SUARA USU
Buku

Menilik Pesan Buku Arus Balik

Penulis: Mega Nova Eliza Manullang

Suara USU, Medan. “Pahami pergantian zaman biar kalian tidak didera oleh perang. Tinggalkan kebebalan, dengarkan kebijaksanaan.”

Buku berjudul Arus Balik ini merupakan salah satu buku Best Seller di Indonesia, yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, kelahiran Blora, Jawa Tengah tahun 1925. Beliau merupakan seorang sastrawan sekaligus pengarang novel pada masa Orde Baru. Buku ini ditulis berdasarkan hasil riset yang mendalam. Buku yang bercerita tentang Sebuah epos pasca kejayaan Nusantara sebagai kekuatan dan kesatuan Maritim pada awal Abad XVI.

Ketika membaca buku ini, penulis seakan membawa pembaca pada abad ke-16 di mana pada saat itu kejatuhan Majapahit. Dalam buku ini mengisahkan Wiranggaleng yakni sebagai seorang pemuda desa yang menjadi panglima paling ditakuti. Terdapat juga dengan kisah kehidupan Wiranggaleng yang penuh tantangan dan cobaan.

Dalam buku ini juga memuat sudut pandang rakyat, terdapat perseteruan anatara para adipati dan raja, kisah Sultan Trenggono Deman dan terdapat juga cerita bagaimana Islam dikenalkan pada rakyat.

“Tahukah kalian aturan masuk kota?” Tanya penyambutan resmi itu sekarang bertolak pinggang

“Belum! Belum!” Jawab rombongan seperti pada tahun lalu juga tahun-tahun sebelumnya

“Atas titah Sang Patih, barang siapa dari pedalaman memasuki kota harus memperhatikan aturan ini, semua wanita kecuali anak-anak di bawah umur harus menutup dadanya paling sedikit dengan kemban. Nah, wanita-wanita awis krambil! Kalian sudah dengar peraturan ini. Ambil kemban dan pakailah!”

Buku ini sangat menarik karena sang penulis menunjukkan sebuah evolusi budaya Jawa pada zaman dahulu, yang konon wanita-wanita memang tidak menutupi dadanya hingga masuknya ajaran Islam merubah hal tersebut.

Untuk yang menyukai buku novel bertemakan fiksi sejarah, maka Arus Balik karya Pramoedya ini dapat menjadi literatur yang wajib dibaca. Selain itu, buku ini menyajikan sebuah kisah yang sangat relate dengan sejarah kerajaan Indonesia. Buku ini juga sangat mudah dipahami dalam segi penulisan yang lebih kekinian dari antara karya-karya Pramoedya seperti Tertralogi Buru dan Arok Dedes.

Sayangnya buku ini memiliki jumlah halaman yang cukup banyak sehingga bagi yang tidak menyukai buku yang tebal pasti akan merasa malas untuk membaca hingga akhir.

Arus Balik merupakan kisah tanah air bangsa Indonesia yang dulunya menguasai nusantara dan mancanegara. Kisah tentang arus angin dan arus air yang berbalik. Buku ini mengajarkan untuk mempertahakan jiwa nasionalisme kita, mencintai bangsa kita dengan segenap jiwa raga.

Setelah membaca buku ini timbul pertanyaan dalam benak: “Masih dapatkah arus balik membalik lagi?”Gimana menurut Sobat Suara USU?

Redaktur: Taty Kristina

 


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Mengkaji Kehidupan Manusia di Zaman Purba dalam Buku “SAPIENS”

redaksi

The Things You Can See Only When You Slow Down, Tetap Tenang di Tengah Dunia yang Serba Cepat

redaksi

Buku Rich Dad Poor Dad: Bantah Mitos “Anda Perlu Penghasilan yang Tinggi Supaya Kaya”

redaksi