SUARA USU
Sosok

Presiden AIESEC, Anju Firtzwinata: Mimpi Tanpa Aksi Akan Berakhir Sia Sia

Reporter: Hanna Letare

Suara USU, Medan. Anju Fritzwinata atau yang akrab disapa Anju merupakan mahasiswa program studi S1 Arsitektur stambuk 19 yang kini menjabat sebagai local president atau ketua umum AIESEC yakni  organisasi kepemudaan internasional yang berfokus pada kepemimpinan khalayak muda. AIESEC memiliki visi yakni we strieve for peace and fulfillment of humankind potential atau dengan kata lain berjuang untuk perdamaian dan penggalian potensi manusia melalui praktik langsung dan tantangan yang sedang dihadapi oleh lingkungan. Organisasi ini dapat menjadi wadah bagi setiap anak muda untuk menggali potensi yang dimiliki.

Ketika diwawancarai kru suara USU pada Jum’at (9/6), Anju mengungkapkan bahwa dirinya merasa tertantang dan banyak mempelajari hal baru selama menjabat ketua umum AIESEC. Ia mengaku termotivasi untuk memberi impact pada orang sekitar, mewujudkan damai atau harmonisasi, melakukan perubahan, belajar mengenal diri lebih baik lagi, dan membantu orang- orang melalui AIESEC.

“Dulu aku hanya menjabat sebagai wakil presiden bagian SDM yang hanya belajar tentang bagaimana cara mengembangan potensi anggota sedangkan untuk saat ini aku sebagai pemegang akuntabilitas tertinggi yakni presiden mempelajari banyak hal dari berbagai bidang, seperti finansial organisasi, marketing, manajemen project, hubungan dengan eksternal,” ujar Anju.

Dalam masa kepemimpinannya, Anju memastikan program AIESEC berbasis sosial dapat berjalan dalam jangka waktu yang panjang dan tentunya berdampak positif bagi para pemuda, terutama mahasiswa USU. Melalui Program AIESEC, anak muda jadi memiliki kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam kegiatan seperti boot camp, volunteer, dan lain-lain.

Sikap kepemimpinan yang dimiliki Anju tidak terlepas dari peran orang tua dalam membentuk kepribadiannya. Anju juga mengaku memiliki role model di AIESEC yakni Elisha sebagai tim leader ketika ia masih menjadi new member. Dari Elisha, Anju belajar banyak hal seperti, pemikiran yang analitis dan strategi untuk produk ataupun departemen, bagaimana memberikan tantangan dan bersikap empati secara seimbang kepada member-member.

Tidak hanya menjalankan tanggung jawabnya sebagai AIESEC, Anju juga kerap mengeksplor minat dan bakatnya dengan mengikuti berbagai kompetisi individual yang sejalan dengan hobinya dalam bidang seni. Oleh karenanya, Ia sering mengikuti lomba menulis cerpen, puisi, dan sebagainya.

“Waktu itu adalah hal yang kita tidak bisa kontrol, karena waktu tidak bisa bertambah ataupun berkurang tetap 24 jam dalam sehari, tapi hal yang bisa kita manage untuk bisa memanfatkan waktu dengan baik itu adalah prioritas dan waktu kita termasuk energi, dan itu yang aku terapin selama aku mengerjakan tanggung jawab aku baik itu di AIESEC, kampus, kehidupan sehari-hari dan tanggung jawab lainnya diluar hal itu,” ungkap Anju.

Di akhir wawancara, Anju mengungkapkan harapannya untuk AIESEC agar dapat berkelanjutan dan relevan untuk bisa tetap memberi dampak dan perubahan positif pada lingkungan sekitar, masyarakat, pemuda terkhususnya mahasiswa USU sekecil apapun itu. Selain itu, AIESEC diharapkan dapat memberikan perubahan yang positif lewat berbagai program dan relevan dengan kebutuhan masyarakat pada saat ini serta dapat berkolaborasi dengan komunitas atau bahkan USU sendiri agar dapat bersama-sama bisa memberikan kebermanfaatan bagi orang banyak.

“Bermimpi itu boleh tapi jangan lupa seberapa pun tinggi mimpi namun tanpa aksi yang jelas,
mimpi itu juga akan sia-sia,” pungkas Anju.

Redaktur: Suranti Pratiwi


Discover more from SUARA USU

Subscribe to get the latest posts to your email.

Related posts

Annissa Kamila Sang Mawapres Utama USU

suarausu

Mengenang Sosok Bunda Teresa, Biarawati yang Mengabdikan Hidupnya Melayani Tuhan dan Sesama

redaksi

Mengenal Frans Kaisiepo, Sosok di Pecahan Uang Rupiah

redaksi