Pandangan Mahasiswa Terkait Peran yang Harus Dilakukan Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Oleh: Miranda Friskila Manullang/Carlos Rafael Tarigan/Syahra Zalita Andari/Devi Febriani/Versi Cahyani Gea/Glory Friendlys Rezeki Purba/Dinda Khalisah

Suara USU, Medan. Telah dilakukan mini riset tentang peran mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan pada bulan September sampai Oktober 2024. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan dan kaitan mahasiswa terhadap persatuan dan kesatuan tersebut. Penelitian mini riset ini dilakukan di universitas Sumatera Utara dan Politeknik Negeri Medan. Selain itu kami juga mengambil data berupa Google Drive dengan beberapa partisipan, juga melakukan wawancara terhadap mahasiswa dan mahasiswi yang direkam melalui video dan voice over. Berdasarkan hasil mini riset yang terlihat peran mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan sangatlah besar di mana mahasiswa dan mahasiswi menjadi tonggak agar tidak terjadinya perpecahan di masa yang akan datang. Faktor yang mendorong mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan adalah banyaknya keberagaman sara yang harus dijaga agar tidak terjadi perpecahan. Dengan melakukan mini riset ini, maka telah diperoleh banyak respon yang positif terhadap mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia.

Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak sekali keragaman, karena keragaman itulah Indonesia memiliki sejarah kelam yaitu pernah dijajah oleh bangsa bangsa Eropa. Dahulu bangsa Eropa dengan mudah menjajah Indonesia karena bangsa Indonesia yang beragam ini masih hidup secara sendiri sendiri dan tidak mengetahui tentang pentingnya persatuan dan kesatuan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Soepomo, persatuan merupakan salah satu prinsip dasar negara yang harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sedangkan kesatuan dalam negara adalah prinsip yang menyatakan bahwa negara merupakan satu kesatuan yang integral dari semua unsur yang menyusunnya. Artinya Persatuan dan Kesatuan adalah unsur penting yang bahkan sudah menjadi pokok pikiran bagi para pendiri bangsa terdahulu. Gagasan dari pendiri bangsa ini haruslah terus kita pegang teguh agar bangsa Indonesia tidak lagi terpecah belah dan bisa dijajah seperti dahulu, oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat harus mengambil peran dalam menjalankannya, terkhususnya mahasiswa sebagai insan terdidik.

Persatuan tersebut tertuang dalam sila ke-3 yang berbunyi, “Persatuan Indonesia” yang mengandung banyak makna. Untuk menciptakan persatuan itu salah satunya melalui peran Mahasiswa sebagai pemuda generasi penerus bangsa yang senantiasa di didik dan dilatih dengan pengajaran formal di sebuah instansi atau lembaga pendidikan.

Sebagai mahasiswa haruslah berpegang teguh dengan cara memahami serta merealisasikan beberapa prinsip dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita, yaitu Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut yaitu :

1.     Prinsip Bhineka Tunggal Ika. Mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.

2.     Prinsip Nasionalisme Indonesia. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Menurut Notonegoro (dalam Kaelan, 2009 : 187) Prinsip-prinsip Nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun dalam kesatuan majemuk tunggal yaitu adanya kesatuan sejarah, kesatuan nasib, kesatuan kebudayaan, ke satuan wilayah, dan kesatuan asas kerohanian.

3.     Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab. Setiap insan adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai manusia tentunya memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.

4.     Prinsip Wawasan Nusantara. Dengan wawasan nusantara, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.

5.     Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi. Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Dalam kelima prinsip tersebut tentunya dapat membangun kualitas sikap mahasiswa serta menyadarkan betapa pentingnya kontribusi mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang dimana hal tersebut dilakukan dengan mengamalkan beberapa nilai berikut :

1.     Mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah NKRI

2.     Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika

3.     Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif

4.     Toleransi

5.     Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia

6.     Menerapkan rasa kekeluargaan

7.     Musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan

8.     Bersikap adil

Adapun dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, mahasiswa tentunya memiliki tantangan serta ancaman baik internal maupun eksternal yang harus dihadapi.

Secara Internal :

1.     Keragaman Masyarakat Indonesia

2.     Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Masyarakat

3.     Meningkatnya Kasus Kriminalitas dan Narkoba

4.     Meningkatnya Paham Etnosentrisme dan Radikalisme

5.     Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran Masyarakat Mencintai Budaya Sendiri

6.     Munculnya Ideologi-ideologi Separatisme

7.     Adanya Hoax yang tidak difilter secara baik

Secara Eksternal :

1.     Adanya Campur Tangan Negara Asing dalam Menyelesaikan Masalah Internal Negara

2.     Masuknya Budaya Asing yang tidak dapat difilter

3.     Pelanggaran Wilayah yang Dilakukan oleh Negara-negara Tetangga

4.     Adanya Gangguan Keamanan Kemaritiman dan Dirgantaraan yang Dilakukan oleh Negara Lain

5.     Pengaruh Globalisasi Mempermudah Aksesnya Perkembangan Budaya Asing

Adanya tantangan serta ancaman harus kita hiraukan dalam tolak ukur menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa harus senantiasa berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan berbangsa maupun bernegara.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa atau agent of change sudah layaknya kita menjaga kerukunan antar warga dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mengingat masyarakat bangsa Indonesia yang muktikultural dalam berbagai suku, ras,agama, bangsa, dan budaya. Hal yang dapat kita lakukan yaitu memulai dengan hal yang sederhana seperti melakukan upacara atau apel pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu wajib lainnya, merayakan peringatan Nasional seperti Kemerdekaan Indonesia, ikut serta dalam menyuarakan pendapat masyarakat melalui demonstrasi positif, dan lain sebagainya. Untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut tentunya harus dilandaskan dengan menanam sikap kepada tiap individu agar tidak terjadi perpecahan masyarakat akibat konflik yang ada. Sikap-sikap yang harus ditanam yaitu sikap bela negara, cinta tanah air, toleransi kepada orang lain, menerapkan rasa kekeluargaan dan gotong royong, dan lain sebagainya.

Maka dari itu untuk menghadapi tiap tantangan yang dapat membuat bangsa kita terpecah belah, harus ada sikap kesadaran tiap diri mahasiswa. Dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan mahasiswa perlu diidentifikasi seberapa besar kontribusi mahasiswa tersebut. Apakah mahasiswa bangsa Indonesia sudah layak dikatakan sebagai mahasiswa yang ikut andil dalam menjaga persatuan dan kesatuan ataupun sebaliknya  terkait seberapa pengaruhnya kontribusi mahasiswa saat ini dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia. Oleh karena itu mari sama-sama berkontribusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita, yaitu bangsa Indonesia.

Artikel ini adalah publikasi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan Dosen Pengampu Onan Marakali Siregar, S.Sos., M.Si.

Redaktur: Khalda Mahirah Panggabean