SUARA USU
Kabar Kampus

Adakan Webinar, MASADEPANT USU Bahas Teknik Menjadi Influencer Budaya

Oleh: Theresa Hana Karen Sidebang

Saya sebagai ketua panitia yang juga wakil ketua masadepant kegiatan ini dapat dirasakan manfaatnya,ini merupakan kegiatan yang sangat positif selain menamnbah ilmu dan wawasan juga dapat menjalin silahturahmi dengan dosen dan alumni. Ini merupakan edisi pertama webinar yang diselenggarakan oleh hmd masadepant fisip usu kedepannya,semoga edisi seterusnya dapat semakin baik dan menginsiprasi kita terima kasih kepada Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) yang telah mensupporrt webinar ini hingga terselenggara dengan baik,” ungkap Hadi Prasetyo, Wakil Ketua MASADEPANT kepada Suara USU.

Suara USU, Medan. MASADEPANT (Mahasiswa Departemen Antropologi) yang merupakan himpunan mahasiswa antropologi USU mengadakan webinar seri pertama dengan  judul “Teknik Menjadi Influencer Budaya” pada Rabu (20/07/2021).

Webinar ini membahas bagaimana seorang influencer membawa perbincangan budaya di dunia virtual. Teknik seorang penggiat budaya mengkombinasikan kecanggihan teknologi dan ilmu antropologi untuk dipublikasikan di media.

Pembicara dalam webinar seri pertama ini ada Drs. Lister Berutu, MA seorang dosen antropologi sekaligus influencer budaya dan Ibnu Avena Matondang yang merukan alumni antropologi USU. Webinar dihadiri oleh akademisi antropologi USU, alumni antropologi USU dan  mahasiswa antropologi USU.

Materi pertama dibawakan oleh Drs. Lister Berutu, MA dengan pembahasan tentang digitalisasi yang membawa usaha setiap pelaku budaya untuk bisa menadi influencer budaya. Beliau menyampaikan melalui era komunikasi yang canggih ini  sangat disayangkan antropolog tidak menjadi influencer ketika kajian antropologi sangat ideal untuk dipublikasikan.

Hal sederhana yang dilakukan  dosen antropologi  yaitu membuat perbicangan budaya di group Facebook dan membuat channel Youtube, Beliau membuat channel Youtube berisi budaya Pak-Pak. Melalui channelnya beliau juga bisa menjadi wirausaha dengan menjual produk yang dipublikasikan pada channel miliknya. Hal itu memberikan fakta bahwa  budaya jadi produk berdampak sosial ekonomi melalui influencer, orang mengetahui budaya dan produk diperjualbelikan melalui teknologi.

Pembahasan ini sangat relevan karena di era digitalisasi ini, mahasiswa perlu tahu berbagai peluang mengembangkan ilmu antropologi yang dimudahkan teknologi. Peluang yag juga bisa menghasilkan keuntungan ekonomi.

Kemudian, pada sesi kedua webinar ini diisi oleh Ibnu Avena Matondang. Ia membawakan pembahasan Teknik praktis menjadi influencer budaya. Menjadi influencer budaya memerlukan kemampuan adaptasi, kemampuan ilmu antropologi dan kemampuan interaksi secara virtual.

Pembacaan digital yang pesat, influencer budaya harus memhami pola baca yang awalnya realita melalui majalah/koran menjadi virtual. Memoles konten menjadi menarik. Praktiknya adalah memilih sosial media digunakan lalu tema dan wacana harus fokus pada topik yang relevan dan berguna bagi pembaca. Hal itu perlu memperhatikan umur dan gender pembaca agar dapat diterima dengan baik.

Hal menarik lain yang disampaikan Ibnu adalah seorang influencer budaya harus mawas diri untuk tidak mengeksploitasi budaya dan harus bisa melawan hoax tentang budaya. Influencer budaya harus tahu batasan publikasi budaya yang diizinkan oleh undang-undang juga oleh masyarakat budaya itu sendiri.

Maraknya hoax di era ini, influencer budaya harus bisa melawan buzzer yang membuat fakta bohong tentang budaya. Juga Ibnu mengingatkan kepapa lulusan antropologi jika perjalanan dalam isu advokasi, jarang antropolog meneriakan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat. Menyadari masalah itu, menjadi influencer budaya yang berwawasan ilmu antropologi diharapkan bisa melakukan hal tersebut.

“Webinar dapat dirasakan dampaknya sangat luas dan dikenal oleh banyak orang, tidak hanya Civitas akademik USU saja. Namun juga khalayak umum, meskipun saat ini yang berhadir disini tidak hanya dari usu saja dan dapat mengenalkan antropologi secara luas,” pungkas Tyo.

 

Redaktur: Muhammad Fadhlan Amri

Related posts

Pasca-PKKMB di USU Mencuat, Diduga Ada Keracunan Makanan atau Reaksi Nasi Basi

redaksi

Terpilih Jadi Ketua Baru IMIP USU, Ini Target Utama Christoper

redaksi

Dihadiri Lebih dari 350 Peserta, Google I/O Extended Medan 2023 Hadir di USU

redaksi