Prokrastinasi Akademik, Kenapa Kita Selalu Menunda Tugas?

Oleh: Jesika Yusnita Laoly

Suara USU, Medan. Prokrastinasi akademik adalah sesuatu yang hampir setiap pelajar atau mahasiswa pernah alami. Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan akademik ini sering kali muncul ketika tugas menumpuk, ujian mendekat, atau tenggat waktu semakin dekat. Alih-alih segera menyelesaikan tugas, kita justru tergoda untuk berselancar di media sosial, menonton film, atau bahkan bermain gim hingga lupa waktu.

Meskipun fenomena ini bukan hal baru di kalangan pelajar dan mahasiswa, pernahkah kita bertanya-tanya apa yang sebenarnya membuat kita tergoda untuk terus menunda pekerjaan? Mengapa kita kerap menunda-nunda, padahal kita tahu hal tersebut hanya akan menambah stres?

Pertama-tama, penting untuk kita pahami bahwa prokrastinasi tidak terjadi begitu saja. Banyak dari kita menunda-nunda tugas karena merasa kewalahan. Hal ini biasanya terjadi ketika kita dihadapkan dengan banyak tugas yang membuat kita bingung harus mulai dari mana. Misalnya, dalam satu minggu Kita memiliki tugas kuliah, proyek kelompok, ujian, presentasi, dan tugas-tugas lainnya di luar studi. Ketika jumlah tugas terasa begitu banyak, kita justru memilih untuk menunda karena merasa beban tersebut terlalu berat untuk dihadapi. Akhirnya, kita tidak mengerjakan apa-apa, yang pada akhirnya menyebabkan kecemasan pada diri kita sendiri.

Faktor lain yang memicu prokrastinasi adalah kurangnya motivasi. Terkadang, kita merasa bahwa tugas-tugas yang diberikan kurang relevan atau menarik. Misalnya, Kita harus menyelesaikan tugas dari mata kuliah yang tidak disukai. Hal ini menyebabkan kurangnya ketertarikan untuk mengerjakan tugas tersebut, yang pada akhirnya memunculkan rasa malas. Kita pun cenderung menunda-nunda sambil berharap motivasi akan datang dengan sendirinya. Namun, sayangnya, motivasi jarang datang jika kita tidak memaksa diri untuk memulai.

Selain itu, distraksi digital juga memperburuk prokrastinasi. Di era sekarang, rasanya hampir mustahil untuk fokus dalam waktu lama tanpa terganggu. Notifikasi Instagram, video TikTok yang tak ada habisnya, atau godaan untuk menonton serial di Netflix, semuanya membuat kita lupa waktu. Tugas yang sebenarnya bisa selesai dalam beberapa jam, justru tertunda hingga berhari-hari karena terus terganggu.

Perlu kita pahami bahwa prokrastinasi tidak hanya berdampak pada tugas yang tertunda, tetapi juga pada kesehatan mental. Stres akibat menunda-nunda, kecemasan karena waktu yang semakin habis, serta rasa bersalah karena belum mengerjakan apa pun, semuanya dapat menggerogoti kita dari dalam. Akibatnya, kita merasa kewalahan, kehilangan rasa percaya diri, dan terjebak dalam lingkaran prokrastinasi yang berulang.

sLalu, bagaimana cara kita mengatasi kebiasaan menunda ini? Langkah pertama yang paling penting adalah mulai saja dulu. Jangan berpikir terlalu jauh, cukup mulai dengan hal-hal kecil. Kita bisa menggunakan tips klasik seperti “membuat jadwal” atau “memecah tugas menjadi bagian-bagian kecil.” Meskipun terdengar klise, faktanya hal ini memang efektif. Kita bisa memulai dengan menyelesaikan tugas yang paling mudah terlebih dahulu. Pencapaian kecil ini akan memotivasi kita untuk melanjutkan tugas yang lebih besar.

Ingat, kita tidak harus menyelesaikan semuanya sekaligus. Jika tugas terasa terlalu berat, coba pecah menjadi beberapa bagian kecil yang bisa dikerjakan secara bertahap. Dengan cara ini, tugas besar pun terasa lebih ringan dan bisa diselesaikan secara konsisten.

Selain itu, atur ekspektasi pada diri sendiri. Jangan terlalu berambisi untuk mencapai kesempurnaan, karena ketakutan akan kegagalan sering kali membuat kita enggan memulai sama sekali. Mengelola distraksi juga penting. Cobalah untuk menetapkan waktu khusus di mana kita bisa fokus penuh, misalnya selama 25-30 menit tanpa membuka ponsel atau aplikasi lain. Setelah itu, beri diri sendiri waktu istirahat sebagai hadiah. Teknik ini dikenal sebagai Pomodoro Technique, dan terbukti cukup efektif dalam meningkatkan produktivitas tanpa membuat kita kelelahan.

Terakhir, jangan ragu untuk mencari bantuan. Jika merasa terlalu terbebani, tidak ada salahnya berbicara dengan teman atau meminta bimbingan dari dosen atau konselor kampus. Terkadang, hanya dengan meluapkan kekhawatiran, kita bisa melihat solusi yang sebelumnya tidak terlihat.

Pada akhirnya, prokrastinasi memang menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa yang sulit dihindari. Namun, meskipun prokrastinasi sering kali datang tanpa diundang, bukan berarti kita tidak bisa melawannya. Intinya, jangan menunggu motivasi datang baru memulai pekerjaan. Justru, dengan mulai bergerak, motivasi akan muncul dengan sendirinya. Jadi, jika ada tugas yang sudah dekat tenggat waktunya, cobalah untuk memulainya sekarang juga. Tidak perlu menunggu inspirasi, yang penting adalah mulai bergerak!

Redaktur: Afrahul Fadhillah Parinduri