemampuan,” ungkapnya.
Abdillah juga menambahkan bahwa ini adalah pengalaman debat pertamanya, dan meski sempat gugup, ia merasa sangat antusias. “Saya banyak mencari referensi dari berbagai sumber, termasuk media sosial, untuk memahami sistem debat dan memperkuat argumen kami sesuai mosi yang diberikan.”
Abdillah beserta timnya menyampaikan rasa puas dan kebanggaan dapat mengikuti kompetisi ini. “Kompetisi ini benar-benar memberikan pengalaman berharga bagi kami. Saya berharap semakin banyak acara serupa yang dapat melibatkan mahasiswa untuk mengembangkan potensi mereka,” ujar Abdillah.
Ia juga mengungkapkan harapan agar Improdiap terus aktif dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan kemampuan mahasiswa, serta menjadi contoh bagi himpunan mahasiswa lainnya.
Melalui penyelenggaraan kompetisi ini, Improdiap berharap acara ini tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan diri bagi mahasiswa Ilmu Administrasi Publik. Kegiatan ini menandai langkah awal kepengurusan Improdiap periode 2024/2025 dalam menginisiasi berbagai acara yang bermanfaat bagi mahasiswa.
Redaktur: Duwi Cahya
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.