SUARA USU
Kabar Kampus

Apa Itu Pekerja Sosial? Ini Kata Ketua IMIKS USU

Oleh : Adiesti Rochma Yulian

Suara USU, MEDAN. Hari Pekerjaan Sosial Sedunia 2021 telah diperingati pada 16 Maret lalu dengan mengusung tema Ubuntu: I Am because We Are: Strengthening Social Solidarity and Global Connectedness.

Tema tersebut berasal dari konsultasi ekstensif dalam International Federation of Social Workers (IFSW). Di saat politik global telah mundur ke dalam nasionalisme, Ubuntu adalah pesan yang kuat tentang perlunya solidaritas di semua tingkatan: di dalam komunitas, masyarakat dan secara global.

Ini adalah pesan bahwa semua orang saling berhubungan dan bahwa masa depan kita bergantung pada pengakuan keterlibatan semua orang dalam bersama-sama membangun masa depan yang berkelanjutan dan adil secara sosial

Pekerja sosial adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial, dan kepedulian dalam pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman praktek pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial.

Sebagai suatu profesi kemanusiaan, pekerjaan sosial memiliki paradigma yang memandang bahwa usaha kesejahteraan sosial merupakan instusi strategis bagi keberhasilan pembangunan.

Seseorang pekerja sosial berperan penting dalam kesejahteraan sosial masyarakat dan bertugas  untuk memfasilitasi kesenjangan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dihadapi penerima pelayanan, juga bertugas untuk melakukan evaluasi dan monitoring terhadap berbagai indikator capaian program bimbingan spiritual.

Mufti Irhamsyah, ketua Ikatan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial (IMIKS) USU menerangkan bagaimana pekerja sosial menurutnya.

“Secara khusus mungkin bagi saya, tujuan pekerjaan sosial adalah untuk meningkatkan keberfungsian sosial anggota masyarakat yang mengalami masalah, sehingga mereka mampu mengatasi masalahnya sendiri (selfhelp services), membantu adaptasi sosial, dan melakukan perubahan sosial di lingkungannya agar sumber daya yang ada dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,” ucapnya.

“Karena pada dasarnya pekerja sosial memberikan layanan kepada semua kelompok umur, mulai dari anak yang baru lahir sampai orang tua renta. Mereka membantu semua orang dengan pengalamannya untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapinya, seperti misalnya, gelandangan, masalah rumah tangga, kekerasan terhadap anak, stres dalam pekerjaan, dan lain sebagainya. Namun, sesungguhnya ruang lingkup dari pekerjaan sosial lebih luas dari apa yang telah diberikan terhadap individu, keluarga, atau mungkin kelompok kecil dan masyarakat,” lanjutnya.

Mufti juga berpendapat untuk penting sebagai mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial yang notabene juga calon pekerja sosial terus meningkatkan diri dan informasi.

“Cara terbaik dengan membenahi diri, selalu meng-update pengetahuan, keterampilan, nilai yang berkembang di kehidupan masyarakat modern, kita semua yakin pekerja sosial terus dibutuhkan keberadaan dan kehadirannya di tengah masyarakat modern apalagi disituasi pandemi covid 19 ini seperti tagline kita pada WSWD kemarin. Saya karena kita, memperkuat solidaritas sosial dan keterhubungan global,” pungkasnya pada Suara USU.

Redaktur : Yulia Putri Hadi

 

Related posts

GeLiSah (GenBI Peduli Sampah), Tingkatkan Kepedulian Masyarakat Terhadap Sampah

redaksi

Angkat Tema Vaksin di Tengah Pandemi, Communication Battle Kembali Digelar!

redaksi

UTS Daring Bikin Pusing !!

redaksi