Oleh: Salsa Ghina/ Indah Yulinda Lubis
Suara USU, Medan. Pembelajaran jarak jauh resmi diberlakukan terhadap kampus serta sarana pendidikan lain ketika pandemi covid-19 melanda Indonesia, tak terkecuali Universitas Sumatera Utara (USU). Rektor saat itu menetapkan sistem daring untuk kegiatan perkuliahan sampai waktu yang belum ditentukan.
Masa transisi menjadi serba online tersebut tentu memberi dampak yang tidak bisa disepelekan. Berbagai lapisan pegiat aktivitas kampus pasti merasakan pengaruh besar di kesehariannya, dari dosen hingga petugas kebersihan. Salah satunya adalah pemasok tahu bakso atau yang biasa disebut taiso.
Muhammad Razak yang akrab disapa Razak, sehari-hari memproduksi dan mendistribusikan taiso untuk danusan kampus. Ia menyampaikan sedikit curahan hatinya selama pandemi yang menjadi sebab terputusnya sebagian besar permintaan taiso oleh mahasiswa.
āJauh kali pun turunnya (penjualan), sekitar 80 persenan lahā, ungkapnya.
Ia mengaku tidak banyak pesanan datang seperti biasa. Hanya mahasiswa semester akhir dan orderan pribadi melalui telepon yang masih kerap membeli.Ā Melihat pasarnya semakin sempit, Razak pun tidak berpikir untuk berjualan di lokasi lain. Dibanding merugi, ia lebih memilih untuk alih profesi menjadi sopir ojek online.
Mahasiswa sebagai tempatnya meraup pundi Rupiah tidak lagi bisa ia harapkan. āMereka sudah pada pulang kampung. Ada yang mungkin lupa bayar, lupa mulangin kotak-kotaknya. Tapi, ya, sudah saya ikhlaskan,ā lanjutnya.
Ia berharap agar semua hal terkait pandemi segera selesai dan kegiatan perekonomian pulih seperti sediakala. Tak lupa, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pelanggan yang selama ini sudah setia membeli dagangannya.
āTerima kasih, lah, buat anak-anak itu yang mau kerjasama dengan bapak. Karena melalui mahasiswa ekonomi kita bisa berjalan walaupun untuk saat ini, ya, ginilah kondisinya kan memang bukan disengaja,ā tutupnya.
Redaktur: Yessica Irene
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.