Penulis: Zahra Zaina Rusty
Suara USU, Medan. Liburan semester adalah waktu yang tepat untuk melepas penat dan menikmati tontonan berkualitas, dan salah satu pilihan yang direkomendasikan adalah serial Jepang terbaru yang ditayangkan oleh Netflix, yaitu “Pending Train”. Serial berjumlah 10 episode dengan Yuki Yamada, Eiji Akaso, dan Moka Kamishiraishi sebagai pemeran utama. Serial ini tidak hanya menawarkan intrik dan misteri yang memukau, tetapi juga menyuguhkan pengalaman emosional yang tak terlupakan.
Kisah dimulai dengan suatu kejadian tak terduga saat gerbong kereta dengan 67 penumpang terseret ke masa depan yang penuh dengan kehancuran. Tahun 2060 menjadi saksi bagi para penumpang yang harus berjuang untuk bertahan hidup, di tengah-tengah reruntuhan Jepang yang diakibatkan oleh hujan meteor pada tahun 2026. Sebuah perjalanan yang melibatkan Yuto Shirahama (Eiji Akaso), seorang petugas pemadam kebakaran berhati penuh semangat, Sae Hatano (Moka Kamishiraishi), seorang guru SMA yang tidak pernah putus asa dan Naoya Kayashima (Yuki Yamada), seorang ahli potong rambut dengan sifat tsundere yang unik.
Dengan usaha bersama ketiganya, penumpang gerbong lima perlahan mulai bersatu untuk membangun kehidupan baru di masa depan yang tak terduga. Mereka tak hanya berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk menemukan cara kembali ke masa lalu dan bertemu kembali dengan keluarga mereka.
Namun, perjalanan mereka tidaklah mulus. Saat menemui gerbong enam yang terdampar di dekat mereka, konflik pun tak terhindarkan. Pemimpin gerbong enam membawa ketegangan dan ancaman terhadap harmoni yang telah dibangun penumpang gerbong lima. Meski demikian, semangat untuk mencari jalan pulang tetap menyala di hati mereka.
Ketika sebuah serangan misterius mengguncang penumpang gerbong lima, ketidakpastian dan kekhawatiran menyebar di antara mereka. Keberanian dan tekad untuk bertahan hidup muncul sebagai tema utama, sementara persatuan dan kebersamaan menjadi kunci kesuksesan mereka dalam menghadapi tantangan yang tak terduga.
Saat akhirnya sebuah lobang teleportasi terbuka, penumpang gerbong lima menyadari bahwa ada harapan untuk kembali ke masa lalu. Namun, perjalanan mereka tidak berakhir di sana. Ketika mereka kembali, bukan ke tahun 2023 seperti yang diharapkan, tetapi terlempar ke tahun 2026, beberapa bulan sebelum bencana hujan meteor.
Dengan tekad yang kuat untuk mencegah malapetaka yang akan datang, penumpang gerbong lima berusaha memberikan peringatan kepada masyarakat. Namun, respon yang mereka terima tidak sebanding dengan risiko yang mereka hadapi. Bahkan, sebagian besar masyarakat, polisi, dan pemerintah menganggapnya sebagai omong kosong.
Meskipun begitu, beberapa penumpang gerbong lima yang masih percaya pada bahaya mendatang memutuskan untuk tetap di Jepang dan melibatkan orang-orang terkasih mereka dalam perjuangan ini. Namun, seiring waktu, semangat untuk melawan mulai meredup, dan jumlah penumpang yang bertahan semakin berkurang.
Namun, di tengah putus asa itu, sekelompok kecil penumpang yang masih memegang teguh misi mereka memutuskan untuk bermigrasi ke tempat yang lebih aman, mengajak serta orang-orang terkasih dalam perjalanan mereka. Tetapi, pilihan ini tidak berlaku untuk Yuto Shirahama dan Naoya Kayashima. Meski diberi kesempatan untuk kembali, Shirahama dengan tegas menolak meninggalkan tanah kelahirannya, mengikuti panggilan hatinya sebagai seorang pemadam kebakaran yang berkomitmen untuk selalu berada di sisi masyarakat.
Sementara itu, Naoya Kayashima memilih untuk tetap setia mendampingi Shirahama. Terinspirasi dan didukung oleh sahabatnya itu, Kayashima menemukan alasan mendalam untuk melangkah maju dan bertahan di masa depan yang sebelumnya dianggapnya tak memiliki apa-apa untuk dikejar. Kedua pria ini tak hanya sekadar menjadi pilar kekuatan satu sama lain, tetapi juga menggambarkan betapa kebersamaan dan tekad bisa menjadi sinar terang yang membimbing mereka melalui liku-liku sulit hidup.
Dengan demikian, serial “Pending Train” di Netflix bukan hanya memberikan pengalaman tontonan yang mendebarkan, tetapi juga memaparkan nilai-nilai kebersamaan, keberanian, dan tekad dalam menghadapi masa sulit. Sebagai rekomendasi tontonan yang tak hanya menghibur tetapi juga memberikan inspirasi, “Pending Train” dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengisi waktu libur semester Anda. Menyelami petualangan seru ini, Anda akan dibawa pada perjalanan yang tak terlupakan dan penuh makna, memperkuat rasa persaudaraan dan semangat hidup.
Redaktur: Taty Kristina
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.