Penulis: Syafira Sari Azzahra Putri Fadhillah
Suara USU, Medan. TikTok adalah platform video sosial yang sangat di gemari kalangan muda terutama Generasi Z atau Gen-Z. Indonesia turut menjadi negara dengan pengguna TikTok terbanyak di dunia, dengan total hampir 157,6 juta pengguna yang menggunakan platform video sosial yang populer ini. Alasan mengapa banyak pengguna dari aplikasi ini karena konten-konten dan video yang dihasilkan menarik dan juga update mengenai topik terkini. Fyp atau video yang ada di beranda TikTok memiliki daya tarik tersendiri yang bisa dirasakan oleh penonton setia di platform TikTok. Konten edukasi, hiburan, horor, story telling, hingga video random lainnya yang selalu ditampilkan membuat penggunanya selalu merasa candu untuk terus scrolling di TikTok.
Pandangan beberapa masyarakat mengenai platform ini cukup beragam, karena banyak video yang ditampilkan mengandung unsur positif dan juga tak lepas dari beragam macam video yang mengandung unsur negatif. Adapun fitur yang sekarang menjadi favorit dikalangan Gen-Z maupun milenial yaitu fitur posting ulang atau repost di TikTok, yang mana fitur ini memungkinkan penggunanya untuk membagikan video milik pengguna lain ke akunnya atau fitur yang memudahkan penggunanya untuk mengunggah ulang video milik orang lain. Fitur ini banyak digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau mood yang kerap kali sedang rasakan pengguna.
Puluhan video yang diposting ulang di akun tiap personal akan dapat dilihat oleh pengguna lain dan beberapa video yang di posting oleh akun tertentu akan lewat juga di beranda atau fyp teman yang saling mengikuti. Video yang banyak diposting ulang biasanya mengandung informasi sehingga terdapat nilai pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengguna yang telah melakukan postingan ulang di video TikTok.
Sebagai contoh, ketika seorang pengguna merasa sedih, mereka cenderung akan menemukan video di beranda TikTok yang sesuai dengan perasaan atau pengalaman yang sedang mereka alami, dan kemungkinan besar akan me-repost video tersebut sebagai cara untuk mengungkapkan emosi yang sedang dirasakannya. Video yang diposting ulang akan diberikan tanda sebagai postingan ulang, disertai dengan foto profil dan nama panggilan orang yang melakukan postingan ulang. Sehingga pengguna lain yang melihat postingan ulang dari akun tersebut memungkinkan akan memberikan respon terhadap akun yang melakukan postingan ulang tersebut.
Respon yang diberikan berupa like yang nantinya akan muncul di notifikasi pengguna yang memposting ulang video tersebut, bisa juga berupa komentar untuk menanyakan bagaimana keadaan pengguna tersebut terhadap video yang diposting ulang olehnya, dan juga pengguna lain tentu dapat melakukan postingan ulang serupa pada video yang sama yang telah direpost oleh pengguna lain sebelumnya, apabila isi postingan tersebut related atau sesuai dengan apa yang sedang dialami oleh orang tersebut.
Terlepas dari apa pun alasan seseorang untuk memposting ulang sebuah video di TikTok, hal tersebut sebaiknya dilakukan dengan tujuan yang jelas dan tetap mempertimbangkan jejak digital yang ditinggalkan. Jika situasi tertentu mendorong seseorang untuk melakukan posting ulang, orang lain dapat membentuk berbagai spekulasi tentang video atau foto yang posting ulang tersebut. Oleh karena itu, penting untuk lebih bijak dalam melakukannya agar di kemudian hari tindakan tersebut tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri dan tidak menimbulkan kerugian bagi siapa pun.
Redaktur: Khaira Nazira
Discover more from SUARA USU
Subscribe to get the latest posts to your email.