Medan. Suara USU – Para Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) pada 1-5 November di Universitas Sumatera Utara, melakukan konsolidasi wilayah Sumbagut untuk membahas persoalan negeri khususnya wilayah Sumbagut.
Acara yang dihadri 19 BEM ini membahas persoalan yang sedang melanda negeri, salah satunya ialah persoalan proyek One Belt One Road (OBOR) pemerintah China-Indonesia yg salah satu proyek prioritasnya difokuskan ke Pelabuhan Kuala Tanjung.
Chairul Azhar Purba perwakilan dari PEMA USU menyampaikan bahwa proyek OBOR sebaiknya melewati kajian yang mendalam agar tidak menjadi polemik dikemudian hari
“Proyek OBOR yang digagas pemerintah China-Indonesia dengan segala kontroversinya, sebaiknya melewati kajian yg lebih mendalam mengingat dampak ekonomi dan kerugian negara yang dapat saja terjadi akibat proyek kerjasama ini.” Ujar Chairul.
Proyek OBOR merupakan program yang diinisiasi Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu. Program ini bertujuan membangun infrastruktur darat, laut, dan udara secara besar-besaran untuk meningkatkan dan memperbaiki jalur perdagangan dan ekonomi antar negara di Asia dan sekitarnya. Tetapi, MoU proyek-proyek OBOR masih dihantui kecurigaan banyak pengamat akan jebakan utang.
Sementara, Ketua Panitia M.Reza Hutasuhut menyamaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum bagi para mahasiswa khususnya wilayah Sumbagut untuk semakin peduli dan kritis terhadap persoalan negeri.
” Konsolidasi kali ini yg juga bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda ini menjadi momen pemersatu mahasiswa dan kampus kampus yg ada di sumbagut untuk kritis terhadap permasalahan negeri. ” ujar Reza saat diwawancarai reporter Suara USU.
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.