SUARA USU
Kabar Kampus

Desas Desus Politik Pemira FIB, Solidaritas di Lingkungan FIB Menjadi Kunci Penting Suksesnya Pesta Demokrasi Mahasiswa

Oleh : Virgi Simamora

Suara USU, Medan. Pemilihan Mahasiswa Raya (PEMIRA) FIB ibarat pesta demokrasi yang terjadi di lingkar Fakultas Ilmu Budaya. Di mana melibatkan mahasiswa FIB yang turut berpartisipasi di dalamnya. Pemira FIB sendiri merupakan kegiatan politik mahasiswa yang biasanya ditujukan untuk memilih pemimpin FIB salah satunya Gubernur Fakultas.

Belakangan ini Pemira di FIB sedang ramai diperbincangkan, hal ini disebabkan pesta demokrasi ini akan segera diselenggarakan pada (29/05). Dalam situasi pemira negatif tentunya ketua KPU dan anggota panitia lainnya memiliki banyak sekali kesulitan dan tantangan, ditambah dengan banyaknya isu yang terjadi dengan tujuan politik yang kepentingan di lingkungan FIB.

menunjukkan isu negatif yang beredar tersebut, ketua KPU FIB Boy Andreas Julius mengungkapkan kepercayaan dirinya dalam menghadapi serangan isu negatif yang beredar, “kesulitan yang kami rasakan dalam politik di FIB ini cukup tinggi, butuh ketelitian dan kompetensi yang tinggi dalam menjalankannya. Belum lagi kami kesulitan tentang dana karena para dekanat mengatakan bahwasannya kami harus mendahulukan dana terlebih dahulu,” tutur boy ketua KPU Permira FIB.

Politik dalam lingkup mahasiswa tentu bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, banyaknya permainan dan isu politik yang dikenakan di dalamnya. Hal ini juga dirasakan oleh pasangan calon gubernur FIB yang cukup banyak mengalami kesulitan dan tantangan tersendiri dalam menyambut permira ini yaitu Muhamad Fahrurrozy Efrial dan Muhammad Reza Herdiansyah.

Di bawah naungan organisasi KAM (Kelompok As Mahasiswa) FIB USU pasangan calon yang telah mendapat verifikasi sebagai calon dan wakil gubernur FIB USU tentu saja menghadapi tantangan dan kesulitan sebelumnya, “tan memilikitangan dalam sebelum pemira ini cukup banyak menarik perhatian teman-teman di FIB dalam mengembangkan tugas-tugas Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) di FIB. Sebagai arsitektur yang memiliki banyak sekali HMJ dan peningkatan kekuatan ini, tantangan terberat saya adalah solidaritas lebih lagi dalam kekeluargaan FIB di tengah isu dan konflik politik yang ada nantinya di situasi pandemi, tutur rozy sebagai calon gubernur FIB.

Persaingan antar politik di pemira FIB memang selalu menyenangkan, apalagi dengan banyaknya HMJ di 2 Arsitektur ini yang membuat berbagai pandangan serta tanggapan baru yang terus bermunculan. Apalagi persaingan antar KAM yang ingin mencalonkan para anggotanya untuk maju menjadi pemimpin persaingan membuat persaingan ini semakin ketat.

Namun kekeluargaan yang erat di FIB dalam menghadapi beberapa isu dan konflik dengan rasa kekeluargaan dan solidaritas yang dari dulu hingga saat ini tak pernah luntur dapat menjadi senjata yang kuat untuk memperlancar pesta demokrasi mahasiswa di FIB tahun ini.

Berbagai strategi politik yang sedang digencarkan, serta isu-isu negatif yang bermunculan saat tantangan yang harus dihadapi serta diselesaikan oleh calon gubernur dan wakil gubernur.

Anggota KPU yang dalam hal ini menjadi penyelenggara pemira diharapkan tidak memihak serta bersikap adil dalam mempersiapkan serta mensukseskan pesta demokrasi mahasiswa di FIB tahun ini.

Redaktur: Yessica Irene


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Kuliah Full Luring, Apakah E-learning Masih Digunakan?

redaksi

LKBH FH USU Adakan Online Training Series II “Pelatihan Pembuatan Legal Memorandum”

redaksi

Perayaan Dies Natalis ke-33 UKM KMK St. Albertus Magnus USU

redaksi