SUARA USU
Kabar Kampus

Ini Tanggapan Dosen USU Terkait Efektivitas Perkuliahan Daring

Penulis : Eva Nurazizah

SUARAUSU,MEDAN. Sejak 17 Maret 2020 Universitas Sumatera Utara (USU) mengubah kegiatan belajar mengajar tatap muka menjadi daring (online) untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). Hal ini tentu berdampak pada efektivitas kegiatan belajar mengajar.

Dosen Ilmu Komunikasi USU Moulita, S.Sos., M.A mengatakan bahwa awalnya ia ragu dengan efektivitas dari kuliah daring karna ini merupakan pertama kali baginya. Ia belum tahu bagaimana metode ini akan berjalan.

“Artinya, apakah materi pembelajaran akan dapat tersampaikan oleh saya sebagai dosen serta dapat dipahami oleh mahasiswa dengan maksimal ? mungkin belum dapat saya katakan efektif sepenuhnya,” ujar Moulita kepada reporter Suarausu via WhatsApp (24/4).

Ia juga menjelaskan bahwa sistem penilaian kuliah daring tidak berbeda dengan tatap muka, yaitu Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), tugas kuliah serta kehadiran. “Sejauh ini standar penilaian masih sama ya, tetapi kalau misalnya si mahasiswa memang tidak menunjukkan kehadirannya di kelas online tersebut, maka tidak akan dihitung kehadirannya,” tegas Moulita.

Hal serupa disampaikan oleh dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Dr. Sri Malem Indrawati,SKM,Msi. Ia merasa kuliah daring kurang efektif karena mahasiswa pada banyak di kampung sehingga terkendala jaringan.

“Mahasiswa saat ini berada dikampung halaman yang mana mereka juga ada nge-japri saya bahwa mereka ada yang tidak masuk kelas karena kendala jaringan tapi sejauh ini hanya ada 1-2 saja,”

Untuk melihat keaktifan mahasiswa, Dosen FKM ini menerapkan sistem resume materi diakhir perkuliahan. “Saya dapat melihat mahasiswa yang memantau atau tidak dan mengerti atau tidak dengan materi yang ada, dengan memberikan resume sebelum diakhir perkuliahan ditutup,” jelasnya.

Selanjutnya dosen Ilmu Politik, Indra Fauzan, S.HI, M.Soc, Sc, Ph.D. ia mengatakan bahwa standart penilaian kuliah daring ada tugas, keaktifan diskusi serta quiz.

“Makanya dosen biasanya sangat sibuk juga nyiapin bahan kuliah, nyiapin materi kuliah, daftar tugas, daftar penilaian dan lain-lain, kuliah online lebih berat daripada konvensional,” ujar Indra Fauzan.

Indra menambahkan bahwa ini merupakan hal baru baginya, karna biasanya metode tatap muka kini pindah ke metode daring. “Seperti ini tentunya kaget, harus adaptasi, penyiapan materi dan lain-lain, karena tidak semua dosen siap melaksanakannya,” jelas Indra.

Terakhir dari Munzaimah M, S.Sos., M.I.Kom, dosen ilmu komunikasi. Mengatakan bahwa perkuliahan daring menguntungkan bagi para mahasiswa yg sering terlambat masuk pagi.

“Contoh kecil, kelas pukul 08.00, tapi ada mahasiswa yang mengisi form presensi pukul 13.00, tidak sampai disitu, dia isi juga form presensi pertemuan sebelumnya. Alasannya kampungnya sangat sulit jaringan. Ya, saya perlu pertimbangkan alasan tersebut,” ujarnya

Ia mendukung kebijakan USU untuk melakukan pembelajaran secara daring. Hal ini dikarenakan untuk mencegah penularan virus corona. Selama melakukan perkuliahan daring, Munzaimah belum menemukan kendala. “Sejauh ini tiga pertemuan yang saya pandu berjalan baik, tanya jawab tetap berjalan, meskipun memang kalau saya lihat kelas online tidak sehidup kelas offline,” tutupnya.

Redaktur Tulisan : Supri Alvin


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Everything Everywhere All At Once, Sebuah Petualangan Multiverse yang Mengharukan

redaksi

IMIKS “Ramadhan On The Road” Sebagai Bentuk Rasa Empati Terhadap Lingkungan

redaksi

Berhasil Magang di Kantor Pertanahan Medan, Mahasiswa USU Berikan Penyuluhan PTSL

redaksi