Reporter: Nazirotun Nikmah/Ines Eliyana
Suara USU, Medan. Program Studi Etnomusikologi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) menyelenggarakan Etno Fest 2024, sebuah pementasan budaya Indonesia yang merupakan bagian akhir dari mata kuliah Manajemen Seni Pertunjukan dengan pendekatan Project-Based Learning (PBL).
Etno Fest 2024 merupakan rangkaian acara yang menampilkan konser budaya melalui pertunjukan dari 14 kelompok seni, termasuk konser “Gemilang Melayu” yang diadakan oleh kelompok Ciciwi pada Kamis, 12 Desember 2024. Konser tersebut menampilkan salah satu finalis Dangdut Academy 2022, Bunga Sirait dan juga Datuk, dosen Etnomusikologi sekaligus maestro musik Melayu, sebagai penampil utama.
Acara diawali dan dibuka oleh Kepala Program Studi (Prodi) Etnomusikologi, Dra. Rithaony, M.A. Dalam sambutannya, Ibu Rithaony memaparkan bahwa proyek ini diciptakan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam memproduksi dan mengelola pertunjukan seni, mencakup pengelolaan produksi, pemasaran, serta kerja tim. “Proyek ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam mengelola pertunjukan seni dari berbagai aspek, mulai dari produksi hingga kerja tim,” ungkapnya.
Penampilan utama dimulai dengan penampilan nyanyian Melayu yang dibawakan oleh Bunga Sirait, yang diiringi oleh Datuk dan tim musiknya. Bunga menyanyikan tiga lagu pilihan yang telah dipersiapkan dengan cermat oleh tim pemusik, yaitu Seringgit Dua Kupang, Senandung Asahan, dan Cik Minah Sayang. Berdasarkan amatan reporter penampilan pertama berlangsung dengan merdu dan lancar, mengundang sorak-sorai para hadirin yang hadir. Lagu-lagu tersebut dipilih bukan tanpa alasan, sebab lagu-lagu tersebut mencerminkan nilai budaya yang kental.
Datuk memaparkan alasannya, “Seringgit dua kupang itu biasanya diucapkan ketika kita orang melayu mau berbelanja di pasar, Kupang itu artinya setengah ringgit.”
Acara kemudian ditutup dengan tanggapan dari Dosen Pembimbing, Ibu Rithaony, yang memberikan apresiasi atas kelancaran acara dan penampilan yang luar b
iasa. Sebagai penutupan, dilakukan sesi dokumentasi untuk mengabadikan momen-momen penting sepanjang acara.
“Menurut saya, sejauh ini, ini adalah penampilan yang paling sukses, karena dapat menghadirkan Bunga Sirait sebagai penyanyi yang sudah memiliki nama. Dengan ini, Etno Fest diharapkan dapat menjadi acara tahunan yang lebih profesional. Selain melibatkan mahasiswa, kegiatan ini juga menjadi cara untuk mendorong pelestarian budaya lokal,” pujinya.
Sang penyanyi, Bunga Sirait, mengungkapkan kebahagiaannya karena acara berjalan lancar. Meskipun merasa belum sepenuhnya maksimal, Bunga tampil secara profesional. “Meskipun saya bukan berasal dari keluarga Melayu, saya merasa budaya ini sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari. Musik Melayu memiliki nilai estetika yang kuat,” ungkapnya.
Regina, Ketua Panitia Etno Fest 2024, mengungkapkan bahwa persiapan untuk acara ini menghadapi beberapa kendala, mulai dari waktu latihan yang terbatas hingga pengaturan di antara anggota tim. “Kami sebenarnya sudah mulai persiapan sejak bulan Oktober, dari pembuatan proposal hingga menghubungi talent. Namun, saat jadwal latihan, kami mengalami kesulitan karena beberapa talent yang sudah kami hubungi ternyata berhalangan hadir. Meskipun demikian, acara ini tetap berjalan lancar dan sukses, terbukti dengan jumlah pengunjung yang melebihi ekspektasi, sekitar 100 orang,” tutur Regina.
Apresiasi juga datang dari penonton, Haikal, mahasiswa Ilmu Sejarah yang datang ke acara tersebut. “Acara ini sangat memperluas pengetahuan saya tentang tradisi Melayu. Saya mulai menyadari betapa kayanya budaya kita. Semoga di masa mendatang, persiapannya bisa lebih baik dan tepat waktu,” ucap Haikal.
Melalui Etno Fest 2024, terbukti bahwa seni dan budaya tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana pendidikan yang efektif. Acara ini menunjukkan bahwa generasi muda dapat memainkan peran penting dalam menjaga budaya tradisional di era modern. Dengan semangat kerjasama, keseriusan, dan kecintaan terhadap budaya, Etno Fest 2024 menjadi langkah kecil yang berdampak dalam pelestarian seni dan budaya Indonesia.
Redaktur: Fatih Fathan Mubina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.