(SD Negeri 064988, Medan Johor)
Penulis: Ester Sitindaon
Suara USU, Medan. Di zaman sekarang, murid akan mudah bosan jika belajar dengan cara yang monoton. Selama ini proses belajar mengajar di dalam kelas identik dengan guru sebagai pembicara utama dan siswa sebagai pendengar. Alhasil, proses yang diulang secara terus-menerus seperti itu akan membuat murid merasa jenuh. Padahal, metode mengajar sangat mempengaruhi hasil dari proses belajar bagi murid, terutama dikalangan murid Sekolah Dasar.
Sebagai seseorang yang mencoba turun di bidang pendidikan, saya, Ester Sitindaon, memiliki peranan penting dalam mengajarkan materi pembelajaran setiap harinya saat ikut masuk dalam program “Kampus mengajar”. Dengan menyampaikan materi dengan metode yang fresh dan menarik akan menumbuhkan semangat baru bagi anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Metode belajar merupakan faktor yang bisa membantu murid dalam memahami pelajaran.
Salah satu cara mengajar yang asyik dan menyenangkan adalah dengan memanfaatkan teknologi. Jangan beranggapan bahwa teknologi hanya perlu digunakan saat mengajar online. Sebab, baik mengajar online ataupun offline, teknologi memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang seru, setidaknya mampu mengoperasikan laptop atau smartphone saat menyelenggarakan pembelajaran. Berbagai aplikasi telah berkembang pesat untuk menyediakan penunjang pembelajaran online.
(Pembelajaran Diselingi dengan Penggunaan Teknologi)
Selain dengan memanfaatkan teknologi, metode belajar asyik yang saya lakukan adalah dengan mengubah tata letak meja dan kursi. Suasana kelas yang dinamis, selalu berubah dalam waktu tertentu membuat siswa merasa betah saat belajar. Hal lain yang dapat saya lakukan untuk menghindari kebosanan adalah dengan melalukan perubahan tempat duduk. Akan sangat menyenangkan bagi siswa jika bisa berinteraksi tidak hanya dengan satu atau dua temannya, tetapi dengan lebih banyak teman di kelas.
(Pembentukan dan Pemindahan Tata Letak Siswa/i)
Oleh karenanya, Saya berusaha menyelesaikan permasalahan yang dimiliki siswa tersebut dengan metode case work yang terdiri dari tahapan:
1. Engagement, Intake, Contract
Pada tahapan ini diawali dengan pendekatan terhadap klien, penjelasan maksud dan tujuan, dan melakukan kesepakatan kontrak antara klien dan pekerja sosial.
2. Assessment
Pada tahapan ini menganalisis lebih dalam permasalahan klien/murid. Disaat penyampaian modul di kelas, diawal saya menganalisis bagaimana murid mengikuti pembelajaran yang sebatas guru sebagai pembicara dan murid sebagai pendengar.
3. Planning atau Perencanaan
Tahapan ini melakukan rencana strategi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah klien/murid. Melakukan pendekatan kepada siswa/i agar rencana berjalan tidak canggung, dimana saya mencoba untuk menjadi teman agar siswa/i nyaman ketika diajak bicara.
4. Intervensi
Tahapan ini ialah penjelasan program yang akan dilakukan oleh saya selalu guru dan murid dengan melakukan kegiatan metode belajar asik secara langsung.
5. Monitoring
Pada tahapan ini, saya selalu guru melihat dan mengawasi sudah sejauh mana perkembangan yang terjadi pada saat metode belajar asyik saya gunakan,
6. Evaluasi
Dalam tahap ini, dilakukan evaluasi, penilaian serta pemantauan terhadap klien. Siswa/i mulai terlihat lebih bersemangat dan lebih mudah memahami pembelajaran dengan metode yang diberikan.
7. Terminasi
Tahap pemutusan atau pemberhentian proses bantuan pekerja sosial dengan klien agar tidak menimbulkan ketergantungan klien. Saya selalu guru memberikan arahan agar pembelajaran selalu dilaksakan dengan baik dan semangat.
Dengan itu, saya berharap guru-guru atau tenaga pendidik lainnya dapat menerapkan metode belajar seperti ini agar para murid dapat lebih bersemangat dalam menjalankan proses belajar-mengajar.
Artikel ini adalah publikasi tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan I dengan Dosen Pengampu: Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kessos.
Redaktur: Tania A. Putri
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.