Penulis : Lidya Elisabeth/ Reihan Amelia Putri/ Mutiara Defina/ Joice Anggi/ Ariel Angel Sinaga
Suara USU, Medan. Museum Negeri Sumatera Utara sebagai salah satu lembaga pelestarian budaya yang penting, saat ini menghadapi tantangan berat dalam hal kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang sastra, sejarah, dan konservasi bahan bersejarah, terutama yang berbahan kertas.
Data menunjukkan bahwa museum ini memiliki koleksi yang kaya mulai dari era prasejarah hingga masa kini. Namun, kekurangan SDM yang kompeten dalam sastra dan sejarah, serta keterampilan khusus dalam perawatan koleksi, menjadi penghambat dalam pengelolaan dan penyajian koleksi kepada publik.
Teori manajemen sumber daya manusia menekankan pada pentingnya pengembangan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Pendekatan ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas SDM di museum, termasuk Museum Negeri Sumatera Utara. Dalam kasus Museum Negeri Sumatera Utara, teori motivasi dapat diterapkan untuk meningkatkan keterlibatan dan produktivitas karyawan. Selain itu, teori keadilan organisasi dapat membantu museum dalam menciptakan lingkungan kerja yang adil dan memotivasi karyawan untuk bertahan dan berkembang dalam organisasi.
Mengacu pada teori tersebut, museum dapat mengadakan program pelatihan untuk staf yang ada, serta bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk menciptakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan museum. Selain itu, penerapan manajemen pengetahuan dapat membantu dalam mempertahankan dan membagikan keahlian yang ada di dalam organisasi.
Pengembangan SDM yang terfokus pada keahlian sastra, sejarah, dan konservasi adalah kunci untuk mengatasi masalah kekurangan SDM di Museum Negeri Sumatera Utara. Dengan SDM yang lebih kompeten, museum dapat lebih efektif dalam menjalankan misinya sebagai pusat pelestarian dan pendidikan budaya.
Museum harus mengambil langkah proaktif untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik SDM dalam konteks museum, menyusun program pelatihan yang ditargetkan untuk mengembangkan keahlian yang dibutuhkan, membangun kemitraan dengan universitas dan lembaga pendidikan untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengembangan kurikulum, serta menerapkan strategi manajemen pengetahuan untuk memaksimalkan pemanfaatan keahlian internal.
Dengan strategi yang tepat, Museum Negeri Sumatera Utara dapat mengatasi tantangan SDM dan terus berkontribusi pada pelestarian warisan budaya yang tak ternilai ini.
Artikel ini merupakan publikasi tugas mata kuliah Pekerja Sosial Internasional dengan Dosen pengampu: Fajar Utama Ritonga, S.Sos., M.Kesos
Redaktur : Balqis Aurora
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.