Suara USU, MEDAN. Mungkin bagi beberapa orang, bermain musik adalah hal yang biasa dan terbilang mudah untuk dipahami asal memiliki niat dan alat yang dibutuhkan. Semisal ingin pandai dalam memainkan gitar, kamu harus punya alatnya terlebih dahulu yaitu gitar itu sendiri. Demikian dengan kemauan lain selain bermain gitar, alat/properti merupakan hal yang utama dalam proses belajar alat musik, terlepas dari apakah alat musik itu milik pribadi atau pinjaman dari teman.
Setelah mempunyai alat masuk yang ingin kamu kuasai, tahap selanjutnya adalah menemukan cara agar bisa menguasai alat musik tersebut yaitu dengan mencari mentor/guru. Mentor/guru dapat berupa teman, guru les musik, tutorial video dan gambar. Setelah menemukan mentor yang tepat bagi mu, tahap selanjutnya adalah berlatih dan terus berlatih, asah kemampuanmu, sehingga setap harinya skill mu akan semakin mantap. Tentu proses latihan ini akan memakan banyak waktu, namun jika tekun berlatih maka akan dipastikan kamu akan mahir.
Dari semua hal diatas, bagaimana jika seseorang sudah memiliki niat tetapi tidak memiliki alat musik yang ingin dia kuasai?
Seperti dalam kasus ini anak-anak di panti asuhan. Bertahan hidup dengan keadaan ekonomi yang pas pasan, para pengasuh panti asuhan tetap berusaha memenuhi kebutuhan dari anak anak panti.
Mereka yang tinggal di panti asuhan tetaplah sama dengan anak-anak yang tinggal bersama dengan orang tuanya. Mereka yang tinggal di panti juga memiliki keinginan atau bakat yang ingin mereka asah dan kuasai, namun dalam beberapa keadaan semua itu tidak dapat terpenuhi karena terbatasnya dana yang dimiliki oleh pihak panti asuhan.
Namun hal tersebut tidak menjadi alasan bagi anak-anak di Panti Asuhan Simpang Tiga Medan yang beralamat di Jalan Danau Toba, nomor 28 Medan. Tetap dengan keadaan ekonomi yang terbatas, tidak membuat anak anak panti patah semangat, terkhususnya beberapa anak laki-laki yang dalam hal ini mereka adlah klient Penulis. Narodo, Henokh, Aritus, Marvele, mereka merupakan anak-anak yang berbakat terutama dalam bidang musik dan vokal.
Narodo mahir dalam bermain beberapa alat musik seperti, Keyboard/Piano, Gitar, Cajon, dan Saxophone, ia merupakan siswa di sekolah menengah kejuruan negeri 11 di Medan dan mengambil bagian Saxophone.
Henokh mahir dalam bermain Gitar dan Bass, dia aktif dalam pelayanan di gereja sebagai pemusik. Aritus mahir dalam bermain Gitar, namun ia lebih condong ke hobinya yang lain yaitu bermain futsal. Beberapa waktu yang lalu ia baru saja pulang dari Malaysia untuk bertanding futsal di sana. Marvele mahir dalam bermain Cajon, dan memiliki vokal yang bagus.
Sebuah kisah dari mereka, dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang mendukung, beberapa dari mereka pernah bekerja sebagai guru musik dan upahnya digunakan untuk membeli peralatan musik, seperti gitar dan cajon. Dari hasil keringat dan usaha mereka, Bapak asuh pun tersentuh dan membelikan keyboard dari hasil sumbangan donatur. Kini di panti sudah tersedia Keyboard, Gitar, Cajon, hal ini baik guna mendukung perkembangan bakat mereka.
Dibalik itu semua, mereka tetaplah anak remaja yang masih membutuhkan arahan dalam mencapai mimpi mereka, maka dari itulah Penulis hadir disana untuk memberikan beberapa masukan, arahan, saran, kepada mereka sebagai orang yang fasih dengan bidang keindahan pertunjukan musik.
Dengan tujuan agar mereka dapat memahami bahwa dalam sebuah pertunjukan musik, bukan hanya sekedar unjuk kebolehan dalam bermain musik tetapi dibutuhkan keserasian dan keselarasan.
Sesuai dengan pengertian musik menurut Aristoteles, musik adalah curahan kemampuan tenaga penggambaran yang berasal dari gerakan rasa dalam satu rentetan nada (melodi) yang memiliki irama.
Penulis: Todo Simbolon (190902049)
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.